Perfect Hurt - 8

986 35 0
                                    

Kamu boleh bahagia sama orang lain. Tapi, Kenapa harus sahabat aku yang kamu pilih?

"Makasih." Ucap Naila seraya keluar dari mobil Dimas. Namun, Dimas menahan tangannya.

"Kalo kamu berubah pikiran, aku selalu ada buat kamu kok." Ucap Dimas menatap lembut Naila membuat Naila sedikit gugup ditatap seperti itu.

Naila tidak menjawab perkataan Dimas tadi dan langsung keluar dari mobil Dimas. Mobil Dimas pun langsung melaju meninggalkan perkarangan rumah Naila.

✨✨✨

Reza dan teman-temannya sedang berada di rooftop sekolahnya. Mereka memang membolos jam pelajaran pertama dan kedua ini. Dimas tak henti-hentinya tersenyum menceritakan kejadian kemarin ketika ia dan Naila pergi makan bersama. Reza sudah pasti langsung badmood mendengar cerita Dimas. Tetapi, bukan Reza namanya jika ia tidak bisa menutupi kecemburuannya dengan tampang cool-nya.

"Eh Vin, lo udah jadian sama Tasya?" Ucap Dimas.

"Otw, doain ya." Ucap Kevin sambil tersenyum tipis.

"Kalo lo udah jadian terus nanti Dimas balikan sama Naila. Gua sama siapa dong?" Ucap Raffa dengan nada yang dibuat-buat.

"Noh, ada Reza, dia kan masih betah ngejomblo" Ucap Kevin dengan santainya.

"Enak aja lo, jangan kaget kalo gua punya cewek." Ucap Reza tak mau kalah.

"Enaknya gua nembak Tasya gimana ya?" Kevin menatap teman-temannya meminta pendapat.

"Tinggal bilang mau jadi pacar lo apa enggak. gitu aja susah amat."

"Masa kagak ada romantis-romantisnya."

"Emang lo gak romantis."

"Ah susah gua nanya sama jomblo-jomblo akut seperti kalian." Kevin bangkit dari duduknya dan beranjak pergi dari rooftop

"Mau kemana lo?" Tanya Reza

"Nyari Tasya." Jawab Kevin

Kini tinggal Reza, Dimas dan Raffa yang berasa di rooftop.

"Menurut lo pada, gimana kalo gua balikan sama Naila?" Ucapan Dimas sontak membuat hati Reza merasakan nyeri.

"Yah lo coba aja." Ucap Raffa melirik ke arah Reza.

Raffa sebenarnya mengetahui perasaan Reza terhadap Naila. Namun, ia enggan untuk bertanya langsung kepada Reza. Karna pasti Reza akan mengelak. Tetapi, kini Raffa membutuhkan jawaban dari Reza. Karna bagaimanapun ia tidak mau persahabatan mereka hancur karna masalah cewek.

"Za, temenin gua yuk ke kamar mandi." Raffa menepuk pelan pundak Reza.

"Manja banget lo minta di temenin." Ucap Reza seraya bangkit dari duduknya.

"Masa gua ditinggal?" Protes Dimas.

"Lo tunggu di Kantin aja. Nanti kita kesitu." Ucap Raffa meninggalkan Dimas dan diikuti Reza dibelakangnya.

Ditengah koridor menuju kamar mandi, Raffa memberhentikan langkahnya, otomatis membuat Reza juga memberhentikan langkahnya dan menyergit bingung.

Perfect HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang