Perfect Hurt - 18

669 18 0
                                    

Matahari dan Bulan. Mereka ada ditempat yang sama. Tapi apa daya mereka tidak ditakdirkan untuk bertemu. Begitu juga aku dan kamu yang ada ditempat yang sama namun tidak ditakdirkan untuk bersama.

"GUA MAU LO JAUHIN REZA MULAI DETIK INI JUGA." Suara bentakkan itu menggema di toilet perempuan.

Naila menunduk tanpa berani menatap gadis yang sedang membentaknya. Gadis itu mengangkat dagu Naila dengan kasar agar Naila mau menatapnya.

"KALO GUA LAGI NGOMONG TUH LIAT MUKA GUA." Bentaknya lagi. Naila mulai membuka kedua matanya.

"KALO LO MASIH DEKETIN REZA, BUKAN CUMA LO YANG BAKALAN MENDERITA. TAPI TEMEN-TEMEN LO JUGA YANG BAKAL KENA IMBASNYA." Ucap orang itu meninggalkan Naila yang berantakkan.

Naila mulai nangis senangis nangisnya. Hingga akhirnya ia mulai merasa tenang dan memperbaiki penampilannya.

Inikah yang dinamakan cinta terlarang?
Mengapa aku dan kamu tidak bisa bersatu?
Apakah karena memang hatimu bukan untukku?
Aku benci kalimat itu. Aku mau hatimu untukku. Apa itu hal yang sulit?

✨✨✨

"Naila tadi ke toilet sendiri. sampe sekarang dia belum balik," Ucap Nadine. "Gua kira dia nyamperin lo." Tambahnya.

Nadine,Rissa dan Tasya sengaja menghampiri Reza dan teman-temannya untuk menanyakan keberadaan Naila.

"Gua belum ngeliat Naila dari tadi pagi." Ucap Reza dan diangguki ketiga temannya.

Ketiga cewek itu pun langsung menampilkan wajah khawatirnya. Hingga akhirnya Reza bangkit dari duduknya.

"Gua yang cari Naila sekarang." Ucapnya pergi begitu saja.

Reza berjalan sedikit tergesa-gesa menuju toilet perempuan. Kebetulan sekarang baru saja istirahat jadi koridor memang sedikit ramai. Beberapa murid perempuan menatapnya untuk memuja ketampanan pemuda itu. Tetapi Reza tetap saja berjalan lurus tanpa menghiraukan bisikan itu.

Kini Reza sudah berada di depan toilet perempuan. Suasana toilet yang terlihat sepi ini membuat Reza sedikit ragu jika Naila berada didalamnya.

Cklek.

Tak lama pintu toilet itu terbuka menampilkan Naila yang tertunduk.

"Naila." Naila mendongakan kepalanya dan terkejut dengan kehadiran Reza.

"Ngapain kesini?"

"Lo kenapa?" Naila menggeleng lemah. Reza menarik bahu Naila hingga kini Naila berada tepat di depannya.

"Jangan bohong sama gua."

"Gua gak papa." Ucap Naila mantap. Reza menatap mata Naila. Ia yakin jika Naila menyembunyikan sesuatu darinya. Tapi apa?

"Kalo ada apa-apa bilang gua," Ucap Reza.
"Temen-temen lo khawatir nyariin lo."

"Mereka dimana?"

"Kantin."

Reza dan Naila pun berjalan beriringan menuju kantin. Naila tetap saja sibuk dengan pikirannya. Ia takut jika teman-temannya mendapatkan imbas karna dirinya. Dia sangat menyayangi teman-temannya.

"Nailaaaaa." Seru Nadine saat melihat Reza datang bersama Naila.

"Berisik lo." Protes Raffa.

"Ga seneng aja lo." Jawab Nadine ketus.

"Lo kemana aja si?" Tanya Rissa.

"Maaf lama gua mules." Ucap Naila sambil terkekeh.

"Halah, kebiasaan lo."

✨✨✨

Ucapan Aurel terus saja terngiang-ngiang di telinga dan juga pikiran Naila. Reza memang sudah mengatakan jika ia tidak ada hubungan apa-apa dengan Aurel. Tapi, Kini bukan itu yang menjadi beban pikiran Naila. Ia hanya takut jika Aurel tidak main-main dengan ancamannya. Aurel merupakan orang yang akan menghalalkan berbagai cara agar keinginannya terwujud. Naila tidak mengerti harus bagaimana sekarang ini.

Teman atau Cinta?

Sudah pasti teman. Ketika kamu disakiti oleh cinta kamu akan mencurahkan segala keluh kesahmu kepada teman. Tapi, apakah kamu siap merelakan cintamu?

Cinta itu sulit dan sangat sulit. Kini Naila benar-benar merasakan sulitnya cinta.
Apa sesulit ini untuk mengapaimu?
Apa sesulit ini untuk menjadi milikmu?

Perfect HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang