Perfect Hurt - 27

603 15 0
                                    

Lagi-lagi kamu berhasil membuat memori indah untukku. Sikap mu kepadaku membuat ku lupa akan hal yang melukai hatiku.

Pulang sekolah ini Naila kembali melihat kejadian yang membuat moodnya berantakan lagi.

"Gua mau balik duluan aja ah." Ucap Naila seraya berjalan cepat menuju gerbang sekolah tanpa menghiraukan panggilan dari teman-temannya.

"Sakit sakit." Ucap Tasya mengeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Naila.

"Pas banget didepan mata sih." Ucap Rissa.

"Kenapa sih anjir gua jadi ikutan kesel liatnya." Nadine berbicara dengan nada tingginya.

Reza kembali membonceng Aurel,  atau lebih tepatnya Reza mengantarkan Aurel pulang. dan Naila dengan jelas melihat kejadian itu semua.

Dalam perjalanan pulangnya Naila terus saja memikirkan kejadian itu. Ia tidak suka, Ia kesal. Tapi siapa dia bagi Reza? Dia bukan lah siapa-siapa bagi Reza. Tak terasa Grab yang mengantarkannya pulang telah berhenti.

"Neng udah nyampe." Ucap abang grab menyadarkan Naila dari lamunannya.

"Eh, Oiya." Naila pun segera turun dari motor abang grab dan memberikan uang 20 ribu kepada abang grab itu. Ia pun berjalan memasuki gerbang rumahnya. Tapi belum sempat iya sampai di gerbang rumahnya abang Grab tadi memanggil Naila lagi membuat Naila menoleh.

"Ambil aja bang kembaliannya." Teriak Naila.

"Hmm, bukan neng. Itu helmnya dilepas dulu." Teriak abang Grab itu membuat Naila tersentak malu. Lalu ia membuka helm hijau yang masih terpasang di kepalanya dan memberikannya kepada abang Grab tadi.

"Hehe, maaf ya pak." Ucap Naila cengengesan.

Abang Grab tadi hanya tertawa kecil lalu segera pergi meninggalkan halaman rumah Naila.

Naila kembali berjalan menuju gerbang rumahnya sambil merutuki sendiri kebodohannya.

"Galau emang bikin bego ga?" batinnya.

✨✨✨

Sejak tadi Reza memasang wajah suntuknya. Bagaimana tidak suntuk, sekarang ia sedang berada di salah satu Mall dan menemani seorang gadis yang sejak tadi memilih baju-baju disetiap store yang ada di mall itu. Reza sudah sangat lelah. Rasanya Reza ingin segera terbebas dari semua ini.

"Lo masih lama? Gua capek." Ucap Reza kepada Aurel.

"Bentar lagi ya, Aku belum nemu baju yang pas." Jawab Aurel.

"Belum nemu gimana? Lo ga sadar ini paperbag udah banyak? Lagian gua juga bawa motor bukan mobil." Protes Reza.

Aurel menghembuskan nafasnya. "Yaudah, tapi temenin aku beli ice cream dulu ya." Aurel menggandeng lengan Reza dan hal itu cukup membuat Reza risih ditambah Aurel menyebut dirinya dengan panggilan Aku-Kamu.

✨✨✨

Jam sudah menunjukkan pukul setengah 8 malam. Dan Reza baru saja mengantarkan Aurel pulang kerumahnya. Ia tidak berniat untuk langsung pulang kerumahnya. Setelah berpikir cukup lama ia memutuskan untuk pergi ke rumah Naila.

Hanya membutuhkan waktu 20 menit kini Reza telah sampai di depan gerbang rumah Naila. Ia pun mengambil Iphone-nya lalu membuka aplikasi LINE dan mencari kontak Naila.

Reza Oktavansyah
P
Klr gua d dpn rmh lo

Naila Verinda Arguna
Udh malem
Bercandaan lo ga lucu

Reza Oktavansyah
Sp yg brcnd s?-_

Naila Verinda Arguna
Serius?

Reza Oktavansyah
Klr mkny

Naila hanya me-read chat terakhirnya dengan Reza. Tak lama Naila keluar dari rumahnya dan menemui Reza.

"Ngapain ke sini malem-malem?" Tanya Naila.

"Gak boleh? Yaudah gua balik." Ucap Reza seraya mengeluarkan kembali kunci motornya. Namun ditahan oleh Naila.

"Baperan." Ledek Naila.

Reza tersenyum tipis.

"Masuk." Ucap Naila.

"Gak usah gua cuma bentar doang." Jawab Reza membuat Naila mengangguk-anggukan kepalanya.

"Kok masih pake seragam? Abis dari mana?" Tanya Naila membuat Reza sedikit gelagapan menjawabnya.

"Abis main." Ucap Reza yang menjawab tanpa berani menatap ke arah Naila. Naila sempat heran dengan tingkah Reza namun ia lebih memilih untuk berfikir positif.

"Gua cuma mau ketemu lo. Walaupun bentar tapi cukup buat gua tenang kalo lo baik-baik aja." Ucapan Reza membuat Naila melupakan pertanyaannya mengenai Reza dan Aurel. Yang ada kini Naila malah salah tingkah.

"Gua balik dulu ya. Jangan tidur malem-malem, Dah sayang." Ucap Reza diakhiri dengan senyuman dibibirnya membuat Naila mematung di tempatnya mendengar kata-kata 'sayang' yang lagi-lagi diucapkan oleh Reza.

Reza pun meninggalakan halaman rumah Naila.

✨✨✨

Naila merebahkan badannya diatas kasur berseprai ungu. Ia sedang senyum-senyum sendiri saat ini.

"Ah kenapa lucu banget si." Ucap Naila sambil memeluk boneka yang Reza berikan saat mereka bermain Timezone.

Naila lupa akan kejadian tadi siang saat pulang sekolah yang cukup membuat moodnya berantantakan.

Ah apa cinta memang seperti itu?
Hanya dengan sikap manisnya membuat kita lupa akan hal yang mungkin saja menyakiti hati kita.

✨✨✨

"Udah berapa kali gua ingetin lo buat jauhin Reza. Tapi kenapa lo masih deket-deketin Reza?!" Bentak Aurel tepat di depan wajah Naila.

Lagi-lagi Naila dihadapkan dengan Aurel. Kini hanya mereka berdua yang berada di toilet dan memang sekolah masih sepi karena belum banyak siswa yang datang.

"Ini peringatan terakhir buat lo. Atau lo bakalan nyesel." Ucap Aurel lalu meninggalkan Naila yang setengah ketakutan.

"Ahh, Lo lemah banget si Nai, Kenapa lo gak bisa lawan?" Bentak Naila kepada dirinya sendiri. Ia pun mencuci wajahnya dan memilih untuk segera keluar dari toilet dengan wajah yang ia buat seperti tidak terjadi apa-apa kepadanya.

Naila kembali ke kelasnya ternyata teman-temannya sudah datang.

"Lo dari mana Nai?" Tanya Tasya.

"Dari toilet." Jawab Naila singkat.

"Lo gak kenapa-napa kan?" Tanya Rissa memastikan.

"Emang gua kenapa?" Naila mencoba untuk memasang wajah tenang agar teman-temannya tidak curiga.

Tak lama guru fisika masuk dan menetribakan murid-muridnya sehingga cukup membuat Naila lega karena tidak harus terus-terusan diintrogasi oleh teman-temannya.

Perfect HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang