berubah

6.4K 233 0
                                    

"Aku udah siapin baju kamu, kamu langsung sarapan udah aku siapin di bawah. Aku mau mandi dulu" kata prilly melihat ali keluar dari kamar mandi. Tanpa menunggu jawaban dari ali prilly langsung masuk kamar mandi. Di kamar mandi prilly menghela nafasnya berat, ia tak biasa bersikap dingin ke ali.

Tak butuh waktu lama prilly keluar. Ia mengernyitkan dahinya melihat ali masih duduk santai di sofa sambil menatapnya. Ali bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah prilly. Prilly mengeratkan letak handuk yang melilit tubuhnya.

"Kamu kok belum turun buat sarapan sih?" Tanya prilly gugup menatap pintu lemari.

"Aku mau minta tolong, pakain dasi aku" ali menyodorkan dasinya ke arah prilly. Dengan ragu prilly mengambilnya dan mulai memakaikannya. Jarak wajahnya dengan ali sangat dekat. Bahkan deru nafas ali menerpa wajahnya hangat.

Prilly tertegun. Kenapa ia segugup ini. Prilly merapikan dasi ali sekali lagi.

"Udah" ucap prilly lirih.

"Kamu cepetan sarapan entar keburu telat"

"Aku nunggu kamu" ucap ali kembali duduk di sofa yang tadi ia duduki.

"Aku mau pakek baju. Kamu keluar dulu dong" regek prilly.

"Malu? Ngapain harus malu. Aku tutup mata nih. Cepet" ucap ali menutup matanya.

"Aku pakek di kamar mandi aja" prilly mengambil baju dan berlalu ke arah kamar mandi.

Mendengar pintu di tutup ali membuka matanya kembali. Ia menatap pintu kamar mandi nanar prillynya berubah pasti karena pertengkaran kemarin. Ali merogoh ponselnya di saku jasnya. Memberi tau kevin kalau dia akan telat datang.

Ali mematap layar ponselnya. Menampakan foto dirinya dan prilly. Di foto mereka terlihat tersenyum sangat manis. Dengan pipi mereka menempel. Memdengar pintu terbuka ali langsung memasukkan ponselnya. Ia melihat prilly berjalan ke arah meja riasnya. Prilly sedikit memoles wajahnya. Meski rambutnya ia biarkan tergerai tapt tetap ia tata.

"Kamu mau kemana kok rapi gini?" Tanya ali mendekati prilly.

"Ada acara reoni SMA" ucap prilly dingin.

"Kamu kok ngak bilang sama aku sih, sama siapa kamu kesana?" pekik ali tak terima.

"Sama temen"

"Cowok atau cewek?"

"Apa ngaruhnya sih mau cowok kek, cewek kek terserah aku. Kita urusin urusan kita masing-masing"

"Ngak, kamu ngak boleh pergi"bentak ali menghentikan tangan prilly yang meraih tas slempangnya.

"Apa sih kamu ini. Aku mau pergi kamu juga mau ke kantorkan"elak prilly berusaha melepaskan tangan ali di tangannya.

"Kamu ngak boleh keluar"

"Kamu apaan sih. Pokoknya aku mau pergi" prilly tetep kekeh ingin pergi.

"Kamu ngak boleh pergi. Aku ngak ngizinin kamu pergi titik" ucap ali mulai emosi. Wajahnya merah padam.

"Mau kamu ngizinin, ngak ngizinin aku tetep mau pergi" bentak prilly yang tak mau dengak ali.

"Pokoknya kamu harus dirumah" ucap ali dengan nada tinggi. Rahangnya yang kokoh mengeras. Matanya menyala marah.

"Aku mau pergi" prilly menghentakkan tanagn ali kasar. Ali menerima perlakuan prilly terkejut. Baru kali ini prilly bersikap kasar kepadanya. ali mencegah tangan prilly yang mau membuka pintu.

"Kamu masih marah sama yang kemarin?"tanya ali lembut. Ia menatap wajah ayu prilly dalam. Prilly tak berani menatapnya.

"Enggak. Kamu kan pernah bilang kita urus urusan kita masing-masing" jawab prilly penuh penekanan.

CERITA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang