◇◇◇◇

7.9K 322 0
                                    


Jangan lupa vote dan komen bawel Yaaaaa.
Nggak ada ruginya tinggal klik bintang yang di pojok kiri bawah.
.
.
Selamat membacaaa

   Sesampainya di ruang makan  terlihat mama dan papa Ali baru saja duduk. Prilly dan Ali langsung duduk berdampingan.

"Pagi pa" sapa prilly sesampainya di depan meja makan.

Sebagai istri yang baik prilly mengambil roti tawar dan ia letakkan di piring Ali "kamu mau selai rasa apa? Kacang atau coklat?" Tanya Prilly menoleh ke Ali yang tersenyum ke arah Prilly.

"Coklat aja"

"Ini yang masak siapa? Kok rasanya beda?" Ucap papa setelah selesai mengunyah sesendok nasi goreng buatan Prilly

"Ini mantu kesayang mama yang masak" ucap mama melirik Prilly dan mulai memasukkan sesendong nasi goreng.

"Ini enak lo li, kasian kamu gak bisa ngerasain masakan pertama istri kamu" ledek papa diakhiri kekehan kecil.

"Ini juga ngak kalah enak kok pa,rasanya beda buatan istri sama buatan sendiri" elak ali tak mau kalah.

Prilly dan mama terkekeh kecil mendengar perdebatan kecil antara anak dan ayah ini. Acara sarapan ini berlanjut hening kerena fokus sama makanan masing-masing.

" oh ya pa ma ali mau ngomong nih" Ali memakan potongan terakhirnya sambil menatap kedua orang tuanya.

"Emang dari tadi kamu main catur? Dari tadi udah ngomong juga" dumel mama menatap ali sekilas lalu mengambil air minum.

Ali terlihat diam memasang wajah cemberut sambil bersedekap kearah mama.

" mama ali lagi serius"

"Jangan serius-serius li, santai aja"

"Mama" rengek ali

"Udah-udah ma jangan godain ali mulu" relai papa angkat bicara.

"Mau ngomongin apa li?"  Sambung papa kemudian minum air putih.

"Jadi gini pah ma besok lusa ali udah mulai kerja lagi, kan jarak rumah sama kantor jauh. jadi ali  mau pulang ke apartment aja" jelas ali

"Yah kok cepet banget cutinya li, ngak bulan madu dulu?" Protes mama menatap Ali tak terima.

"iya li ngak kasian sama prillynya, apa ngak sebaiknya disini aja. Sekarang kamu ngak sendiri ada prilly kalo kamu kerja prilly di apartment sendiri dong" papa Rizal memberi saran.

"Betul tuh kata papa kamu" tambah mama

"Tapi jarak kantor sama rumah jauh pah ma, kalo prilly kesepian kan bisa ikut ali ke kantor atau enggak main ke rumah. Ali janji akan sering-sering kesini" ucap ali meyakinkan kedua orang tuanya.

"Menurut kamu gimana sayang?" Tanya mama menatap prilly. Berharap sang mantu mau tinggal di sini saja.

"Kalo aku ngikut ali mau gimana mah, kasian kalo ali tiap hari pulang pergi kantor rumah kan jaraknya jauh " jawab prilly lembut menatap mama tak lupa senyum manisnya.

Ali menggenggam tangan kanan prilly yang ada di atas meja dan menaruhnya di diatas pahanya. ia mengelus lembut dengan tangan satunya. menyalurkan rasa nyaman. Prilly menoleh ke ali yang juga menoleh ke arahnya dan tersenyum manis.

"Yaudah kalo itu keputusan kamu ali, papa ngak bisa melarang. Lagian kamu pasti mau mandiri sama keluarga kamu sendiri, papa cuma mau pesen, kamu sekarang udah jadi kepala rumah tangga papa harap kamu bisa berfikir dewasa dan bijak. Tentukan keputusan dengan kepala dingin" nasehat papa dengan bijak sambil menatap ali.

"Dan satu lagi, kamu harus jagain mantu kesayangan mama ini" tambah mama

"Kalo itu tanpa mama suruh pun Ali pasti jagain prilly mah, ali akan berusaha jadi suami yang baik pa, doa in semoga ali bisa"

"Papa yakin kamu bisa"

****

   Sore harinya setelah prilly dan ali selesai mengemasi barang-barangnya keduanya pulang ke apartment ali. Setelah cukup lama diperjalanan karena mancet akhirnya mereka sampai.

"Nah ini apartment kita, gak papa ya di apartment aku usahain segera beli rumah buat kita" ucap ali setelah membuka pintu apartemen dan langsung berjalan ke arah sofa menaruh barang bawaannya.

"Gak papa kok li gak usah keburu, yang ada aja dulu" Prilly mengikuti langkah Ali kemudian menoleh ke arah suaminya sambil tersenyum.

"Beruntung banget aku punya istri pengertian seperti kamu" ucap ali menarik hidung prilly gemas.

"Ih ali sakit tau" Prilly melepas tangan ali yang ada di hidungnya.

"Aduh sakit banget ya? Sampek merah gini hidungnya" mengelus hidung prilly yang merah karena ulahnya sendiri.

"Udah-udah mending kita beresin barang bawaan kita, mana nih kamar kita?" Tanya prilly  menglihkan pembicaraan.

Sejujurnya ia gugup bertatap muka sedekat itu dengan ali. Keduanya belum lama mengenal jadi wajar kalo masih gugup kalo sedang berdua.

"Udah malem nih pril, kita makan malam dulu, beres-beresnya di lanjut besok aja ya" ali menghampiri prilly yang masih menata bahan makanan di kulkas.

"Aduh maaf ya li, aku keasikkan beres-beres jadi lupa" ucap prilly tak enak ke Ali.

"Kamu mau makan apa? biar aku masakin" tawar Prilly dengan menaikkan kedua alisnya.

"Gimana kalo kita makan di luar aja, kasian kamunya abis beres-beres pasti capek" ucap ali menatap prilly sendu. Membuat hati Prilly bergetar. Laki-laki yang kini sudah sah menjadi suaminya ini sangat pengertian.

Ali perhatian banget, gumam prilly dalam hati.

"Aduh li gak papa kok, ngak capek-capek amat. Lagian ini kewajiban aku sebagai istri kamu" ujar prilly menatap ali yang bersandar di tembok dapur.

Sebenernya  ia lagi males aja pergi keluar. Pasti di luar dingin dan tentunya mancet karena malam minggu.

"Tapi kamu keliatan capek pril, aku ngak mau ya kamu kecapean"

"Beneran gak papa kok li, biar aku masakin aja ya" prilly masih mengotot untuk masak.

"Kita makan di luar aja yaa,aku ngak mau kamu kecapean aja" ucap ali tegas sambil menegakkan badanya menatap Prilly.

"Aku gak capek kok, biar aku masakin, kamu nonton tv dulu aja,nanti aku panggil deh kalo udah siap. Kamu mau apa ayam, sosis apa sayur?" Prilly masih berusaha meyakinkan ali.

"kamu keras kepala banget sih, aku gini juga buat kebaikan kamu. Kalo kamu tetep mau masak yaudah kamu masak aja, aku ke kamar dulu" setelah mengucapkan itu ali langsung pergi ke kamar. Terlihat sangat jelas wajah Ali yang menahan kekesalannya.

Apa aku keterlaluan? Lagian niat aku baik kan masak buat dia gumam prilly dalam hati.

   Tanpa mengulur waktu. Prilly langsung memasak yang cepat jadi. Gadis mungil itu menatap puas hasil masakanya yang sudah tertata rapi di meja makan, prilly langsung menghampiri ali di kamar.

"Li makannya udah siap, ayo kita makan" ucap prilly sesampainya di kamar. Namun Ali masih betah dengan laptopnya.

"Li"

"Li"

"Ali"

Ali masih diam belum merespon dan tetap fokus ke laptopnya.

"Ali kamu marah ya sama aku? Maaf deh, kita kan bisa berhemat juga. Bahan makanan juga masih penuh di kulkas sayang kalo di anggurin. Aku kan maunya kamu makan masakan aku. Ini masakan pertama aku buat kamu loh" kedua tangan Prilly m
Saling bertautan, tak ada sahutan dari Ali membuat Prilly semakin menunduk.

"Maaf kalo aku belum bisa nurut sama kamu, maaf kalo sifat aku buat kamu marah, lain kali ngak akan ngulangi kok" ucap prilly masih menunduk bahunya mulai bergetar.

"Huus, kamu kok malah nangis sih. Aku ngak suka  liat kamu  nangis apalagi karena aku. Maaf udah bikin kamu nangis, aku ngak bermaksud marah sama kamu. aku cuma ngak mau kamu kecapean, lain kali jangan di ulang i lagi ya, yaudah kita makan yuk" menghapus air mata di pipi prilly kemudian merangkul prilly ke ruang makan.

CERITA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang