Perfect Hurt - 38

1K 18 1
                                    

Waktu berlalu, tak terasa kini Naila dan teman-temannya sedang mengikuti ujian kenaikan kelas 12 di hari terakhir.

"Gua lulus yeay" Teriak Raffa begitu ia keluar dari ruang ujiannya.

"Kita tidak boleh terlalu berharap Raff." Ucap Dimas kepada Raffa.

"Belum tentu juga lu lulus." Tambah Kevin.

"Kalian ngiri kan sama gua tadi berhasil keluar duluan?" Raffa semakin menyombongkan dirinya.

"Yang ada lu ngasal kan?" Ucap Kevin.

"Enggak gua ngitung kancing." Balas Raffa santai.

"Eh Rissa." Teriak Dimas tiba-tiba.

Sang pemilik nama pun menoleh dan melambaikan tangannya. Dimas berlari kecil menghampiri Rissa diikuti teman-temannya.

"Naila mana?" Tanya Reza yang sejak tadi hanya diam.

"Oh iya gua lupa bilang, dia di UKS." Jawab Rissa.

"UKS? kenapa?" Terdengar jelas bahwa Reza khawatir dengan Naila.

"Dia pusing katanya tadi." Ucap Rissa.

"Terus dia sama siapa disana?" Tanya Reza.

"Nadine."

Tanpa mengucap basa-basi Reza langsung menuju UKS.

"Kebiasaan suka ninggalin." Ucap Raffa.

✨✨✨

Reza membuka pintu UKS dan mendapati Naila sedang tertidur di kasur UKS. Disampingnya ada Nadine yang sedang memainkan ponselnya.

"Nadine." Nadine menoleh kearah Reza.

"Dari kapan?" Tanya Reza.

"Apanya?" Ucap Nadine polos.

"Naila."

"Oh, baru aja tadi selesai ujian dia langsung minta kesini."

"Lu balik aja gua yang nganterin dia pulang." Ucap Reza.

Nadine pun mengangguk lalu mengambil tasnya.

"Gua duluan." Pamit Nadine yang diangguki oleh Reza.

Reza duduk ditempat yang ditempati Nadine sebelumnya. Ia memandang wajah Naila secara dalam.

"Bisa-bisanya lu lagi sakit tapi tetep cantik." Ucap Reza.

"Gua terlahir cantik." Suara itu tiba-tiba mengejutkan Reza.

Naila tersenyum melihat reaksi Reza.

"Kirain lu ga bangun-bangun lagi."

"Lu mau?"

"Mau apa?"

"Mau gua ga bangun-bangun lagi?"

"Kan gua ga bilang mau atau ga mau."

"Gua mau pulang."

"Pulang aja punya kaki kan."

"Tadi katanya lu mau nganterin gua pulang."

"Kok lu denger?"

"Gua kan punya kuping."

"Tadi kan lu tidur."

"Siapa yang bilang gua tidur? gua cuma merem ayam."

"Apaan merem ayam?"

"Kelamaan kalo gua kasih tau lu, otak lu gak nyampe."

"Songong lu."

"Yang penting lu suka."

Reza mendekati Naila lalu memeluk gadisnya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perfect HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang