S

1.2K 154 6
                                    

"Gimana keadan Irene?"

Hanbin sedikit melirik kebelakang, melihat calon mama tirinya itu yang masih belum sadar dan satu gadis lagi yang ikut tertidur disebelahnya.

"Tanta baik baik aja, papa nggak usah kawatir, Hanbin disini kok."

'Jagain Lisa' sambung Hanbin dalam hati

"Ini meeting penting, papa nggak bisa batalin."

Hanbin mengangguk, lalu memutuskan sambungan. Kini fokusnya 100% jatuh pada Lisa yang tertidur.

Hanbin mendekat, ia menyampirkan jaket tebalnya agar Lisa tidak kedinginan. Cowok itu juga mengusap lembut rambut panjang Lisa.

"pasti susah ya ngehilangin rasa suka lo ke gue? lo suka sama gue, begitu juga sebaliknya. Tapi kok rasanya kita ribet gini ya?"

Hanbin tersenyum tipis sebelum benar benar memusatkan fokusnya pada hapenya.

"Yoi bro, lo ada kuliah besok pagi? sabi lah ketemu gue bentar."

K A K A K

Hanbin meletakan sekeranjang buah, ia mengangkat alis melihat ada beberapa makanan di meja kecil itu. Ia memutar tubuh beberapa derajat melirik ke arah Lisa yang sedang mengupas buah.

"Tante udah bangun ya?" tanya Hanbin ringan.

"Udah, baru aja tidur."

Mata Hanbin menyipit melihat respon Lisa yang ogah ogahan. "Nanti lo bisa pulang. Papa yang jagain tante."

Lisa hanya mengangguk, tanpa sepatah kata pun yang keluar dari bibirnya gadis itu langsung pergi keluar.

"Mau kemana?"

Lisa tidak menjawab, ia malah dengan santainya mengabaikan pertanyaan Hanbin.

"Tu anak kenapa sih!?"

K A K A K

Mino menyilangkan tangannya. "Semua udah lo beli? Boneka, Bunga, balon, coklat?"

Hanbin mengangguk mantap, ia bahkan tersenyum lebar.

"Balon helium kan? warna putih, hitem.l

Hanbin kembali mengangguk.

"boneka segede Lisa kan?"

Hanbin yang tadinya terlihat santai jadi mendelik melihat Mino yang super cerewet. Cowok itu langsung mendorong Mino menuju kamar Lisa. Memperlihatkan hasil karyanya.

Boneka besar ditengah kasur. Beberapa buket bunga mawar. Sekotak coklat. Dan beberapa balon melayang disisi tempat tidur.

"Ini lebih kayak kejutan ulang tahun bego." Mino terkekeh pelan, lalu akhirnya mengangguk. "Boleh juga. Tapi yakin kan Lisa nanti pulang?"

"Iya, papa yang jaga tante nanti."

Mino mengangguk perlahan, jadi merasa ragu akankah rencana Hanbin mengungkapkan cintanya untuk kedua kalinya berhasil.

"Seandainya, kalo ini juga gagal Lo bakal terus berjuang?"

"Gue gatau kapan nyerah, tapi selagi masih ada kesempatan gue nggak akan sia siain itu."

K A K A K T I R I

[5] Kakak Tiri [Hanlis]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang