01. Namanya Seungmin

9.1K 1.1K 241
                                    

Jeno mengabari gue kalau dia ingin memberi kejutan yang bikin gue seneng banget dengernya. Jarang banget seorang Lee Jeno ngasih kejutan kayak gini ke gue. Maka dari itu gue dan Jeno janjian buat ketemu di taman belakang sekolah pas istirahat.

"Kamu mau ngasih kejutan apa?" Tanya gue seraya memperhatikan lingkungan sekitar. Siapa tau gue lihat kejutannya bukan?

"Kita akhiri sampai di sini aja." 

Ucapan Jeno yang dingin membuat gue secara otomatis memandang wajahnya dengan tatapan tidak percaya, gue gak salah dengar kan tadi?

"Kamu ngomong apa?"

"Gue mau kita putus." 

"Kenapa... kenapa lo minta putus?"

Gue gak tau apa yang salah dari diri gue sampai dia tega untuk mengakhiri hubungan kita.

Jeno berdecih kemudian menatap gue males, "gue bosen sama lo Rei. Hubungan kita itu flat banget. Gue gak bisa apa-apain lo, gue mau cari suasana baru." Ucap Jeno panjang lebar yang membuat hati gue berdenyut nyeri.

Plak!

Tanpa sadar tangan gue menampar pipinya. Bukan itu jawaban yang gue harapkan Jeno, kenapa lo gak bisa menghargai perasaan gue?

"LO GILA??! Jadi selama ini hubungan kita itu cuma lo anggap mainan doang?!" Gue menatap Jeno dengan benci.

Jeno hanya terkekeh mendengar ucapan gue seraya memegang pipinya yang gue tampar tadi.

"Iya. Kenapa? Gak terima??" Tanya Jeno mengejek.

Tiba-tiba datang seorang cewek yang gue tau namanya adalah Siyeon, "gimana Jen, udah putus belum??"

Gue memandang kedua manusia yang berada dihadapan gue dengan tatapan tidak percaya.

Jeno memandang gue sebentar kemudian dia tersenyum manis ke arah cewek itu, "udah dong sayang. Ayo kita pergi aja dari sini,"

Kemudian mereka berdua meninggalkan gue yang tengah menangisi kebodohan gue. Gue menyeka air mata yang jatuh di pipi gue. 

Gue gak boleh nangis!

Berkali-kali gue memotivasi diri biar air mata gue gak keluar sebelum gue bolos ke perpustakaan. Setidaknya perpustakaan tempat paling aman kalau pengen nangis kaya gini.

Gue gak habis pikir, seorang Lee Jeno mempermainkan gue? Gue menghembuskan nafas berat kemudian duduk dipojokan perpustakaan. Gue memasang earphone di kedua telinga gue dan menghidupkan musik yang berlawanan dengan suasana hati gue.

Gue gak mau nangis. Gue gak mau menangisi seorang Lee Jeno yang brengsek itu. Makanya gue gak mau dengerin musik galau. Berkali-kali gue mencoba untuk menahan rasa sakit ini—tapi semua kaya percuma aja gue lakuin. Air mata gue tetep aja jatuh semakin deras membanjiri pipi gue. 

Rasanya sakit dan gue gak tau kenapa bisa sesakit ini dikecewain sama orang yang paling kita sayangi.

Gue pun tidur dengan wajah gue yang bertumpu pada kedua tangan gue yang terlipat diatas meja. Mata gue terpejam menikmati alunan musik yang berbunyi nyaring ditelinga gue. Tiba-tiba gue merasakan kehadiran seseorang yang berada tepat dibangku depan gue.

Tanpa mau memperdulikannya gue masih setia mendengarkan musik di earphone gue sampai seseorang yang duduk dihadapan gue tadi melepaskan salah satu earphone di telinga gue.

"Ngapain bolos?" Tanya anak cowok yang bahkan gue gak tau namanya siapa.

Gue cuma ngangkat bahu acuh kemudian kembali tidur.

"Lo kembarannya Hyunjin, kan?" Tanya cowok didepan gue yang bikin gue mengenyit bingung.

Lah dia temen Hyunjin? Gue pun menegakkan badan gue cuma karena penasaran sama cowok didepan gue ini. Tapi kok gue gak pernah liat.

"Kok lo tau??" Gue menatap dia heran.

"Lo nangis?" Tanya cowok itu.

Gue refleks menghapus sisa air mata di pipi gue kemudian mengalihkan pandangan ke rak buku yang ada di samping kita. "Kalau iya kenapa?"

Cowok didepan gue ini pun terkekeh pelan. "Jangan nangis sendirian... Oh iya, gue temennya Hyunjin."

Gue cuma menganggukkan kepala, "kok gue gak pernah liat lo?" Kini gue menatap wajahnya.

"Lo gak tau karena lo di dalam kamar terus setiap gue main ke rumah lo. Makanya lo gak pernah liat gue, tapi gue sering kok liat lo." Jawabnya yang gue balas anggukan kepala.

"Gue tanya, lo kenapa bolos?" Cowok yang berada di depan gue itu kini menatap gue intens dengan kedua tangannya menumpu dagunya di atas meja.

Kalo gue jujur, gue takut dia cerita sama Hyunjin.

"Gue gak bakal cerita sama Hyunjin kok." Seolah tau apa yang sedang gue pikirkan dia meyakinkan gue.

Gue menggelengkan kepala dan memaksakan buat tersenyum didepan dia. "Lagi males aja," alibi gue.

Dia mengerutkan alis, "bohong, jujur sama gue lo abis diputusin Jeno anak IPS satu itu kan??"

Gue bingung mau jawab gimana, akhirnya gue hanya menganggukkan kepala pelan. Tiba-tiba air mata gue jatuh lagi mengingat betapa jahatnya Jeno mutusin gue. 

Sial kenapa gue jadi cengeng di depan temennya Hyunjin sih?!

Cowok dihadapan gue ini pun dengan cepat menghapus air mata gue yang jatuh di pipi gue.

"Gak usah nangisin cowok seperti dia. Air mata lo terlalu berharga buat dibuang."

Gue menatapnya yang tengah menatap gue sambil tersenyum. Kemudian tangan kanannya terulur dihadapan gue.

"Halo Hwang Reira, perkenalkan gue Kim Seungmin."







TBC.

Btw, ini sedikit aku revisi ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Btw, ini sedikit aku revisi ya. 

Gak banyak kok jadi pembaca lama gak perlu baca dua kali, haha...

✨🌼

Revisi : Mar 22, 2020

Candu | Kim Seungmin (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang