Special : menyesal

1.6K 109 15
                                    

Lisa benar benar tidak bisa tidur semalaman. Gadis itu menangis, terus menangis.

Tangannya tak mampu mengetik beberapa kata untuk Yuta, bibirnya juga tak bisa bicara lagi untuk menahan cowok itu pergi.

Jadi apa ini akhir kebahagiaannya dia? Sekarang Yuta pergi, siapa yang akan memberikan dia kenyamanan dan kebahagiaan?

Siapa yang akan menelfon lalu bercanda candaan garing untuk menghibur Lisa seperti 3 bulan belakangan ini?

Siapa yang akan mengiri foto foto tidak jelas untuk tetap mendapat perhatian Lisa?

Siapa lagi yang akan mengingatkan segalanya untuk Lisa?

Subuh, lisa baru bisa memejamkan matanya, hanya sebentar. Tapi tetap saja matanya tidak dapat mengihilangkan jejak bekas air matanya semalaman.

Dirinya hanya meringkuk di dalam selumut dengan hape yang selalu ada di dalam genggaman.

Berharap Yuta akan menelfonnya dan menghiburnya, meminta maaf atas apa yang dia katakan malamnya.

Always

Yuta : gue balik ke jepang nanti sore
Yuta : see you again!!

Yuta : @lisa gue harap lo nggk nangis
Yuta : lupain gue, lupain kita

Jennie : LOHHH!?!?! APA INI!?!?

Taeyong : nngk pada mau nganter yuta nih?
Taeyong : gausah sider lisa

Jennie : kok lo jahat banget sih Yut? Lisa pasti lagi nangis dirumah nih!!


Lisa tersenyum kecut, bukan Yuta yang jahat. Tapi dirinya yang jahat disini.

Sekarang dia sadar, dia tidak pantas untuk Yuta.

Yuta : gue tunggu undangan nikah lo sama Hanbin

Jennie : apaan sih kalian
Jennie : coba jelasin

Taeyong : gue harap kalian undah mikirin ini baik baik.

Jennie : otw rumah lo Lisa @lisa




Lisa semakin menangis, dia membuka galeri. Kembali melihat lihat semua foto yang dijepret Dirinya saat Yuta sedang fokus ke arah lain.

Dia bangkit, membuka laci dimeja riasnya. Mengambil dua buah cincin pemberian Yuta. Dan juga dua kalung yang diberikan cowok itu.

Hanya senyum miris yang terhias diwajah sayu Lisa. Mata cantiknya yang menghitam melihat kedalam lingkaran dalam cincin itu yang baru saja dia perbaiki

Di cincin pertama terukir nama Lisa, dan dicincin kedua terukir nama Yuta.

Kedua cincin itu baru saja dia bawa untuk diukir kedua nama itu.

Lisa memakai cincin bertulis yuta di jari manisnya, dan memakai cincin bertulis Lisa dijari telunjuknya karna ukuran Yuta lebih besar.

Gadis itu kembali menangis.

Dia sudah terbiasa akan kehadiran Yuta, sekarang apabisa dia terbiasa dengan ketidak hadiran Yuta?

Lisa terus menangis, entah berapa lama, sampai Jennie datangpun gadis itu masih menangis.

"Jelasin Lis." Titah jennie dan Lisapun menjelaskan dari awal.

Setelah selesai, jennie hanya bisa terdiam. Dia juga gak tau musti ngapain.

"Lo juga salah Lis, Itu namanya lo ngasi harapan palsu sama Yuta."

"Iya gue tau gue salah."

"Kalo kalian friendzone gue masih bisa maklumin, tapi kalian udah pacaran. Gimana Yuta nggk sakit?"

"Dia jauh lebih sakit dari lo."

Lisa kembali menangis. "Te..terus..gue.. ha..harus gimana?"

"Gue angkat tangan, ini urusan kalian. Gue sebagai temen cuma bisa ngedukung apapun keputusan lo."

"Gue Gak mau jauh dari Yuta."

"Terus Hanbin?"

Lisa diam cukup lama. Dia memalingkan wajahnya tiba tiba. Lalu kembali bergelut dengan selimut dan gulingnya.

"Gue mau sendiri. Jen, lo bisa pulang."

"Seenggaknya lo nanti ikut nganter Yuta kan?"

Lisa tidak menjawab, dia membelakangi Jennie. Gadis itu hanya menggeleng pelan.


"Gue cuma pengen lo bahagia. Dan kalo emang lo bahagia sama Yuta, perjuangin. Tapi kalo masih berharap sama Hanbin, lepasin Yuta, lupain dia."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[5] Kakak Tiri [Hanlis]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang