Dini hari prilly terbangun, ia mengerjap -ngerjapkan matanya berkali-kali. Ia meregangkan otot tubuhnya yang terasa kaku. Setelah semua nyawanya terkumpul pertama yang ia lihat wajah damai ali. Pria yang dengan teganya menuduh ia selingkuh. Apa hati pria ini sudah menjadi batu. Tangan prilly terangkat menyentuh pipi putih mulus ali. Kini ia bisa menatap wajah yang beberapa hari ini datar dan dingin sepuasnya. Jujur ia rindu melihat tawa dan senyum ali. Tapi ia juga kecewa dengan tuduhan ali kemarin.
Tuduhan ali kemarin membuat prilly merasa terhina. Secara tidak langsung ali mengatainya wanita murahan. Jujur prilly sakit hati. Sangat.
Prilly menjauhkan tangannya dari wajah ali. Ia mulai terisak mengingat kejadian kemarin. Perengkaran hebat antara dia dan ali. Prilly bangkit dari tidurnya ia tak mau ali sampai terbangun. Ia berjalan keluar dan turun untuk mengisi perutnya yang sangat lapar.
Prilly membuka kulkas lalu mengambil minum dan roti. Lalu ia duduk di kursi deket mini bar dapur.
"Aku kira kamu kemana, jam segini udah bangun aja" suara bariton itu mengagetkan prilly sampai ia tersedak roti yang ia makan.
"Aduh maaf maaf, ini minum dulu"ucap ali tanganya terulur memijit belakangan prilly.
Prilly minum sampai air yang ada di gelas tinggal setengah. Lalu ia menetralkan nafasnya.
"Udah?" Tanya ali.
Prilly hanya mengangguk. Ia masih kaku menjawab ali. Apa segitu besarnya pengaruh ali buat tubuhnya untuk sekedar menjawabnya. Prilly menunduk ia memainkan ujung kaos yang ia kenakan.
"Udah jam setengah empat sebaiknya kita siap-siap sholat shubuh" ali mengelus pucuk kepala prilly. Tubuh prilly menegang menerima perlakuan ali. Ia hanya bisa menjawab dengan anggukan lagi.
Ali menarik prilly untuk kembali ke kamar bersama. Sesampainya di kamar hanya ada keheningan. Prilly masih sibuk dengan pikiran dan hatinya. Dia harus bersikap bagaimana, ia masih sakit hati dengan tuduhan ali kemarin tapi ia luluh melihat perlakuan ali sudah berubah seperti alinya dulu.
"Kamu kok malah bengong sih, cepet ambil air wudhu" ali membuyarkan lamunan prilly.
"I......iya" jawab prilly gugup sembari bangkit san berjalan ke arah kamar mandi.
Ali tersenyum kecut melihat respon prilly. Sembari menunggu prilly selesai, ali menyempatkan membaca al quran.
Ali menoleh ke belakang "udah?" Tanyanya melihat prilly selesai memakai mukenahnya. Prilly menjawab dengan anggukan kecil.
Ali bangkit menghadap kiblat. Ia menegakkan tubuhnya. sholat shubuh mereka berjalan dengan khusyuk. Ali memutar tubuhnya menyalimi prilly. Prilly pun mencium punggung tangan ali. Sebelum prilly melepaskan bibirnya dari tangan ali. Ali meletakkan tanganya di kepala prilly. Ia mendoakan istrinya. Prilly yang menerima perlakuan ali luluh hatinya. ali menjauhkan tanganya dari kepala prilly. prilly mengangkat kepalanya, ia tak berani menatap ali. Prilly langsung melipat mukenahnya dan langsung keluar kamar. Ia harus menetralkan perdebatan antara hati dan lagikanya.
Tak lama prilly masuk kembali ke kamarnya, tapi ia tak mendapati ali. Ia menengok pintu kamar mandi tertutup, sudah pasti ali sedang mandi. Prilly menyiapkan semua keperluan kantor ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA KITA
FanfictionSebenarnya cerita ini harus direvisi banget, ini cerita pertama aku jadi masih payah banget. Maaf. Pernikahan yang dilaksanakan karena perjodohan ini harus diterima aliando syarief dan prilly latuconsina. mau tidak mau mereka harus menerimanya. "a...