Perfect Hurt - 31

598 11 0
                                    

Baiklah jika itu pilihanmu bukan lagi diriku maka aku akan berusaha untuk mundur.

"Lo beneran sama Aurel sekarang Za?" Tanya Dimas.

Reza yang sedang berdiam diri dikursinya tiba-tiba langsung mengalihkan pandangan ke Dimas.

"Yang lo liat aja gimana sekarang," Reza menghela nafasnya. "Lo pasti bisa simpulin sendiri." Lanjutnya.

Dimas menggelengkan kepalanya tidak mengerti dengan jalan pikiran Reza. Sedangkan Kevin dan Raffa hanya menghela nafasnya pasrah.

"Gua ngerelain Naila buat lo bikin dia bahagia. Tapi kenapa lo malah ninggalin dia?" Ucap Dimas.

"Gua gak minta lo buat ngerelain Naila buat gua." Balas Reza santai. Dimas yang mendengarnya merasa mulai terpancing emosi.

"Lo pikir gua ngerelain Naila gampang?" Ucap Dimas dengan nada bicara yang mulai ditinggikan.

"Lo kan sekarang udah sama Rissa, kenapa lo masih bilang gitu? Lo masih sayang sama Naila?" Ucap Reza dengan nada yang mulai ditinggikan juga.

"Iya gua masih sayang sama Naila," Ucap Dimas sontak membuat Reza,Kevin dan Raffa kaget.

"Tapi dalam artian yang beda." Lanjut Dimas

"Lo emang beneran ngeiyain perjodohan lo itu?' Kini Kevin mulai menggeluarkan suara.

Reza terlihat menghela nafasnya sebelum menjawab "Iya." Jawab Reza singkat.

Ketiga teman-temannya semakin tidak habis pikir dengan pikiran Reza saat ini.

"Lagian juga bukan gua yang ninggalin Naila. Dia yang ngehindarin gua." Lanjut Reza.

✨✨✨

"Ayo kantin." Nadine mengajak teman-temannya ke kantin. Ketiga temannya sudah berdiri sedangkan Naila masih saja duduk di bangkunya.

"Nai? Ayo" Tegur Rissa.

"Kalian aja" Jawab Naila.

Nadine pun menghampiri Naila. Dia sudah sangat bosan menghadapi kelakuan Naila yang terus menerus mengurung dirinya seorang diri.

"Ck, mau sampe kapan lo galau mulu?" Ucap Nadine.

Naila menoleh kearah Nadine dengan bingung. "Gua lagi pengen sendiri aja." Jawab Naila.

"Lo udah berapa kali kayak gini Nai, kita jadi bingung kalo lo nutup diri lo sama kita gini, kita ini sahabat-sahabat lo kita pasti bakalan dengerin dan ngebantuin lo." Ucap Nadine.

Rissa dan Tasya pun ikut mendekat kearah Naila dan Nadine.

"Nai, kalo ada masalah cerita ke kita jangan mendem sendiri." Rissa mengenggam tangan Naila.

"Kalo lo butuh apa-apa juga pasti kita bantuin." Tambah Tasya.

Naila memberikan senyumannya kepada ketiga sahabat-sahabatnya namun, kesedihan dimatanya tidak bisa tertutupi. Perlahan Naila mulai menundukan kepalanya dan satu butir air matanya berhasil lolos.

Nadine merangkul Naila dan membiarkannya menangis dibahunya.

Setelah cukup lama menangis kini Naila sudah merasa sedikit tenang ia pun menatap sahabat-sahabatnya secara bergantian.

"Sekarang gua udah jauh dari Reza dan mungkin Reza udah benci sama gua. Dia juga udah nemuin cewek baru." Ucap Naila.

"Kok bisa?" Tanya Nadine.

Naila menggelengkan kepalanya sambil menghapus sisa air mata di ujung matanya.

"Gua yang awalnya jauhin dia, tapi itu gua lakuin juga terpaksa karna ada hal lain. Dan sekarang," Ucapan Naila terhenti karena ia merasakan dadanya sedikit sesak dan tertusuk.

"Sekarang gua nyesel pernah ngejauhin dia." Naila kembali menundukan kepalanya.

"Hah? Hal apa?" Tanya Rissa.

"Aurel ngancem gua." Ucapan Naila itu membuat ketiga sahabatnya terkejut.

✨✨✨

"Hai sayang!" Aurel mengaitkan tangannya ke lengan Reza saat Reza baru saja keluar dari kelasnya.

"Apaan sih lo, gak tau malu." Ucap Reza seraya melepaskan kaitan tangan Aurel.

"Ih lucu banget sih bilang aja malu kan iya kan." Aurel menyolek dagu Reza membuat Reza semakin sebal.

"Udah gila lo." Reza berjalan meninggalkan Aurel menuju parkiran sekolahnya. Sementara Aurel menggerutu kesal karna perlakuan Reza.

"Liat aja nanti lo bakalan jatuh ke hadapan gua." Ucap Aurel.

Perfect HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang