Jangan lupa vote teman-teman.
Gratis kok.
Dengan kalian vote secara nggak langsung kalian menyemangati aku biar lebih belajar lagi nulis cerita yang baik dan benar.
.
.Sesampainya di rumah ali masih seperti biasanya dingin dan datar. Bahkan sekarang dia tambah jarang bicara. Dia lebih sering diam tak jarang perkataan prilly tak ditanggapinya.
Sampai kapan rumah tangga ku seperti ini.
Berasa kek di sinetron kalo gini.
Ali dingin, cuek, datar.
Semua emang salah aku batin prilly duduk termenung di ruang makan menunggu ali tueun untuk sarapan.TAP TAP TAP
Terdengar derap langkah kaki mendekat. Senyum prilly merekah melihat ali berjalan ke arahnya. Meski prilly tahu ali tak akan membalas senyum manisnya, tapi apa salahnya senyum sama suami sendiri.
Prilly mengambil roti tawar dan mengoles selai coklat di atasnya "nanti siang aku mau ketemuan sama lia boleh ya?" Tanya prilly berharap ali akan menjawabnya.
Prilly hanya tersenyum sedih melihat ali yang tak meresponnya. Lalu prilly meletakkan roti selai coklat ke piring ali. Prilly mengambil roti tawar lagi untuknya dan mengoleskan selai kacang di atasnya.
"Kalo kamu ngak ngizinin aku ngak pergi kok" semarah apa pun ali tapi prilly ngak akankeluar rumah tanpa seizin suaminya. Entah apa masih pantas prilly mengaku sebagai istri ali. Setelah apa yang ia lakukan terhadap ali.
"Boleh" akhirnya suara bariton dingin keluar dari mulut ali.
Prilly tersenyum dan melanjutkan sarapannya. Ali meminum susunya sampai habis dan tanpa pamitan ia beranjak dan pergi. Prilly melihatnya pun buru-buru mengejar ali. Sampai di ruang tamu Prilly meraih lengan ali. Ali berhenti menoleh sambil mengangkat sebelah alisnya.
Prilly mengambil tangan kanan ali dan mencium punggung tangan ali. Setelah prilly melepas tangannya ali langsung pergi tanpa sekatah kata pun.
Jangan harap ali nyium kening lo lagi prilly gumam prilly melihat nanar ke arah ali yang mulai memasuki mobil audy nya.
Setelah memastikan ali sudah berangkat prilly masuk kedalam rumah. Ia melangkah ke arah kamarnya. Sebenernya dia juga bingung ngak punya kegiatan. Selesai sarapan dia hanya berdiam diri di kamar Sampai sore. keluar kamar pun kalau ada keperluan doang selebihnya dia hanya di dalam kamar. Tidak seperti dulu ia masih ke belakang menyiram bunga atau sekedar membaca majalah di gazebo dekat kolam renang.
Di dalam kamarnpun prilly hanya duduk. Tatapanya ke depan tapi entah fikiranya melayang ke tempat lain. Prilly berjalan ke arah lemari baju mengambil jaket ali. Memeluknya erat. Ia menghirup aroma ali yang tertinggal di jaketnya. Tak lama air mata prilly jatuh kembali.
Tak mau berlama-lama terlarut dalam kesedihanya prilly menghapus air mata dan ingusnya. Ia bersiap-siap bertemu lia siang ini. prilly turun dan berjalan ke arah pintu utama. Berjalan mendekti pak ucok minum kopi.
"Pak ucok anterin ke mall ya" prilly berusaha tersenyum.
"Siap nyomud" pak ucok berjalan ke arah mobil dan membuka pintu belakang.
"Silahkan nyomud"
Prilly membalas dengan anggukan lalu masuk ke dalam mobil. Pak ucok menutup pintunya pelan dan memutari mobil dan duduk di bagian kemudi. Pak ucok mulai melajukan normal mobilnya sesekali ia melirik ke kaca spion melihat prilly melamun.
Sepertinya nyomud banyak fikiran batin pak ucok.
Pak ucok menoleh ke belakang karena prilly tak kunjung keluar mobil padahal sudah tiga menit sampai.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA KITA
FanfictionSebenarnya cerita ini harus direvisi banget, ini cerita pertama aku jadi masih payah banget. Maaf. Pernikahan yang dilaksanakan karena perjodohan ini harus diterima aliando syarief dan prilly latuconsina. mau tidak mau mereka harus menerimanya. "a...