Perfect Hurt - 32

659 12 0
                                    

Mau bagaimanapun keadaan kita sekarang tidak akan bisa menghilangkan rasa peduliku padamu.

Reza melajukan motornya keluar halaman sekolahnya. Sore ini langit tampak mendung dan sepertinya sudah gerimis.

Karna haus yang tidak tertahankan Reza pun akhirnya memilih untuk mampir ke salah satu minimarket dekat sekolahnya sekalian meneduh karna hari sudah hujan.

Reza memasuki area minuman-minuman, ketika sudah menemukan minuman yang ia inginkan ia pun membayar dan segera keluar dari minimarket tersebut dan berdiam diri sambil memperhatikan hujan di halaman minimarket itu.

Tak lama keluar seorang gadis berkuncir kuda yang sedang memeluk dirinya sendiri. Gadis itu berdiri tepat di sebelah Reza dan juga ia memegang sebuah plastik kecil minimarket yang dapat Reza tebak isinya, gadis itu membeli minuman yang sama seperti Reza.

Dan,

Reza menggenali gadis itu. Gadis itu adalah gadisnya.

"Naila." Ucap Reza sedikit ragu.

Gadis itu menoleh dan ternyata benar itu adalah Naila.

Naila terkejut saat mendapati Reza dihadapannya. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Sedangkan Reza sedang menahan ujung bibirnya agar tidak naik dan memperlihatkan senyumnya kepada Naila. Mata Naila begitu berbinar ditambah pipinya yang sedikit chubby membuat Reza gemas melihat Naila.

"Lo ngapain disini?" Tanya Naila.

"Gua aus sekalian neduh juga." Jawab Reza.

Naila mengangguk-anggukan kepalanya lalu meneguk minumannya.

"Lo ngapain disini?" Kini giliran Reza yang balik bertanya kepada Naila.

"Sama juga kayak lo" Ucap Naila.

"Tumben lo baru balik sekarang?" Tanya Reza.

"Grabnya susah dipesen." Jawab Naila.

"Oh." Ucap Reza.

Kini keduanya terjebak dalam diam. Yang terdengar hanya suara hujan yang sampai sekarang belum juga reda. Mereka seperti sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Sebenarnya apa yang menjauhkan mereka? gengsikah? itu semua hanya perkara gengsi. Seharusnya mereka menyadari bahwa cinta mereka lebih besar dari gengsi dan ego mereka.

"Za," Akhirnya Naila lebih dulu meredakan egonya.

Reza pun menoleh kearah Naila.

"Sebenernya banyak banget pertanyaan yang sampai sekarang gua gatau jawabannya apa." Ucap Naila.

"Pertanyaan apa?" Tanya Reza.

"Tentang kita, Sebenernya kita ini apa? Kenapa gua ngerasa sakit pas lo jauh dari gua tapi lo deket sama orang lain? Kenapa dulu kita deket tapi sekarang kita jauh?" Mata Naila kini sudah berkaca-kaca.

"Dan kenapa sekarang lo jadi deket sama Aurel?" Air mata Naila langsung mengalir begitu saja.

Reza cukup kaget dengan ucapan Naila barusan. Ia tak menyangka seorang gadis yang polos seperti Naila bisa menggungkapkan hal itu dengan sangat spontan.

Perfect HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang