P

1.4K 175 17
                                    

Yuta menginjak pedal rem, namun tidak keluar. Ia menurunkan kaca mata hitamnya.

"Kok nggak keluar Yut? ngapa cuma diem disini?"

Taeyong yang duduk di jok belakang menyolek dari belakang. Setelah Jennie menoleh cowok tampan itu meletakan jari didepan bibirnya. Menyuruh gadis itu untuk diam saja.

Yuta menghidupkan radio semakin keras. Ia memencet klakson mobilnya berkali kali.

Taeyong tak merasa terganggu, ia sudah lebih dulu menyumpal telinganya dengan earphone.

"Apaan sih Yut? kalo mau Lisa keluar samperin ae."

Yuta tidak perduli, ia semakin sering menekan klaskson. Dengan senyum yang mengembang.

"BUDEG GUE WOYYY ANJING!!!"

"Iya sabar aja neng."


Tak berselang lama, Hanbin dan Lisa keluar, mengecek apa gerangan ribut ribut di depan rumah mereka.

Ekspresi Hanbin terlihat santai, malah Lisa yang mengeluarkan ekspresi murka melihat itu kelakuan teman temannya.

"WOY APAAN SIH NYET?!? GUE BOBOK ANJING." Lisa mengetok kaca.

Yuta dengan santai menurunkan kacanya. "Ayo karaoke."

Lisa sedikit menunduk, ia menoyor kepala Yuta dengan keras. "Santai dong... apasih susahnya nyamperin gue kedalem?"

Sedetik kemudian, Taeyong menurunkan jendela kacanya. Ia tersenyum penuh arti pada Hanbin.

"Ikut karaoke kalo gak mau gue ngegas lagi." Katanya kalem lalu kembali menaikan kaca mobil.

Jennie menganga kecil, sedikit memutar badannya. Ia berbisik kecil, "Oh gue ngerti, ini misi ya?"

Lisa melirik Hanbin. "Gue mau karaoke, mungkin sampe malem."

Selangkah sebelum Lisa masuk kembali Hanbin menahan tangan gadis itu. "Gue ikut."

K A K A K

"APA? 4 JAM?!?" Jennie mememik keras, lalu berikutnya dengan santai Taeyong merangkulnya.

"Bukannya yang penting sama gue ya? harusnya 4 jam itu nggk kerasa."

Yuta tersenyum tipis, ia berada ditengah, diantara Lisa dan Hanbin serta Taeyong dan Jennie.

Jennie merapatkan diri ke arah Yuta. "Ini renananya apa sih?"

"Buat Hanbin nyatain cintanya." Jawab Yuta ringan dengan berbisik.

"Goblok!!" Jennie menarik rambut Yuta, memukul badan cowok itu juga.

"APASIH NYET!! SAKIT!!"

Jennie kembali menarik tangan Yuta mendekat, lalu berbisik. "Dia udah nyatain cinta oon."

Mata Yuta melebar ia memandang Jennie dengan polosnya. "Lah masa?"

Pandangan Yuta beralih ke Taeyong. "Yong, ini gimana?"

"Ya kan rencana elu, kerjain sendiri lah."

"Jeni cantik...kan lo juga setuju."

Jennie menoyor kepala Yuta, menggeser badannya menjauhi cowok itu. Jennie berdecih, malas berurusan dengan rencana Yuta.

Taeyong menggeleng heran, ia bangkit dan menghampiri Lisa. Cowok tinggi itu mendudukan diri diantara Hanbin dan Lisa setelah menjauhan badan Hanbin lebih dulu.

Diam diam, Yuta memperhatikan ekspresi Hanbin. Cowok tampan itu tertawa puas dalam hati melihat ekspresi tak suka dari Hanbin.

Tangan Taeyong terangkat dan berakhir merangkul pundak Lisa. "Lo mau lagu apa? gue nyanyiin dah sekarang."

Lisa tersenyum tipis, merasa tak masalah. "Hmm shape of you gimana? gue suka denger lo nyanyi kayak gitu."

Hanbin mendelik kecil, walau berikutnya ia bersandar pada dinding belakangnya dan berlagak biasa saja.

"Siap."

Taeyong mulai bernyanyi, yang diikuti oleh Jennie sesekali dan Yuta malah asik memilih menu makanan.

Belum lama, bahkan belum setengah lagu tapi Hanbin mengganti lagu menjadi sayang - via vallen.

Lisa tertawa melihat lagu yang terputar, "emang lo tau dangdut?"

Hanbin mengerjap perlahan, mengutuk tangannya yang tiba tiba memilih lagu itu.

Anying!! gue kira lagu sweet abisnya judulnya sayang.

"TAU LAH!!" Hanbin merampas mic, menatap fokus ke depan, berlagak seperti penyanyi.

Dan berakhir seisi ruangan itu tertawa lepas. Hanbin bukan bernyanyi, dia malah seperti membaca puisi.

Merasa tak tahan lagi Lisa mengambil alih mic yang dipegang Hanbin dan mulai bernyanyi diikuti Jennie.

Hanbin berdecak kesal, gagal tetlihat cool hari ini.

"Gue mau ke kamar mandi bentar." Kata Hanbin pelan sambil memicingkan matanya.

Taeyong masih tertawa puas, sampai sampai ia mengusap ujung matanya yang keluar air mata.

Yuta menghela nafas. Ia mengikuti Hanbin, mengejar cowok itu dan mengajaknya ke lobi di lantai dasar.

"Apaan?"

"Gue baru tau kalo lo udah nyatain perasaan lo sama Lisa,"

Garis wajah hanbin menurun, ia mengangguk pelan. "Dan gue ditolak."

"Nggak, lo cuma kurang berusaha."

"Nggak ada yang perlu di perjuangin Yut, Lisa emang gak suka sama
gue."

Yuta tertawa miris, entah untuk Hanbin atau dirinya sendiri.

Harusnya disaat seperti ini dapat ia manfaatkan untuk mengambil hati Lisa tapi sekarang Yuta malah duduk di hadapan Hanbin.

Meyakinkan cowok itu untuk terus berjuang untuk Lisa.

Bodoh bukan? tapi Yuta tidak perduli dengan perasaannya dia hanya tau, Lisa harus bahagia.

"Kejar Lisa sebelum gue yang bakalan ngejar dia."

Setelah itu Yuta langsung pergi tanpa menunggu Hanbin sadar dari melongonya.

Bentar, ini saingan gue bukan satu tapi dua?

[K A K A K T I R I]

JANGAN LUPA
VOTE AND COMMENT

[5] Kakak Tiri [Hanlis]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang