Jika sekarang dia tidak memilihmu biarkan lah dia berlalu memilih orang lain yang ia anggap memang untuknya. Tidak usah mengejar nanti kamu lelah,tidak usah bersedih nanti kamu semakin terpuruk. Jika dia memang untukmu. Sejauh apapun dia pasti dia akan kembali kepadamu.
Tak terasa liburan mereka kini akan segera usai. Besok mereka akan kembali masuk ke sekolah seperti biasa. Naila baru saja selesai mandi dan juga berpakaian lalu ia merebahkan dirinya di kasur yang sudah ia rindukan.
Naila menatap kosong langit-langit kamarnya ia mengingat kembali kenangan dirinya dan juga teman-temannya saat di puncak kemarin. Hingga tak sadar ia tersenyum tipis. Pikirannya kembali mengingat kenangan ia dan juga Reza yang membuat ia kembali tersenyum hingga tiba-tiba senyumnya luntur dari wajahnya. Ia kepikiran kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi melibatkan orang-orang disekitarnya. Ancaman Aurel bukanlah suatu hal yang sepele. Aurel tidak pernah main-main dengan ancamannya ia pasti akan menjalankan ancamannya itu. Tapi hati Naila menginginkan Reza. Kini Naila merasa bodoh karena takut dengan ancaman Aurel. Naila pun memilih untuk mengarahkan kakinya menuju balkon kamarnya untuk menenangkan pikirannya sambil melihat bintang di langit.
Naila menghela nafasnya dan memaksakan senyumannya yang sangat susah saat melihat bintang yang menampakkan keindahannya di langit malam ini.
"Langit malem kalo tanpa bintang gelap banget deh pasti. Masa kayak aku kalo tanpa kamu." Naila mulai ngelantur dengan ucapannya sendiri.
Naila yang baru menyadari apa yang baru saja ia katakan pun merasa jikik sekali.
"Gua ngomong apa si barusan?"
"Ahelah udah ah kalo dia emang buat gua pasti nanti dia bakalan ke gua juga akhirnya. Gua harus bener bener berhenti dari sekarang." Ucapnya bermonolog.
Tiba-tiba ia tertawa hambar.
"Lucu banget sih gua harus mengakhiri sesuatu yang belum gua mulai sama sekali."
✨✨✨
Hari ini sekolah kembali ramai seperti biasanya. Beruntung Naila tidak telat datang hari ini. Sekarang ia sedang menunggu bel masuk berbunyi bersama Nadine,Rissa dan juga Tasya.
"Eh gua laper nih belum sarapan." Rissa memegangi perutnya.
"Yuk ke kantin." Ajak Nadine yang sudah berdiri dan diikuti Rissa dan juga Tasya.
"Nai lo gak mau ikut?" Tanya Tasya.
"Enggak ah, Gua udah sarapan." Jawab Naila.
"Ah gak setia kawan lo." Ucap Nadine yang dihadiahi cengiran dari Naila.
"Mager hehe." Jawab Naila.
"Elah, Mau nitip?" Ucap Rissa.
Naila menggelengkan kepalanya. "Enggak deh."
Teman-temannya sudah sangat memaklumi sikap Naila yang bisa dibilang culup moody dan juga mageran.
Ketika Nadine,Rissa dan Tasya baru saja sampai didepan pintu kelasnya ia sudah bertemu dengan Reza yang masih mengemblok tasnya di bahu kanannya.
"Naila mana?"
"Ada tuh di kelas." Jawab Rissa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Hurt
Teen Fiction"Iya aku pernah suka sama sahabat kamu sebelum kamu datang, namun semua rasa untuk dia tergantikan oleh datangnya kamu, tapi kenapa rasa buat dia datang lagi?" -Naila Verinda Arguna "Aku ga papa kamu suka sama sahabat aku, bahagia kamu bahagia aku j...