Maaf mungkin aku belum
bisa bahagiain kamu, sekarang aku relain kamu bahagia walaupun bukan sama aku:)Dimas menatap langit dari atas balkon rumahnya. ntah kenapa dia memikirkan kelanjutan hubungannya dengan Naila. ia merasa ada yang berubah dari hubungannya dengan Naila. semakin renggang ya renggang
ia pun meraih iphonenya di dalam saku celananya dan mengetikan sesuatu pada iphonenya itu.✨✨✨
Seperti biasa, Dimas menjemput Naila dirumahnya untuk pergi ke sekolah bersama. bedanya kali ini mereka hanya tenggelam dengan pikirannya masing-masing tanpa mau untuk memecahkan keheningan yang terjadi diantara keduanya. Sampailah mereka di parkiran sekolah.
"Duluan" belum sempat Naila pergi meninggalkan parkiran Dimas sudah menahan tangan Naila membuat gadis itu tersentak.
"Kalo ada apa-apa bilang aku" Dimas menatap lembut Naila sambil melepaskan tangannya yang menahan Naila. Sedangkan, gadis itu hanya mengangguk dan meninggalkanya
Dimas menghela nafas gusar melihat kepergian Naila. Dan pergi meninggalkan parkiran. Tetapi, tujuannya bukan kelas melainkan rooftop yang pasti sudah ada sahabat-sahabatnya disana.
✨✨✨
"Bagi elah" Raffa merebut ciki yang sedang dimakan Kevin
"Reza"
"Reza"
"Rezaaaaa"
Reza hanya menatap langit-langit tanpa menghiraukan panggilan dari sahabatnya itu
"Kenapa sih dia?" Kevin menyenggol sikut Raffa dengan sikutnya. Raffa hanya mengangkat bahunya sambil memakan ciki itu lagi
"Sadarin ege nanti dia kesambet" Ucap Kevin lagi
Raffa mendengus lalu berjalan kearah Reza. ralat kearah telinga Reza lebih tepatnya
"WOI REZA DEVA OKTAVANSYAHHH" Pekik Raffa pas di telinga Reza membuat Reza refleks menutup sebelah telinganya dan langsung menoyor leher Raffa. Kevin tetawa berbahak-bahak melihat kejadian di depan matanya
"Kasar, gua ga suka cowo kasar" Raffa berpura-pura ngambek dan kembali ke tempatnya semula, yaitu duduk disebelah Kevin
"ABANK DIMASSSS" Teriak Raffa saat melihat Dimas datang
Dimas melangkah gontai dengan tasnya yang hanya digemblok di bahu kanannya. lalu ikut duduk disebelah Kevin
"Ini lagi curut satu, kenapa lo?" Kevin agak kesal melihat kedua sahabatnya menampilkan wajah mood tidak baik pagi ini.
"Gua ga ngerti gimana kelanjutan hubungan gua sama Naila" Ucapan Dimas sontak membuat sahabatnya kaget tak terkecuali Reza yang langsung menoleh ke arah Dimas
"Maksud lo?" Kevin mengerutkan dahinya menatap Dimas serius
"Wah seru ni pembicaannya" Raffa berpindah posisi menghadap Dimas dan Reza pun ikut duduk di dekat sahabat-sahabatnya itu
Posisi mereka kini membentuk sebuah lingkaran.
"Gua rasa hubungan gua sama Naila semakin renggang. Udah jarang ngeluangin waktu buat jalan bareng. Chat juga seadanya dianya kaya gak mau chat sama gua" Dimas menghela nafasnya gusar.
"Yah tinggal lo ajak jalan aja lagi si Naila"
"Udah"
"Terus?"
"Waktunya selalu gak pas"
"Mungkin bisa lain kali"
"Nanti pulsek gua mau ngomong sama dia, tapi perasaan gua gak enak"
"Bismillah aja nanti"
Dimas hanya mengangguk dan merebahkan badannya di atas aspal rooftop sambil memejamkan matanya
Gua mungkin punya rasa sama cewe lo. tapi gua harap hubungan kalian baik-baik aja. karna gua gak mau liat lo atau bahkan Naila sedih.
✨✨✨
Naila mengikuti pelajaran dengan mood yang tidak baik hari ini. Setelah menerima pesan dari Dimas kemarin malam yang meminta untuk berbicara setelah pulang sekolah Naila sibuk memikirkan apa yang akan terjadi nantinya. Tanpa sadar bel istirahat sudah berbunyi
"Kantin kuy. laper gua" Nadine dari tadi memang sudah mengerutu lapar. Alasannya dia tidak sempat sarapan tadi karna dia bangun kesiangan
"Kuy laa"
"Nai ayo"
"Eh hmm kalian aja yang ke Kantin gua disini aja" Naila membenarkan posisi duduknya
"Hmm yaudah mau nitip apa?" Ucap Rissa
"Apa ya? Batagor aja deh" Ucap Naila santai
Ketiga sahabatnya itu pun keluar kelas dan menuju Kantin. Naila pun mengambil earphone dan iphonenya untuk mendengarkan lagu kesukaannya.
✨✨✨
Reza dan sahabatnya sedang makan di Kantin dan mata mereka langsung terfokus kepada Nadine, Rissa dan Tasya yang baru saja melewati meja mereka. Dimas dan Reza tampak bingung mencari kebaradaan seorang gadis yaitu Naila. Raffa yang sadar dengan ekspresi Dimas itu pun langsung berteriak ke arah ketiga cewe cantik itu
"Eh Naila mana?" Pekik Raffa sedikit kencang dan membuat semua pasang mata mengarah kepadanya
"Kaget anjir gua" Kevin memegangin dadanya yang sedang berdisko
"Kita punya nama gausah teriak teriak anjir, lo
pikir kita budeg hah?!" Nadine menghampiri meja cowo cowo most wanted itu"Ah gua lupa temen temen lo yang cantik itu punya pawang singa kaya lo" Ucap Raffa santai. Nadine membulatkan matanya hendak menjambak rambut Raffa
"Jauhin tangan lo dari rambut kebangaan gua" Raffa memundurkan badannya dan berusaha melindungi rambutnya dengan tangannya
"Rambut lo kutuan mending gua jambak dari pada nyebar ke orang-orang" Nadine terus berusaha menjambak rambut Raffa
Kevin terbahak bahak lagi-lagi melihat kejadian itu. Sedangkan Dimas dan Reza hanya terkekeh
"Heh sembarangan lo kalo ngomong, gua itu rajin perawatan rambut di salon"
"Cowo kok mainnya salon"
"Bodo dari pada lo, cewe kok sangar. pantes aja gak ada yang mau sama lo"
Nadine semakin geram mendengar ucapan Raffa. Ia pun semakin bersemangat untuk menjambak rambut Raffa. Untung saja Rissa dan Tasya berhasil menarik Nadine keluar dari Kantin.
HUWAAAA. Segitu dulu yaa maaf kalo rada gajelas atau aneh gitu:(( Aku masih pemula dan membutuhkan bimbingan
Makasih buat yang udh mau bacaa:)))
LOVE💖💖

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Hurt
Fiksi Remaja"Iya aku pernah suka sama sahabat kamu sebelum kamu datang, namun semua rasa untuk dia tergantikan oleh datangnya kamu, tapi kenapa rasa buat dia datang lagi?" -Naila Verinda Arguna "Aku ga papa kamu suka sama sahabat aku, bahagia kamu bahagia aku j...