Perfect Hurt - 30

618 13 0
                                    

Untuk mu, kembalilah aku rindu.

Tok..Tok..

Reza menoleh ke arah pintu kamarnya, sepertinya ada orang yang mengetuk pintu kamarnya. Ia pun berjalan menuju pintu kamarnya.

"Hai babe." Seorang gadis memeluk tubuh Reza saat itu juga. Namun Reza membiarkannya karena ia sedang malas meladeni gadis dihadapannya ini.

"Ngapain kesini?" Tanya Reza ketika gadis itu melepaskan pelukannya.

"Kangen." Jawab gadis itu dengan suaranya yang dibuat-buat membuat Reza sedikit ngeri.

"Kan bisa tunggu dibawah kenapa harus ke kamar gua?" Ucap Reza.

"Emang kenapa sih?" Tanya gadis itu dengan manjanya.

"Gak baik cewe main ke kamar cowo yang bukan muhrimnya." Balas Reza.

"Yaudah iya maaf, hmm mendingan sekarang kita kebawah mama kamu udah siapin makan malem buat kita." Gadis itu merangkul lengan Reza dan lagi-lagi Reza hanya bisa memutarkan bola matanya.

Yap! Gadis itu adalah Aurel. Aurel datang ke rumah Reza pukul 9 malam sudah jelas itu membuat Reza betambah tidak menyukai Aurel.

"Hanya cewe yang tidak mempunyai etika ketika bertamu kerumah cowo malam-malam gini" Pikir Reza.

Reza dan Aurel menuruni setiap anak tangga. Aurel masih saja merangkul lengan Reza dengan senyum merekahnya. Sedangkan Reza tetap dengan wajah dinginnya yang menjadi idola semua gadis di sekolahnya.

Untuk saat ini Reza memilih untuk mengikuti apa kemauan orang tuanya untuk mencoba lebih dekat dengan Aurel. Lagipula hubungan Reza dan Naila sedang tidak baik. Reza tidak berniat untuk menjadikan Aurel pelampiasan, ia hanya ingin terbebas sejenak dari masalah hubungannya dengan Naila. Reza yakin cepat atau lambat ia dan Naila akan kembali berbaikan. Biarpun sekarang ada Aurel disampingnya tapi tetap saja hatinya menginginkan Naila dan hanya Naila.

✨✨✨

Mata Naila mengarah kepada sebuah motor yang baru saja memasuki gerbang sekolah. Ia tidak menyangka dengan apa yang ia lihat barusan.

Perih, Mungkin kata orang sakit tak berdarah.

Naila melihat dengan jelas bagaimana cara Aurel memeluk Reza. Dan Reza tidak sama sekali menolak.

Hingga tersadar sebuah tepukan mendarat di bahu kanannya. Naila menoleh kearah orang yang menepuk bahunya dan melemparkan senyumannya yang dipaksakan.

"Nai, kenapa lo?"

"Gpp elah Sya," Jawab Naila dengan tawa kecilnya.

"Lo gak bareng Kevin?" Tanya Naila lagi.

"Bareng kok, tapi gua turun duluan," Jawab Tasya.

"Pagi-pagi udah gak mood, jelek lo." Ledek Tasya dengan menyikut siku Naila.

"Lo gak ngerasain apa yang gua rasa Sya. Kisah cinta lo dari dulu gak pernah rumit kayak gua. Gua ada masalah sama Dimas terus sekarang." Kalimat Naila terhenti begitu saja. Ia pun menundukan kepalanya. Sedikit demi sedikit isakan mulai terdengar.

Tasya langsung merangkul Naila dan membawanya ke kelasnya.

Dikelas kehadiran Naila dan Tasya langsung disambut oleh Nadine dan Rissa. Mereka heran dengan keadaan Naila yang terisak.

"Nai, kenapa?" Tanya Rissa.

Sedangkan Nadine menoleh kearah Tasya meminta jawaban. Tasya hanya menghembuskan nafasnya dan memberi kode agar Nadine dan Rissa tidak menanyakan apa-apa kepada Naila.

✨✨✨

Entah apa yang sekarang ada dipikiran Naila ia juga lelah untuk terus menangis dengan alasan yang sama. Tapi satu hal yang sampai saat ini tidak bisa ia tutupi adalah Ia masih tidak bisa merelakan Reza dengan Aurel.

Aurel merupakan cewe yang sejak dulu tidak pernah ia sukai. Menurutnya, Aurel merupakan gadis yang suka genit dengan para cowo-cowo diangkatannya dan juga suka mencari perhatian dari orang-orang.

Naila merasa kini ia jatuh dan hancur sehancur-hancurnya.

Perfect HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang