Satu hal yang mungkin kini aku sadari, Aku tidak bisa sepenuhnya bersikap seolah-olah tidak peduli dengan mu.
Naila hanya mengaduk-aduk jus apel yang berada di hadapannya. Melihat tingkah Naila yang seperti itu membuat teman-temannya heran.
"Nai, lo kenapa sih?" Tanya Nadine.
Naila sama sekali tidak menanggapi perkataan Nadine. Bahkan ia masih saja menatap kosong kearah jus apelnya.
"Nai ih, lo mau apa kesambet?" Tasya mengoyang-goyangkan badan Naila.
"Kenapa?" Naila tersadar dari lamunannya.
"Lo yang kenapa dari tadi?" Tanya Rissa.
Naila hanya tersenyum hambar lalu kembali menatap dan mengaduk-aduk jus apel-nya.
"Kalo ditanya tuh jawab." Protes Nadine.
"Gua lagi gak mood aja hari ini." Ucap Naila membuat ketiga sahabatnya saling tatap.
"Perasaan dari kemarin lo gini terus." Ujar Rissa.
"Iya kenapa sih lo?" Sahut Tasya menambahkan.
"Gua gak kenapa-napa." Naila tersenyum. Namun, sahabatnya sangat yakin jika ia sedang menyembunyikan sesuatu.
Nadine hendak menekan agar Naila bercerita namun Rissa menahannya. Mungkin Naila membutuhkan waktu untuk cerita kepada mereka.
Tiba-tiba Dimas, Kevin dan Raffa menghampiri meja para cewe-cewe dan ikut bergabung disana.
"Reza mana?" Tanya Naila.
"Dia dikelas, katanya gak laper." Jawab Kevin.
Sontak wajah Naila kembali suram.
"Reza gak laper atau males ketemu gua?" batinnya.
Rasa bersalah kembali menyelimuti perasaan Naila.
✨✨✨
Reza sedang duduk di kursi kelasnya sambil memainkan pulpennya. Ketika teman-temannya mengajaknya untuk ke kantin ia sengaja menolak karna ia takut jika disana ada Naila. Dia bukan ingin menghindar, tapi dia tidak mau membuat Naila terganggu dengan kehadirannya. Reza tidak tau alasan mengapa Naila bersikap seperti itu.
Tiba-tiba ia melihat seorang murid perempuan masuk ke kelasnya dan menghampiri kursinya. Reza cukup tersentak dengan kehadiran murid perempuan itu.
"Ngapain ke sini?" Reza menegakkan duduknya.
"Gak boleh?" Gadis itu hendak kembali berdiri namun tangannya ditahan oleh Reza.
"Baperan ah." Gadis itu tersenyum tipis lalu kembali duduk setelah mendengar ucapan Reza itu.
"Lo gak ke kantin kan, nih gua bawain batagor." Ucap Gadis itu.
"Gua kan ga laper." Jawab Reza.
"Gua takutnya lo kelaperan." Sahut Gadis itu.
"Takut gua kelaperan terus sakit?" Ucap Reza sedikit menggoda gadis di depannya itu.
"Enggak." Gadis itu mengalihkan pandangannya ke sekeliling kelas Reza.
"Gak usah salting gitu, cuma sama gua doang." Reza mengambil bungkus batagor yang terletak di meja.
"Lo mau?" Sontak gadis itu langsung mengarah ke batagor yang kini ada ditangan Reza. Jujur ia juga belum makan sejak tadi. Ia hanya memesan jus apel ketika di Kantin tadi.
"Eng-enggak." Ucap gadis itu ragu.
Tak sadar senyum tipi terulas di bibir Reza. Ia tau jika gadis di depannya ini tidak tahan dengan yang namanya makanan apalagi jajanan seperti ini.
"Kalo mau bilang gak usah gengsian gitu." Reza semakin menggoda gadis itu dan membuat gadis itu tambah salah tingkah.
"Apasih orang gua udah bilang ga mau." Sahut gadis itu.
"Lo bisa aja bohongin gua tentang kemauan lo, tapi lo gak bakal bisa bohongin gua tentang perasaan lo Nai." Jawab Reza membuat Naila mematung ditempatnya.
Naila memberanikan dirinya untuk menatap Reza. Ia melihat Reza yang dengan santainya memakan batagornya, Sedangkan ia sudah mematung ditempatnya.
"Maksud lo apa?" Tanya Naila.
"Dibawa serius amat." Sahut Reza membuat Naila mengerucutkan bibirnya.
"Gak lucu lo." Naila hendak bangkit dari duduknya namun ia kembali menoleh kearah Reza.
"Kok lo gak nahan gua?" Tambahnya.
Reza menoleh kearah Naila.
"Gak enak Nai nahan orang yang mau pergi." Ucap Reza.
"Apaan sih lo dibawa baper banget." Naila meninggalkan Reza yang sejak tadi sudah menahan tawanya. Setelah memastikan Naila sudah benar-benar keluar dari kelasnya kemudian Reza melepaskan tawanya.
"Kenapa sih Nai sukanya bikin gua tambah gemes aja sama lo." batin Reza.
✨✨✨
"Lo balik sama siapa Nai?" Tanya Rissa ketika sampai di parkiran sekolah.
"Sama Nadine." Sahut Naila. "Tasya mana sih?" Tambahnya lagi.
"Dia udah balik duluan sama Kevin. Soalnya hari ini mamanya Kevin ultah jadi dia nemenin Kevin beli kado dulu." Jawab Nadine.
Naila hanya mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti. Tiba-tiba matanya tak sengaja bertemu dengan Aurel dan juga teman-temannya. Dari kejauhan Aurel melemparkan senyuman sinisnya kepada Naila.
Melihat tingkah Naila yang seperti sedang melamun membuat Rissa dan Nadine heran.
"Woi Nai, kenapa?" Nadine menyenggol sikut Naila.
"Eng-enggak." Jawab Naila kikuk.
Nadine menoleh kearah Rissa yang juga heran dengan jawaban Naila.
"Lo kenapa sama Aurel?" Tanya Nadine to
the point."Apaan sih? gak kenapa-kenapa kok." Ucap Naila.
"Kalo ada apa-apa cerita sama kita ya Nai." Ucap Rissa.
"Iya pastilah." Naila memaksakan senyumannya.
"Kenapa susah banget sih buat cerita ini semua ke sahabat-sahabat gua sendiri?" batin Naila.
✨✨✨
Naila sedang tiduran sambil membuka galeri di Iphone-nya. Ia melihat kembali foto-foto saat liburan ke puncak kemarin. Hingga jarinya berhenti pada foto dirinya dan juga Reza. Foto itu sama persis dengan foto terbaru yang Reza upload di akun instagram-nya. Tak sadar seulas senyum menghiasi wajahnya.
Ia merindukan saat-saat itu. Saat dimana ia bisa dekat dengan Reza. Saat dimana ia dan Reza bisa tersenyum lepas. Ia rindu saat itu Reza selalu menjaganya.
Naila sendiri tidak mengerti apa yang ia rasakan saat ini. Jujur dia masih menginginkan Reza namun, apakah takdir sekejam itu? harus memisahkan dirinya dengan Reza. Apakah ia tidak pantas untuk Reza?
Mungkin bukan tidak pantas, namun memang mungkin Reza tidak diciptakan untuk Naila.
Kata-kata itu sama seperti kata-kata yang ada didalam Novel yang pernah Naila baca.Baginya sahabat termasuk hal yang terpenting dalam hidupnya dan Naila tidak mau terjadi apa-apa dengan sahabatnya. Apa Naila harus egois?
Kekasih atau Sahabat?
Ralat, Reza bukan kekasih Naila. Lalu mereka ini apa?

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Hurt
Fiksi Remaja"Iya aku pernah suka sama sahabat kamu sebelum kamu datang, namun semua rasa untuk dia tergantikan oleh datangnya kamu, tapi kenapa rasa buat dia datang lagi?" -Naila Verinda Arguna "Aku ga papa kamu suka sama sahabat aku, bahagia kamu bahagia aku j...