7.1K 250 0
                                        

Malam harinya prilly dan ali asik menonton tv. Lebih tepatnya asik dengan kegiatan masing-masing. Ali sibuk dengan laptop dan beberapa lembar kertas didepannya. Sedangkan Prilly fokus dengan ponselku. Sebenarnya Prilly sedang chat an sama lia. Prilly melirik ali mulai mengemasi laptop dan beberapa kertas yang dari tadi ia pantengin.

"Aku boleh tanya ngak?" Tanya ali lembut sambil menatapku.

Aku menoleh ke ali dan menaruh ponsel di meja "mau nanya apa?" Tanyaku heran.

"Salah ngak sih, kalo aku sayang sama istri aku sendiri?" Tanya ali.

"Jangan mulai deh" Prilly memutar bola mata jengah.

"Tapi beneran, aku sayang banget sama kamu bahkan cinta.  Aku tau ini terlalu cepat tapi aku selalu deg degan deket sama kamu" ungkap ali menatap dalam ke arah istrinya. Prilly membalas tatap Ali, sangat ketara memancarkan ketulusan. Mata hitam legam itu seolah menghipnotis prilly untuk selalu menatapnya. Ali menarik tubuh mungil prilly ke dalam dekapnya mengikis jarak diantara keduanya. Prilly merasakan Ali  mengecup pucuk kepalanya lama.

Aku akan berusaha sayang sama kamu bahkan lebih gumam prilly dalam hati.

Setelah ungkapan ali malam itu hubungan prilly dengan ali semakin hangat. Prilly selalu berusaha menjadi istri yang berbakti. Bahkan prilly berusaha mencintai ali sangat keras. Pagi ini Seperti biasa prilly mengantar ali kerja sampai pintu depan rumah. Yaps sudah seminggu ini ali dan prilly pindah ke rumah barunya. Rumah bak istana yang di beli ali untuk keluarga kecilnya.

"Aku nanti izin mau ketemuan sama lia boleh kan?" Tanya prilly meminta izin ke ali. Bagaimana pun seorang istri harus selalu izin terlebih dahulu kalau keluar rumah. Itu yang di ajarkan bunda kepada Prilly.

Ali tersenyum manis "boleh dong, tapi diantar sama pak ucok ya"

"Iya, jangan lupa makan siang, pulang jangan larut malam, hati-hati dijalan" pesanku ke ali setelah merapikan jas kerjanya.

"Aku berangkat dulu assalamualaikum" ali mencium kening Prilly lama dengan mata terpejam.

"Waalaikumsalam"Prilly meraih tangan Ali lalu mencium.

Setelah memastikan mobil Ali tak terlihat prilly langsung bersiap-siap berangkat ketemuan dengan lia. Kali ini Prilly  memakai dress biru laut seatas lutut tanpa lengan. Tak tertinggal tas slempang biru muda.

Sesampainya prilly di kafe tempat janjiannya dengan lia. Dia langsung mencari keberadaan sahabatnya itu.

"Maaf lama, mancet" ucapku langsung duduk di kursi depan lia.

"Kebiasaan" dumelnya sambil meminum capucinonya.

"Ya maaf deh"

"Lo kesini sama siapa?" tanya lia

"Sama supirlah, kan suami kerja"

Lia manggut-manggut tanda mengerti.

"Jadi gimana ada perubahan nggak?" Tanya lia menatapku antusias.

Prilly menggeleng lemas. Ia sudah berusaha keras. Tapi kenapa sangat sulit. Bahkan ali pria baik, perhatian,tampan seharusnya ia mudah mencintai laki-laki yang menjadi suaminya saat ini.

"Lo gimana sih, kalo sampek ali tahu pasti dia kecewa sama lo" ucap lia frustasi.

"Ya nggak bakal tau kalo lo nggak bilang. Gue harus apa lagi? gue nggak tega harus sakitin ali lebih lama lagi lia. Dia pria baik seharusnya dia punya istri yang mencintai dia, ngak kayak gue." ucap prilly putus asa.

"Lo berusaha lagi aja, allah maha membolak-balikkan perasaan umatnya. Gue yakin lambat laun pasti lo bisa mencintai ali" ucap lia berpindah ke kursi samping prilly. Lia mengelus pundak sahabatnya.

CERITA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang