Sekitar jam satu siang lia dan rasya berpamitan ke prilly pulang, karena rasya ada acara keluarga. Otomatis lia juga pulang karena dia tadi dijemput rasya. Kini hanya ada prilly sendiri di ruang inapnya. Bosan karena ngak ada temannya prilly berniat menyalakan tv. Ia berusaha turun dari brankarnya,tangannya memegang perut ratanya sedikit perih dibuat gerak. Prilly menggantungkan kakinya. Dia diam sejenak untuk menetralkan rasa perih di perutnya.
Disisi lain ali ragu membuka pintu kamar inap prilly. Sejak tadi ia hanya duduk di depan kamar inap prilly. Ali menghela nafasnya berat,ia memutar handel pintu kamar inap prilly. Ali berjalan ke ruang prilly dirawat.
Langkah ali terhenti saat melihat prilly duduk di brankarnya. Prilly menatap kearah ali yang berdiri mematung menatapnya.
"Ma.. Maaf aku ngak tau kalo kamu belum tidur"ucap ali tergagap. Ali memutar tubuhnya hendak keluar.
"Eh jangan keluar" pekik prilly melihat ali yang hendak beranjak. Ali menghentikan langkahnya. Ia memutar badannya ke arah prilly. Ali mengangkat sebelah alisnya.
"Emmmmmmm aku boleh minta tolong ngak? Tolong nyalain tv ya. Mau turun ambil remot tv nya perut aku masih perih" ucap prilly lirih, menunduk tak berani menatap prilly.
"Oh iya aku ambilin remot nya" ali melangkah mengambil remot di sebelah kanan tv.
Ali melangkah ke arah prilly. Ia memberikan remot tv ke prilly. "Ada lagi?" tanya ali menatap prilly yang menunduk. Prilly menggeleng lemas. Melihat itu, ali manggut-manggut. Ia mengangkat dagu prilly agar prilly menatapnya. Ali menatap mata hazel milik prilly lama.
Bola mata yang sangat indah.
Menenangkan tapi penuh luka. Batin ali.Ali mengecup lama kening prilly. Sadangkan prilly menurut. Prilly sungguh tak tega melihat ali seperti ini. Ali melepas kecupannya. Ia menunduk tanpa bersuara ali langsung melangkah keluar. Meninggal prilly yang mematung karena perlakuan lembut ali. Prilly memegang keningnya tak lama senyum hadir di wajah cantik prilly.
"Makan siang dulu"ucap bunda ully sambil masuk ke dalam ruang rawat prilly. Prilly tersenyum melihat bundanya sudah datang jadinya ia tak sendirian lagi. Dibelakang bunda ully, ayah rizal tersenyum ke arah prilly.
"Suapin"ucap manja prilly menatap memohon ke arah bundanya.
"Ya ampun tetep aja masih minta disuapin" ucap bunda ully gemas sambil mencubit kedua pipi prilly.
"Aaaaa bunda sakit, ayaaaah bunda nakal nih"rengek prilly menatap ayah rizal.
"Kamu ini. Disuapin aja bund baby besarnya"ucap ayah merangkul istrinya.
"Yeeeeeee"pekik prilly senang. Ia mengangkat kedua tangannya keatas.
Ayah rizal menggelengkan kepalanya melihat sifat maja putrinya ini. "Ayah mau nemenin ali makan dulu di depan" ucap ayah rizal mengelus pucuk kepala prilly. Ayah rizal melangkah ke ruang tunggu kamar inap prilly setelah mendapat anggukan dari istrinya.
Bunda ully mulai menyuapi prilly dengan telaten. Prilly menerima suapan bunda ully dengan senang.
"Bund,sebenernya ii juga ngak tega kek gini sama ali"ucap prilly setelah menelan makanannya.
Bunda ully menyuapi prilly lagi "terus kenapa kamu ngak mau liat ali kalo ngak tega?" bunda ully menatap prilly yang masih mengunyah makanannya.
"Prilly ngerasa bersalah sama ali bund. Pasti ali kecewa sama ii karena ngak becus jaga calon baby kita. Makanya ii ngak berani nampakin wajah ii ke ali. Ii ngerasa bersalah banget sama ali bund. Ii ngak tega liat ali kacau kek kemarin. Sorotan mata ali penuh luka bund pasti karena ii ngak becus jaga baby kita" jawab prilly menunduk.

KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA KITA
FanfictionSebenarnya cerita ini harus direvisi banget, ini cerita pertama aku jadi masih payah banget. Maaf. Pernikahan yang dilaksanakan karena perjodohan ini harus diterima aliando syarief dan prilly latuconsina. mau tidak mau mereka harus menerimanya. "a...