Perfect Hurt - 36

637 16 1
                                    

Sekarang aku mau kita mulai dari awal, cuma kamu dan aku tanpa ada dia.
Dengan kita yang tak mementingkan ego masing-masing.

Suasana ruang keluarga Reza sangatlah berbeda dari biasanya. Ketegangan sangat terasa di ruangan ini. Baik Reza, Reno, Papa-nya dan Mama-nya tidak ada yang ingin membuka suara terlebih dahulu.

Reno mendapatkan sebuah kode dari Mama-nya untuk membuka suara. Reno sedikit terkejut dan sempat menggeleng. Namun, Mamanya terus memberikan kode.

"Ekhm." Reno mulai membuka suara.

"Gini Pa,Ma, Ada yang mau Reza omongin sama Mama Papa." Reno menyikut Reza.

"Masalah pertunangan?" Ucap Papa-nya to the point.

Reza yang sedari tadi hanya menunduk pun kini menoleh ke papanya.

"Reza mau pertunangannya dibatalin pa." Ucap Reza.

"Reza udah berapa kali papa bilang kamu itu gakbisa seenaknya batalin pertunangan ini." Balas Papa-nya.

"Kalau gitu papa juga gak bisa main jodoh-jodohin Reza kaya gini tanpa persetujuan Reza." Emosi Reza mulai naik.

"Pa, maaf menurut Reno sekarang bukan saat yang tepat buat Reza tunangan pa, lagian Reza juga pasti bisa nentuin perempuan pilihan dia nanti. Kalau memang ini karena perusahaan, papa gak perlu sampe ngorbanin Reza pa, masih banyak cara lain untuk majuin perusahaan kita." Ucap Reno yang mencoba untuk bersikap setenang mungkin.

Mendengar perkataan anak pertamanya itu membuat senyum tipis di bibir mamanya. Ia tak menyangka Reno akan berkata seperti itu.

"Sekarang mana yang papa prioritaskan kebahagian anak papa atau perusahaan papa?" Tanya Reno kepada papa-nya.

"Cinta gak bisa dipaksain pa, lagian Reno juga yakin Reza udah punya calon buat temenin mama di keluarga kita." Tambah Reno dengan nada sedikit menggoda Reza.

Tak sadar Papa-nya pun menangis dan menarik tubuh Reza kedalam pelukannya. Reza pun membalas pelukan papa-nya.

Sedangkan mama-nya juga ikut menangis di pelukan Reno.

"Maafin papa udah maksa kamu. Mulai sekarang papa gak akan maksa kamu buat ngelanjutin pertunangan itu." Ucap Papa-nya.

"Makasih pa." Reza tersenyum melihat papa-nya.

Setelah itu Reza langsung beralih menatap Reno dan langsung memeluknya.

"Ish apa-apaan ni peluk-peluk? lepasin gak! peluk aja cewek lu sana." Ucap Reno yang berusaha menyingkirkan badan Reza.

"Siapa? kenalin dong." Ucap mama-nya.

"Nanti aja dikenalinnya kalau sekarang nanti malah diembat Reno." Ucap Reza sambil melirik Reno.

"Reno cemburu ah, harusnya yang papa cariin cewek itu Reno bukan Reza. Reno gak mau nanti dilangkahin Reza." Ucap Reno dengan nada bicara yang dibuat-buat.

Mereka pun tertawa melihat tingkah Reno.

✨✨✨

Naila sedang berada di balkon kamarnya melihat bintang dilangit yang gelap. Angin pun membuat wajahnya terucap oleh rambutnya sendiri.

"Dingin." Ucap Naila sambil memeluk dirinya sendiri.

Ting!

Sebuah notifikasi muncul dilayar Iphone-nya.
Naila sukses dibuat terkejut oleh nama yang tertera.

Reza Oktavansyah
tdr
bsk gua yg jmpt
gua gmw ksgn

Perfect HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang