Kenapa gua ngerasa setiap perkataan yang keluar dari mulut lo tuh bisa nenangin gua?
Setelah kepergian Reza. Raffa dan Kevin yang dari tadi hanya menggintip kini telah menampakkan dirinya dan mendekati Dimas.
"Mau sampe kapan lo kayak gini terus?" Ucap Kevin membuat Dimas tersadar dari lamunannya. Dimas menghela nafasnya kasar sambil mengacak rambutnya frustasi.
"Kenapa semuanya jadi mojokkin gua gini sih?" Ucap Dimas.
"Kita bukannya mau mojokkin lo, tapi kita mau lo sadar yang lo lakuin itu udah kelewat batas," Ucap Raffa membuat Dimas menatapnya. "Lo kemarin udah nonjokkin Reza sekarang lo nyakitin fisik Naila. Setelah ini apa lagi?" Ucap Raffa lagi.
"Kita sama-sama tau sifat asli Reza itu gimana, gak mungkin dia ada niatan buat misahin lo sama Naila. Kalau pun dia suka sama Naila pasti dia lebih milih diem aja," Kata Kevin. "Reza itu sama kayak lo, mau liat Naila itu bahagia. Dan Reza ngeliat Naila sama lo itu bahagia, dia gak mungkin mau ngancurin kebahagian itu. Dia lebih milih liat Naila bahagia sama orang lain biarpun gak sama dia daripada liat Naila sedih." Tambah Kevin membuat Dimas menunduk.
"Dan kita berharap lo juga bisa berfikir kayak Reza." Ucap Raffa.
"Maaf kalo mungkin kita terkesan banding-bandingin lo sama Reza. Tapi, kita cuma mau kalian sama-sama dewasa." Ucap Kevin.
Dimas meninggalkan Kevin dan Raffa.
✨✨✨
"Nai, Udah bel pulang, Lo pulang sama gua aja ya." Ucap Reza.
Tak sempat Naila menjawab. Nadine yang baru datang bersama Rissa dan Tasya langsung menjawab ucapan Reza.
"Naila pulang sama gua aja. gua bawa mobil kok."
Nadine,Rissa dan Tasya memang kembali ke kelas setelah Reza kembali ke UKS tadi.
"Iya lagian kan lo bawa motor kan? Takutnya Naila malah masuk angin sama kondisinya sekarang." Ucap Rissa
"Yaudah." Jawab Reza.
"Semuanya gua duluan ya. Kevin udah nunggu. Dia juga nitip salam buat kalian." Ucap Tasya sambil melambaikan tangannya lalu keluar UKS.
"Yaudah yuk Nai, Kita juga balik ya Za." Pamit Nadine. Reza hanya mengangguk dan membantu Naila untuk bangun.
"Ahh iya gua lupa." Pekik Rissa sambil menepuk jidatnya membuat Nadine,Naila dan Reza menatapnya bingung.
"Gua mau ngambil sample bunga di taman deket sekolah." Ucap Rissa.
"Yaudah Nai lo gak papa nunggu Rissa ngambil sample dulu?" Tanya Nadine kepada Rissa.
"Eh gak usah kalian pulang aja duluan. Gua bisa pulang naik grab." Ucap Rissa.
"Gak papa Riss kita nunggu lo aja." Ucap Naila .
"Enggak, Lo harus banyak-banyak istirahat Nai. Gua gak papa kok. Udah ya gua duluan. Daaa semua." Rissa bergegas pergi menuju taman dekat sekolahnya
"Yuk Nai." Ucap Nadine sambil membantu Naila berjalan dibantu oleh Reza.
✨✨✨
"Ah udah mau sore lagi, Kenapa sih gua lupa ngambil sample nya sama Tasya tadi." Rissa berbicara sendiri sambil mencari-cari sample yang ia butuhkan. Rissa memang masuk kedalam club biologi di sekolahnya. Dan ia mendapatkan tugas untuk mencari sample bunga.
"Alhamdulillah, tuh dia bunganya." Rissa berjalan mendekati bunga yang ia butuhkan dan kebetulan bunga itu berada di sampin bangku taman.
"Permisi." Ucap Rissa kepada orang yang sedang duduk di bangku taman itu. Lalu ia mengambil 1 tangkai bunga itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Hurt
Jugendliteratur"Iya aku pernah suka sama sahabat kamu sebelum kamu datang, namun semua rasa untuk dia tergantikan oleh datangnya kamu, tapi kenapa rasa buat dia datang lagi?" -Naila Verinda Arguna "Aku ga papa kamu suka sama sahabat aku, bahagia kamu bahagia aku j...