cinta? (2)

6.2K 252 5
                                    

hai kembali lagi
maaf lama yaaa
udah kelas tiga jadi fokus UN
semoga tetep suka cerita aku ya


"emang dikantor udah ngak ada kerjaan kok jam segini udah pulang?" tanya prilly sesampainya di kamarnya dan ali. menatap sebentar ke arah ali kemudian membuka pintu lemari baju. Ia mengambil baju santai milik ali lalu berbalik ke arah ali.

Ali manggut-manggut menjawabnya. prilly melangkah mendekat ke arah ali yang duduk di pinggir ranjang. Ali menarik tubuh prilly mendekat ke arahnya, lalu ia memeluk perut ramping istrinya. Tangan prilly terangkat mengelus sayang rambut suaminya itu.

"kamu ganti baju gih" suruh prilly lembut. Ia memegang pipi ali dengan kedua tangannya. Sedikit mengangkat kepala suaminya agar ia bisa melihat wajah tampan ali. jujur ia tak bisa membohongi dirinya. Ia sudah jatuh cinta kepada ali. Mata ali terpejam menerima elusan di pipinya.

"awwww" pekik ali karena prilly menarik hidung mancungnya tiba-tiba. Melihat reaksi ali membuat prilly tekekeh kecil. "makanya cepet ganti baju trus makan siang" prilly memberikan baju santai ali yang ia ambil tadi ke pangkuan ali. "aku tunggu di bawah" tanpa menunggu jawaban ali, prilly langsung keluar kamar.

Tak membutuhkan waktu lama ali sudah berjalan mendekat ke arah meja makan. Disana prilly sudah duduk manis menunggu ali. Ali menarik kursi disamping prilly dan mendudukkan pantatnya. Dengan cekatan prilly memgambilkan nasi dan beberapa lauk di piring ali. "kamu ngak makan?" tanya ali melihat prilly hanya mengambil untuknya saja. "tadi aku udah makan sebelum kamu pulang" jawab prilly lembut.

Hampir sepuluh detik ali tak kunjung menyentuh sendok makanannya. "kamu kenapa sih? dari tadi kok diem aja" tanya prilly menyentuh lengan ali. Ali menggeleng, ia menatap mata hazel prilly dalam. Mata yang sangat indah, ia mencari cinta dimata prilly. lagi dan lagi ia hanya melihat kilatan yang ia tak tahu artinya. tapi kilatan sekarang beda dengan kilatan dulu saat prilly membohonginya.

Prilly mengunci tatapan ali, ia menatap mata legam ali. meneduhkan. Tak ingin terlarut prilly mengalihkan pandangannya kesembarang arah. helaan nafas keluar ari mulutnya. "apa kamu makan yang lain?" tawar prilly kembali menatap ali. Ali menggeleng sembari membenarkan duduknya mengahadap ke prilly. "suapin" rengek ali. Prilly terkekeh pelan mendengarnya. lalu ia mengambil alih piring makan ali dan mulai menyuapi ali dengan telaten.

Prilly menatap ali ragu. Sambil menyuapi ali ia memantapkan hatinya dan pikirannya. Ia akan minta persetujuan suaminya akan hal yang menurutnya sangat penting dalam hidupnya. "eeeem li aku mau bicara boleh?" tanya prilly ragu.

Ali tersenyum tipis melihat kelakuan istrinya "iya boleh dong sayang" ali mengusap kepala prilly sayang. Prilly terlihat ragu untuk mengatakan keinginannya itu. Terlihat beberpa kali ia menghela nafas dan memutar bola matanya. "kamu mau ngomong apa sih?" tanya ali tak sabaran. "emmmmm gini eemmmm kalo kamu ngak ngizinin juga ngak papa kok. emmmm kamu jangan marah yaaa... emmmm aku emmmm aku cuma emmmm aku cuma mau emmmm gimana yaaa emmm.."

ali menyubit kedua pipi prilly gemas "mau ngomong apa sih santai aja, aku ngak akan marah" sekali lagi prilly menghela nafas " sebenarnya aku mau mulai sekarang pakek hijab" ucap prilly lirih ia menunduk menunggu respon ali. Sedangkan ali tersenyum lebar ia mengembil alih piring yang dipegang prilly dan menaruhnya di meja makan. Kemudian ia menarik kelapa prilly kepundaknya. Mengelus lembut sebentar kemudian ia mengangkat dagu prilly ke atas supaya ia leluasa menatap prilly.

Tangan ali terangkat menyentil hidung prilly "tinggal ngomong gitu aja kok lama. aku malah dukung kamu buat pakek hijab selama itu baik aku tetep dukung" prilly tersenyum tulus mendengar penuturan ali " sebenernya semalem aku sibuk hapus foto aku yang ngak pakek hijab di semua sosmed aku. maaf kalo sempet buat kamu marah" sesal prilly memelas. Ia memelintir ujung bajunya. "aku juga minta maaf karena sempet buat kamu nangis. aku terlalu emosian. maaf ya" ucap ali tulus. prilly menggenggam tangan ali "aku akan terus belajar jadi istri sholehah"

Prilly mengangguk "lanjut makannya ya" prilly mengambil piring makan ali tadi dan mulai menyendokkan nasi dan lauk kemudian ia suapkan ke ali. Dengan semangat ali menerima dan langsung mengunnyahnya.

Kini keduanya ada dikamar mereka dengan prilly sibuk menata koleksi sepatunya sedangkan ali sedari tadi berkutat dengan ponselnya. Entah apa yang ia lakukan sedari masuk kamar ia sibuk dengan ponselnya. Ali menegakan duduknya yang bersila diatas ranjang "sayang sini deh bentar" Ali menepuk ranjang depannya mengisyaratkan prilly duduk di depannya. Prilly hanya menurut dan langsung duduk di depan ali dengan dahinya yang berkerut. Tangan ali menarik laci meja yang disamping ranjang pelan. Dan mengambil dompet kulit miliknya yang gembul kemudian ia serahkan ke prilly. meskipun bingung dengan sikap ali,prilly tetap menerima donpet milik suaminya itu. " kamu siap-siap gih.bentar lagi lia sampai sini" kening prilly semakin mengerut mendengarnya. "emang mau ngapain?" tanya prilly pasalnya ia tak ada janji dengan lia. Ali hanya menyengir "kan kamu mau pakek hijab kan trus kayaknya kamu butuh shoping deh. kamu pakek uang aku buat beli apa aja" Jawab ali asal. prilly menghembuskan nafasnya jengah "kan aku masih punya baju muslim". "emmm tapi kalo kamu punya lebih banyak lagi kamu makin istiqomah" sekali lagi ali menjawabnya asal. "mendingan kamu siap-siap keburu lia sampek" suruh ali.

Tanpa ada niatan menolak prilly langsung bangkit dan segera siap-siap. Sedangkan ali kembali sibuk dengan ponselnya.

Ali mengantar prilly sampai masuk ke dalam mobil lia. Ali melihat sebentar dan tersenyum kearahnya penuh arti. "jagain istri gue ya li" prilly yang duduk di kursi penumpang sebelah lia hanya menggeleng kecil. Ali membungkukkan badannya ke arah prilly mencium kening istrinya sekali lagi. Tangannya terangkat mengelus pucuk kepala prilly yang kini dibalut hijab yang menambah kecantikannya. Prilly tersenyum tulus "aku pergi dulu ya" pamit prilly kemudian ia meraih tangan kanan suaminya dan mencium telapak tanganya. "hati-hati. ngak usah buru-buru pulang, li jangan ngebut lo bawa bini gue" pesan ali terkekeh kecil. Dan diangguki keduanya.

Setelah memastikan prilly pergi ali buru-buru masuk kedalam rumah. Waktunya cuma sedikit dan dia belum menyiapkan apa-apa.

CERITA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang