Perfect Hurt - 12

845 25 0
                                    

Mungkin sekarang hanya aku yang merasa sakit, Sedangkan kamu bertindak seolah tidak terjadi apa-apa.

"Lo serius Reza bilang gitu?"

"Reza meluk lo?"

"Aaa Sosweet."

Itulah pertanyaan yang keluar dari mulut sahabat-sahabat Naila ketika ia menceritakan kejadian di Taman Kota tadi siang.

Naila hanya mengangguk menanggapi pertanyaan sahabat-sahabatnya itu.

"Berarti caption foto Reza yang tadi itu buat lo Nai." Ucap Tasya

Pipi Naila mendadak berubah sedikit merah.

"Ah lo Nai, cepet banget baru juga putus eh udah aja yang siap jadi pengisi hati lo." Ucap Nadine

"Iyalah temen gua kan cantik." Bela Tasya

"Gua juga cantik." Ucap Nadine tidak mau kalah.

"Makanya jangan sangar-sangar Nad. Coba lo gak sangar. Raffa siap menghuni hati lo." Goda Rissa yang diiringi dengan tawa Naila dan Tasya.

Nadine mendengus kesal. "Kenapa sih Raffa lagi Raffa lagi."

"Tapi emang bener lo kayaknya cocok sama Raffa deh Nad." Nadine menatap tajam Naila. "Dia baik kok Nad. dia nganterin gua pulang kemarin terus dia ngasih tau ke gua kalo—" Ucapan Naila terhenti membuat sahabat-sahabatnya menatap Naila dengan serius dan penasaran.

"Reza suka sama gua." Ucap Naila kikuk.

"WHAT THEE—" Pekik Nadine.

"Lebay lo." Sindir Tasya kepada Nadine.

"Seriusan?" Naila menggangguk sambil mengigit bibir bawahnya.

✨✨✨

Hari ini Naila dan teman-temannya sudah kembali masuk sekolah seperti biasa. Naila jalan di koridor menuju kelasnya. moodnya cukup baik saat ini. Tetapi, Naila merasa jika ada yang sedang mengikutinya saat ini. ia pun menoleh ke belakang sam mendapati Reza dengan senyum tipisnya. Reza berjalan mendekati Naila.

"Tumben lo jalan ke arah kelas. biasanya belok dulu ke rooftop." Ucap Naila kepada Reza.

"Sekali-kali ikut pelajaran boleh kali." Jawab Reza dengan datar.

"Udah ah gua mau ke kelas dulu." Ucap Naila

"Bareng kali." Jawab Reza

"Kelas kita jauhan." Ucap Naila sambil terus berjalan disamping Reza.

"Searah." Ucap Reza dengan wajah datarnya.

"Lo harus jalan ngelewati kelasnya Aurel dulu baru sampe dikelas lo." Ucap Naila yang menekankan perkataannya membuat Reza menoleh ke arah Naila.

"Lo cemburu?" Ucap Reza yang ikut berhenti di depan kelas Naila.

blushing.

"Geer banget lo." Naila mengalihkan wajahnya berharap agar Reza tak melihat pipinya yang semerah tomat. Reza tersenyum tipis sambil mengacak rambut di puncak kepala Naila. Dan langsung meninggalkan Naila dengan pipinya yang merahnya sudah melebihi tomat.

Perfect HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang