Ali membuka pintu kamarnya hati-hati. ia melangkah pelan mendekati ranjang,melihat prilly tidur meringkuk seperti bayi. menggemaskan. Ali melirik jam yang menunjukkan pukul satu dini hari. sebenarnya bisa saja ali kembali dari tadi. tapi ia merasa bersalah sudah membuat prilly menangis seperti tadi.
Perlahan ali ikut membaringkan tubuhnya di samping prilly. ia merapatkan tubuhnya ke prilly. memeluknya istri mungilnya itu. sesekali ia mencium pucuk kepala prilly lembut. " i love you" gumam ali lirih sebelum ikut prilly ke alam mimpi.
Merasa nafas ali yang sudah beraturan,prilly mendongak menatap wajah ali. Menatap dalam wajah polos suaminya. lama memperhatikan wajah ali. prilly membalas pelukan ali dengan erat. ia ingin tidur di tempat yang menurutnya paling nyaman. di dekapan ali.
Ali mengerjap-ngerjapkan matanya kala memdengar adzan subur. setelah pengelihatannya jelas ia langsung menoleh ke tempat prilly tidur. kosong.
prilly kemana?
Ali langsung menyibak selimut yang melilit ditubuhnya kasar. buru-buru ia melangkah mencari prilly. Ia takut terjadi sesuatu dengan prilly. Apalagi semalem mereka habis berantem. setelah mencari di kamar mandi ali turun ke bawah mencari prilly di dapur. namun hasilnya nihil. Takut, kini ali mencari prilly di semua sudut rumahnya. Ali berlari ke arah tangga ia ingin memastikan baju prilly. Dengan tak sabaran ali membuka lemari bajunya dengan prilly kasar. ia bernafas lega melihat baju prilly yang masih tertata rapi. Namun ia belum tenang sebelum melihat prilly.
Ali memutuskan sholat subuh terlebih dahulu sebelum ia mencari prilly kembali. sesudah sholat ali turun, melihat mbok karmi menyapu dekat tangga.
Di anak tangga terakhir ali berhenti " mbok tau prilly kemana?" tanya ali sopan. bagaimanapun ia harus tetap sopan dengan yang lebih tua.
mbok karmi menyelesaikan menyapunya cepat dan menatap ali. " tadi bilangnya mau jamaah shubuh di mushola depan, apa nak prilly ngak izin sama nak ali?" keningnya yang keriput menggerut heran.
Ali menggeleng kecil sambil tersenyum tipis. "ngak biasanya nak prilly pergi ngak izin?" tanya mbok karmi heran.
Ali menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "ali tadi tidurnya pules banget,jadi ngak bisa dibangunin. hehehe" jawab ali diakhiri kekehan kecil.
mbok karmi mengangguk mengerti. "kalo gitu mbok kebelakang dulu" mbok karmi hendak melangkah tapi ia kembali menatap ali " mau mbok buatin kopi? kan nak prilly belum pulang" tawar mbok karmi.
"makasih mbok. Ali mau siap-siap ke kantor" seulas senyum tercipta di wajah tampan ali. " ali keatas dulu" ucap ali sebelum melangkah ke kamarnya.
Tak perlu waktu lama. kini ali sudah memakai setelan jas kantornya. Ali menatap jam dinding dikamarnya yang menunjukkan pukul setengah tujuh. Ia sedikit gelisah karena prilly belum pulang juga. Ali terduduk di sisi kanan ranjang. Tak henti-hentinya ia menatap ponselnya dan jam dinding bergantian.
KLEK
suara pintu terbuka dari luar. Ali langsung menoleh ke arah pintu cepat. ia menghembuskan nafas lega melihat yang membuka pintu adalah prilly. sedetik kemudian ia melangkah lebar ke arah prilly dan langsung memeluknya erat. sangat erat. sedangkan prilly diam mematung. Ia sangat kaget menerima perlakuan dari ali. Meski ragu prilly mengangkat kedua tangannya untuk membalas pelukan ali.
Ali merenggangkan pelukannya lalu menangkup kedua pipi prilly. Menatap lekat manik mata hazel prilly yang indah. Menatap wajah cantik prilly seolah-olah dia tak akan bisa menatapnya lagi. "kamu dari mana? katanya mbok kamu jamaah di mushola depan tapi kok baru pulang?" tanya ali lembut yang masih menatap prilly. jarinya tergerak mengelus pipi prilly.
Prilly memegang kedua tangan ali yang ada di pipinya. "maaf aku tadi ngak izin sama kamu. abis sholat tadi aku keasikan cerita sama istrinya ustadz akbar trus pulangnya beli bubur dulu maaf yaa. abisnya kamu tidurnya pules banget jadi ngak tega buat bangunin" jelas prilly diakhiri senyum manisnya. prilly membalas tatapan ali. Menatap manik hitam legam yang selalu bisa menenangkannya dan bisa membuatnya takut akan tatapan tajamnya. "aku minta maaf. semalem udah buat kamu marah. maaf karena belum bisa jadi istri yang terbaik buat kamu. maaf karena aku masih suka bantah kamu. maaf sering buat kamu kecewa. maaf.." kata prilly terhenti karena ali mengisyaratkannya untuk diam.
Ali melepas tanyanya dari kedua pipi prilly dan mengenggam tangan prilly. "aku ngak butus istri yang sempurna. aku ngak nuntut kamu jadi yang sempurna aku sayang dan cinta apa yang ada di diri kamu. yang perlu kamu tahu aku cinta sama kamu apa adanya. soal semalen aku kira udah ngak usah dibicaraan lagi. " Ali mengacak rambut prilly sayang. Kemudian ia kecup kening prilly lama. Badan prilly membeku baru tadi malam ia mengecewakan ali. Tapi liat sekarang, seakan tadi malam tidak ada pertengkaran. Bahkan kini prilly bisa merasa ali sangat menyayanginya. bahkan cinta.
Prilly menatap penampilan ali dari bawah ke atas. "udah siap aja. kalo gitu sarapan yuk. keburu buburnya dingin" menggandeng tangan ali keluar kamar. Sedikit menarik agar ali cepat.
***
Seperti biasa prilly mengantar ali sampai depan pintu. Tangan ali masih betah merangkul prilly. "kamu dirumah hati-hati kalo ada apa-apa langsung telfon aku" ali mengelus bahu prilly lembut. prilly tersenyum mendengarnya "iya kamu juga hati-hati. jangan lupa makan siang. pulangnya jangan malem-malem, nanti aku takut ngak kuat nahan rindu" canda prilly di akhiri kekehan kecil.
Ali ikut terkekeh mendengarnya. tangannya memencet kedua tangan pipi prilly gemas. "istri aku ini jago gombal juga" ucap alu sambil menarik hidung mancung prilly.
Prilly melepas paksa tangan ali yang menarik hidungnya. setelah terlepas ia mengusap hidungnya yang merah. bibirnya mengerucut. Dengan ekspresi seperti itu malah membuat ali semakin gemas melihatnya. "sakit tau. merahkan hidungnya" rengek prilly.
Tak henti-hentinya ali tertawa karena tingkah prilly. "ya maaf-maaf. aku berangkat kerja dulu" pamit ali. Prilly langsung mengangguk dan menarik tangan kanan ali untuk ia cium punggung tanggannya. "hati-hati" pesan prilly. Sedetik kemudian ali kembali mencium kening prilly dan kedua pipi prilly.
Prilly melambaikan tangannya kala melihat mobil ali keluar gerbang.
Prilly sangat bersyukur memiliki ali.
pria yang menerima apa adanya.
tak banyak menuntut.
pria yang selalu melindunginya,menyayanginya sepenuh hati.FOLLOW AKUN AKU YAAAA
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA KITA
FanfictionSebenarnya cerita ini harus direvisi banget, ini cerita pertama aku jadi masih payah banget. Maaf. Pernikahan yang dilaksanakan karena perjodohan ini harus diterima aliando syarief dan prilly latuconsina. mau tidak mau mereka harus menerimanya. "a...