Lisa memasak berbagai makanan ringan. Membuat popcorn dan beberapa kripik.
Kan nanti sebentar lagi yuta akan ke rumahnya.
"Ngpain lo?"
Kehadiran Hanbin yang tiba tiba membuat Lisa mengerang kesal. "Lagi tidur."
Hanbin mendengus kesal, mendekati Lisa dan mencomot beberapa kripik dipiring.
"Apaan sih!!" Kesal Lisa sambil mencubit tangan Hanbin.
"Aduh irinya... coba lo jadi pacar gue. Betah dah gue. Calon istri idaman."
Lisa hanya bisa misuh misuh dalam hati. Tak berhenti mengumpat kakak tirinya itu.
Lisa berusaha mengabaikan Hanbin. Walau sulit, dia tetap mencoba sebisa mungkin.
Dia baru saja berbalik, langsung menemukan tubuh jakung Hanbin tepat didepannya sekarang. Lisa merunduk gugup. Tapi hanbin malah terus memojokan Lisa.
"Gue didepan lo. Gue kurang apasih?"
"K..kak..to..tolong jangan gini." Ucapnya sedikit gugup.
Hanbin diam sebentar, lantas menegakan badan. "Bercanda. Nanti gue juga bawa pacar gue kesini."
Dia mengangkat kunci mobil miliknya dan menyodorkan kepada Lisa. "Alangkah baiknya lo belajar naik mobil. Soalnya nanti gue nggk ada waktu buat anter jemput lo kuliah."
Lisa hanya diam.
Sementara hanbin kini sudah berbalik dan kembali mencomot makanan milik Lisa. "Buat yang banyak, gue sekarang mau jemput pacar gue."
"Tahan Lisa...tahan...."
*
*
*Lisa memicingkan matanya. Menatap kesal ke arah gadis disebelah Hanbin. Tak henti hentinya memasang wajah jutek. Sampai sampai Yuta heran.
"Yaudah ayok kita pergi kalo kamu gamau liat mereka." Kata Yuta setengah berbisik.
"Nggak." Jawab Lisa spontan dan kini melipat tangan didada.
Mereka berempat sedang diruang keluarga untuk menonton film.
Flasback
"Yuta..." gumam Hanbin pelan.
Lisa melirik Hanbin, ia dengan cepat mengangguk. "Gue mau yut. Ayo pakein cincinya ke gue."
Yuta terpana, ia diam. Tentu saja sangat terkejut.
Mengapa diterima? Padahal dia sudah siap untuk ditolak.
"Gue nggak salah denger?" Tanya Yuta pelan, sambil memandang dalam dalam mata Lisa, mencari kejujuran dimata gadis itu.
Gadis itu berbeda. Dihadapannya sekarang, bukan Lisa yang dia kenal.
Lisa mengangguk mantap, hari itu dia telah membuang dan menginjak injak hatinya sendiri.
Yuta memakaikan cincin ke tangan Lisa. Dan setelah itu Lisa meminta Izin untuk pergi berdua dengan Yuta.
Untuk Taeyong dan Jennie. Itu adalah rencana Yuta. Dia berfikir Lisa akan menolak dirinya dan dia akan mendapat beberapa perkataan dari Taeyong.
Tapi dia berfikir itu tidak apa, toh besok dia sudah berangkat ke Jepang.
Tapi apa kini? Jauh 100% dari rencana Yuta. Dan sekarang apa yang harus cowok itu lakukan?
Yuta memandang Lisa tanpa ekspresi, ia menengadahkan tangan kanannya seperti meminta, "Lo bisa lepas cincinnya sekarang."
Reflek Lisa menoleh, matanya menyipit dan kengingnya mengerut. "Itu boongan?"
"beneran, tapi lo nggak harus nerimanya. Disini gak ada hanbin, lo boleh lepasin."
"tapi gue pengen lupain Hanbin dengan bantuan lo."
Yuta mengangguk, "kalo gitu simpen aja cincinnya. Kalo itu mau lo gue bakalan turutin."
"Tapi gue sayang Hanbin."
yuta menghidupkan mesin mobilnya, ia mengangguk samar. "gapapa."
"Lo bakalan sakit."
"Asal lo seneng."
Dan Lisa benar benar terdiam. Sejak kapan Yuta menyukai dirinya?
[flasback end]
Yuta tersenyum simpul. Matanya terarah pada jemari Lisa yang kosong tanpa benda kecil berwarna putih itu.
Semakin menguatkan dirinya bahwa Lisa masih mencintai Hanbin.
Dan semakin meremas kuat hatinya.
Cmon, Yuta Juga punya hati. Cowok itu juga bisa merasakan sakit hati.
Yuta menarik tangan Lisa, membawa tangan gadis itu dalam genggamannya. "Gasuka sama ceweknya ya? Aduh posesifnya jadi adek."
Lisa langsung menoleh, "Iya. Harus jagain kak Hanbin biar nggk deket sama cabe cabean."
Cemburu? Yuta hanya tersenyum simpul
Yuta semakin tersenyum. Gadis didepannya itu semakin pintar bersandiwara.
Lisa sedang bersandiwara. Dia bersandiwara bahagia dengannya. Dia juga bersandiwara terlihat baik baik saja tanpa Hanbin.
Jadi apa yang harus gue lakuin?
Yuta merogoh sakunya, mengeluarkan kotak kalung. Dan menyodorka pada Lisa.
"Cincin mungkin kerasa gak nyaman, tapi kalung ini nyaman kalo di pake tiap hari."
Lisa hanya tersenyum dan mengangguk.
"Sini aku pasangin."
lisa menggeleng, "nanti aja aku pasang sendiri."
Ah, mengapa takdir begitu kejam? Kalau memang Lisa bukan untuk gue tolong persatukan dia dengan Hanbin. Jika Lisa memang tidak untuk Hanbin tolong jangan buat gue sakit terlalu dalam.
I know lisa love hanbin so much. But why i can't leave Lisa?
TBC
LIKEEEEEEEEEEEEEEEE
AYOOOOO❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
[5] Kakak Tiri [Hanlis]
FanfictionCalon kakak tiri gans? Kalo suka mah pepet. Kalo kagak jauhin Start : 11 may 2018 End :