R

1.2K 171 5
                                    

"Apa liat liat!?"

Hanbin mendelik kecil, ia baru saja menatap lisa kurang dari satu detik tapi respon gadis itu langsung galak.

"Keluar. Jangan di kamar terus."

Lisa menyipitkan matanya, ia lalu semakin mengecilkan celah pintu kamar yang dia buka.

"Apa?" Hanbin balik bertanya, pasalnya kini Lisa tampak menyilangkan tangannya di depan dada.

"Nanti lo macem macem. Kan ditv tv gitu, kalo pengen ngedapetin cewek, cowok cowok pada gitu."

Hanbin hampir saja tertawa, ia selanjutnya mengumpat dalam hati melihat ekspresi imut Lisa.

"Kalo beneran sayang itu ngejaga, bukan ngerusak. Lagian gue pengen ngedapetin lo dengan cara baik baik."

Lisa menggigit ujung bibirnya, tiba tiba rasa yang selama ini dia tahan menyeruak ingin keluar.

"kak, gue minta tolong banget. Jauhin gue."

Alis Hanbin terangkat, "Kenapa?"

"Gue nggak pengen kita lebih dari kakak adek."

Hanbin memegang pintu kamar Lisa, berusaha melebarkan celah pintu. "Tapi gue mau lo jadi pacar gue."

Lisa semakin tersudut, ia berusaha merapatkan kembali pintu kamarnya. Tapi Hanbin dengan mudah menahannya.

"Kalo lo nggak suka sama gue harusnya respon lo biasa aja. Apa..lo suka sama gue?"

"NGGAKK!!!!"

Hanbin yang terkejutpun jadi memundurkan badannya sedikit membuat Lisa dengan cepat menutup pintu kamarnya.

"Semakin lo nolak, gue semakin semangat."

K A K A K

"Lisa ada?"

Taeyong dan Yuta saling bertatapan. Mereka lalu menggeleng serempak.

"Cewek lo kan, ngapa nanya gue?" Tanya Taeyong ketus, ia masih memiliki dendam kesumat pada Hanbin.

Hanbin berdecak kesal. "Masih belom."

"Cowok tuh harus bermental baja. Ditolak sekali jangan sampe goyah dong." Kata Yuta jadi mengompori Hanbin.

Taeyong ingin menyeletuk tapi gertaran pada kantongnya membuat cowok itu dengan malas merogoh kantong mengambil hapenya.

"Eh!? Mereka lagi di rumah sakit. Lisa sama Jennie."

"Lah, enak banget mereka bolos."

Hanbin sudah melebarkan mata terkejut, tapi celetukan Yuta membuat dia mengerang kesal.

"Bentar bentar, ini gue telpon Jennie." Sela Taeyong sebelum tangan Hanbin berbuat sesuatu pada Yuta.

"Lisa aja, siapa tau langsung pacaran kalian."

Hanbin mengepalkan tangannya. "Mau berantem lo!?" Tanyanya galak pada Yuta

Taeyong berdecak kesal, ia jadi tidak fokus. "Iya diem dulu...ini gimana gue mau telponnya...."

K A K A K

"Ini Hanbin Taeyong sama Yuta mau kesini." Kata Jennie pelan, tapi masih merunduk pada hapenya.

Lisa menoleh dengan mata melebar. "Eh tai, ini mata gue merah anying mereka ngapain kesini!?"

"Ya elu kek sama siapa aja. Taeyong Yuta mah santuy."

"CK!! kan kak Hanbin ikut kesini, malu lah mata gue merah gini."

Jennie mengerling penuh arti, "Kalo suka sama dia jujur aja. Lama lama gue yang bilang nih ke kak Hanbin."

Lisa menunduk dan menghela nafas panjang. "Kalo bukan dia calon kakak tiri gue udah jujur kali."

"Jujur aja, apa salahnya? elo nggak bakal masuk neraka kali. Siapa tau orang tua lo ngizinin."

Lisa tersenyum kecut, iya melirik hapenya. "Oiya, gue belom kasi tau papanya Hanbin kalo mama masuk rumah sakit."

Lisa langsung pergi dari sana, dan Jennie langsung berdecak, cih! pengalihan isu

"Jen? Lisa suka sama gue?"

[K A K A K T I R I]

JANGAN LUPA
VOTE AND COMMENT

[5] Kakak Tiri [Hanlis]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang