Perfect Hurt - 22

717 17 1
                                    

Kamu selalu menjadi alasanku tersenyum dan juga kamu selalu menjadi alasanku menangis jika mengingat kita tidak bisa bersama.

Sore ini Reza dkk serta Naila dkk,kecuali Nadine sedang bersanti di dekat kolam renang.

"Nadine mana?" Tanya Raffa yang menyadari ketidakhadiran Nadine ditengah-tengah mereka.

"Lagi beresin barang-barang dia." Ucap Tasya.

"Lah bukannya udah tadi?" Sahut Raffa.

"Pas kita beres-beres dia tidur." Ucap Rissa.

"Yaelah,Gua mau gangguin dia ah." Ucap Raffa dengan senyum jahilnya lalu pergi menemui Nadine.

"Eh awas singanya ngamuk." Teriak Tasya membuat yang lainnya tertawa.

"Nai, ikut gua yuk." Naila menoleh kearah Reza.

"Kemana?"

"Ikut aja yuk." Reza pun bangkit dari duduknya diikuti oleh Naila.

"Gua pergi bentar ya." Pamit  Reza kepada teman-temannya.

Reza mengajak Naila ke suatu tempat yang ia yakini Naila akan menyukai tempat itu.

"Masih jauh ya?" Tanya Naila yang mulai lelah karena sejak tadi ia dan Reza tidak kunjung sampai.

"Bentar lagi kok, Eh tutup mata lo dulu." Reza memasangkan sapu tangannya untuk menutupi mata Naila.

"Kenapa harus di tutup sih mata gua?" Protes Naila.

"Tar lo juga tau." Reza menyatukan telapak tangannya dengan telapak tangan Naila. Dan Naila merasakan kehangatan yang luar biasa.

Hingga Naila merasa jika Reza sudah memberhentikan langkahnya.

"Udah nyampe?" Tanya Naila dengan matanya yang masih tertutup.

"Udah," Ucap Reza sambil membuka ikatan sapu tangannya.

Naila belum sepenuhnya menetralkan pandangannya hingga wajahnya berbinar melihat pemandangan yang berada tepat di depannya.

"Cantik." Ucap Naila.

"Nai, foto yuk." Reza kemudian mengeluarkan iphone-nya.

"Gua aja yang megang." Ucap Naila excited.

Naila merasa sangat bahagia sekarang membuat ia refleks merangkul bahu Reza dan begitupun Reza yang merangkul pingang Naila.

Naila merasa sangat bahagia sekarang membuat ia refleks merangkul bahu Reza dan begitupun Reza yang merangkul pingang Naila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perfect HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang