U

1.1K 154 5
                                    

Motor kesayangan Hanbin terparkir sempurna, ia berjalan dengan santai ke dalam. Langsung menyelonong masuk tanpa memberi salam. Hanbin bahkan dengan santainya melewati lantai bawah dan langsung naik.

"WOY NYETT!! NYAPA DULU KALI!!!"

Mino yang merasa diabaikan jadi berdecak kesal, ia melirik jam. Sudah menduga hal ini akan terjadi.

Hanbin di tolak.

Mino dengan kesal menghampiri Hanbin. Ia dengan gemas menoyor kepala cowok itu dan dengan santai mengeluarkam stick ps.

"Lisa bilang apa?" tanya Mino pelan sambil menyerahkan stick ps.

"Gue belom nyerah." Jawab Hanbin tegas. Mino nanya apa dia jawab apa.

"Cewek banyak kali di luar, kenapa harus Lisa?"

"Kenapa harus hayi? cewek diluar kan banyak?"

Mino dengan gemas menoyor kepala Hanbin. "Beda anjing!"

Hanbin hanya bisa bersandar pada sandaran sofa sambil menatap langit langir kamar Mino sembari memikirkan Lisa.

"Apa gue nyerah? tapi nggak mungkin..."

"Nyerah aja."

"Bacot lo!" Umpat Hanbin lalu cowok itu memilih menidurkan diri diatas tempat tidur Mino dan membiarkan Mino bermain PS sendiri

"Coba telpon temennya, suru kerumah Lisa. Dia tadi nangis kan?"

"Yakali malem malem gini?"

"Mikir dong!! katanya mau berjuang tapi malah nggk mikir caranya." Bentak Mino kesal.

"Terus? gue ngapain?"

Mino jadi mempause gamenya, ia menoleh ke arah Hanbin dengan wajah yang menekuk. "Bodo!! mati aja dah lu sana!"

Hanbin mengumpat dalam hati, ia lalu merogoh kantongnya dan mengambil ponsel. Beberapa detik kemudian dia langsung bangun.

"Bang! gue pergi dulu!"

***

Gadis itu barusaja keluar dari kamar mandi lantai bawah. Ia enggan masuk ke kamarnya melihat kekacauan yang tadi dibuatnya.

Lisa mendudukan diri dimeja makan. Sambil mengirim pesan pada mamanya.

Pandangannya lalu terarah pada plastik putih ditengah meja makan. Tangan lisa langsung terjulur kedepan, mengambil plastik putih itu dan membukanya.

Ada es krim, coklat, K*C, aneka jajan.

"Apaan nih?" selembar kertas pink menarik perhatiannya.

Kalo lo nggak mau berjuang untuk 'Kita' ya nggak usah, gue nggak maksa. Gak masalah gue berjuang sendiri, lo cuma tinggal duduk diam, and finally you're mine.

Lisa membuang nafas kesal. Ia langsung merobek kertas kecil itu.

"Kita cuma bersatu kalo mama gue dan papa lo nggak nikah." Gumamnya pelan dengan garis wajah yang menyedu.

Karna dia pun menginginkan Hanbin, jauh lebih besar dari Hanbin menginginkan dirinya.

Tapi terlambat, harusnya Lisa dekat dengan Hanbin lebih awal. Harusnya mereka berdua yang memperkenalkan diri ke kedua orang tuanya lebih dulu.

Dan Lisa tidak tau, Hanbin mampu melakukan apapun demi dirinya.

Termasuk membatalkan pernikahan orang tua mereka.

TBC

Mianeee lamaaa:((((

[5] Kakak Tiri [Hanlis]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang