16. Jangan Khawatir

2.8K 487 15
                                    

"Pernah gak sih kamu merasa kesepian karena orang tua kamu harus pergi keluar negeri, dan hampir setiap waktu ninggalin kamu?" Mendengar pertanyaan dari Seungmin membuat gue menganggukkan kepala sebagai jawabannya.

Dia mengubah posisinya menjadi duduk disebelah gue.

"Mama dan papa selalu pergi keluar negeri ngurusin perusahaannya. Sedangkan aku disini sendiri. Kamu tau kan kalo aku anak tunggal??" Tanya Seungmin yang gue balas anggukan lagi.

"Dulu aku selalu iri sama temen-temen. Felix, Changbin, Jisung, Jeongin bahkan Hyunjin aku iri. Aku iri mereka punya keluarga yang setiap saat memberikan kasih sayang kapan pun mereka mau."

Seungmin menarik nafas kemudian menghembuskannya secara perlahan. Gue tau, pasti ini berat bagi Seungmin. Dia cuma haus kasih sayang orang tuanya. Dia anak tunggal yang kesepian.

Gue pun menarik Seungmin kepelukan gue, lalu mengusap punggungnya menenangkan Seungmin yang saat ini begitu rapuh dihadapan gue.

"Dulu aku pernah merasakan seperti itu," gue mencoba memandang wajah Seungmin yang saat ini tengah menatap gue. Tiba-tiba tangan gue secara otomatis mengusap pelan rambut Seungmin.

"Tapi karena ada Hyunjin kembaran aku, aku gak ngerasain yang namanya kesepian. Setiap aku rindu sama papa, Hyunjin selalu ngehibur aku. Setiap aku rindu sama mama, Hyunjin masakin aku makanan kesukaan aku yang sering dibikinin mama."

Seungmin cuma diam menatap lurus kedua bola mata gue. Lalu gue pun tersenyum, "Jangan khawatir, aku selalu ada disisi kamu. Jadi kamu gak merasakan kesepian lagi."

Seungmin tersenyum kemudian tangannya menggenggam tangan gue yang tadinya mengusap rambutnya. Dia menautkan jari-jari kami, lalu gue pun buka suara."Aku beruntung bisa menjadi alasan kamu tersenyum."

Seungmin pun menatap gue heran, "kenapa??"

"I dont know why. But, I always like the way you smile."





***







Setelah mengambil baju olahraga Seungmin, kita pun langsung balik ke rumah gue.

Di rumah ternyata temen-temennya Hyunjin sama Seungmin lagi ngumpul-ngumpul didepan tv. Gue sama Seungmin pun ikut gabung bareng mereka.

"Habis dari mana lu??" Tanya Jisung yang duduk disebelahnya Seungmin.

Seungmin pun menolehkan kepalanya ke arah Jisung, "rumah, ngambil baju tadi."

Jisung cuma nganggukin kepalanya kemudian asik main hp lagi. Seungmin pun nyenggol bahu gue yang bikin gue mandangin dia bingung.

"Balik ke kamar sana. Daripada cewek sendiri disini." Ucapnya yang gue balas anggukan kepala.

Gue pun bangkit berdiri bikin semua orang yang ada diruang tengah mandangin gue. "Mau kemana lo???" Tanya Hyunjin.

"Mau ke kamar, ganti baju." Jawab gue yang dibales anggukkan kepala oleh Hyunjin.

Gue pun melangkahkan kaki menuju ke kamar gue yang ada di lantai dua.

Gue masih mikirin sosok Seungmin yang bahkan sebelumnya gak pernah gue lihat.

Dia begitu rapuh dihadapan gue, sepertinya sebelum ada gue dia melewati hari-hari beratnya kesepian dirumah.

Pantas saja dia setiap ada waktu main ke rumah gue, kadang sendiri kalo gak sama anak-anak yang lainnya.

Gue pun duduk ditepian ranjang gue. Lalu mengambil hp gue yang ada didalam saku rok dan membuka locknya. Gue mengamati wallpaper gue yang sekarang adalah gambar kami berdua.

"Setidaknya sekarang ada aku yang harus bikin kamu gak merasakan kesepian lagi."



TBC

Salam sayang dari si rambut merah uhuy ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Salam sayang dari si rambut merah uhuy ♡

Salam sayang dari si rambut merah uhuy ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Candu | Kim Seungmin (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang