23. Sakit

2.3K 397 6
                                    

Gue sama Xinlong banyak berbagi cerita selama perjalanan menuju ke rumah sakit. Sebenernya selama perjalanan hati gue selalu bertanya-tanya, siapa sih yang sakit??

Masa Seungmin????

Tapi dugaan gua bisa jadi benar adanya, soalnya kan Seungmin sama sekali gak sekolah tadi. Menyadari apa yang gue pikirinkan Xinlong memegang bahu gue, "Gak usah terlalu dipikirin Kak. Bang Seungmin cuma demam biasa kok."

"Eh beneran sakit?"

Xinlong menganggukkan kepalanya, "Iya Kak."

"Tapi kok sampe dibawa ke rumah sakit?"

Xinlong meringis kecil, mengingat saat dia menyaksikan betapa rempongnya tante Rose ketika tahu sepupunya itu demam. "Biasa, tante Rose kalo Bang Seungmin sakit pasti heboh banget. Untung Bang Seungmin anaknya penurut."

Gue mengangguk membenarkan ucapan Xinlong.

Fokus gue langsung teralihkan ke layar ponsel gue yang tertera nama 'Hyunjin Bibir' di sana, sepertinya Hyunjin heboh mencari keberadaanku karena tidak bilang terlebih dahulu kalau pulang duluan.

Dengan berat hati gue menekan tombol hijau dan mengangkat panggilannya.

"Lo dimana woy, gua cariin ke kelas kagak ada?! Kata Hwall tadi lo diculik bocah SMP. Lo sekarang ditinggal Seungmin beralih profesi jadi pedofil haa?!!!!"

Gue meringis kecil mendengar omongan Hyunjin yang sangat amat cepat itu.

"Seungmin sakit." Jawab gue datar.

"Hah bisa sakit juga ya tu curut??"

Terkadang gue suka menyesal memiliki kembaran seperti Hyunjin yang begonya suka kumat kayak sekarang ini. Entah kenapa gue malah kepengen punya kembaran sejenis Kak Woojin tetangga dekat rumah gue yang kalemnya bikin hati tentram.

Gak kayak Hyunjin yang sekali ngomong bikin kepala mau pecah.

"Dia manusia juga, Hyunjin." Jawab gue malas.

Hyunjin menghela nafasnya. "Ya sudah nanti lo share loc biar gua susulin ke sana. Oke?"

"Oke." Setelah itu gue mematikan telpon.

"Siapa kak, kok cerewet banget??"

Gue langsung menoleh ke Xinlong yang kini memperhatikan gue, "Ah itu. Kembaran gue, ya emang gitu dia udah kayak nyokap gue aja rempong."

Xinlong nganggukin kepalanya paham. Mobil yang kita tumpangi akhirnya masuk ke halaman rumah sakit, gue dan Xinlong langsung turun ketika mobil sudah berhenti di depan.


•--•


"Ya Tuhan! Seungmin ayo ini buburnya di makan, dari tadi kamu mami suruh makan tapi tetep mogok makan!" Seru Rose, mamanya Seungmin.

Seungmin menggelengkan kepalanya malas kemudian dia menarik selimutnya sehingga menutupi wajahnya. "Gak mau ma, makanan rumah sakit rasanya aneh!"

Rose berdecak kesal. Putra satu-satunya ini pasti akan menjadi sedikit merepotkan seperti ini ketika dia sakit.

"Cepat makan makanan mu Seungmin. Mama gak bisa lama-lama di sini." Bujuk Rose.

Seungmin menatap mamanya malas. "Aku sudah besar ma. Mama bisa ninggalin aku di sini sendirian kok, bentar lagi Xinlong datang juga."

Rose menatap anaknya tidak percaya, tapi dia ingat kalau dia menyuruh Xinlong untuk menjemput Reira ke sekolahnya.

"Apa jadinya kalau Reira tau pacarnya ini susah buat disuruh makan." Rose meletakkan nampan berisikan makanan rumah sakit, lalu menatap anaknya tajam. "Pokoknya pas Reira datang kamu harus makan."

"Maa ... "

"Siapa yang gak mau makan tante?"

Reira dan Xinlong masuk ke kamar tempat Seungmin dirawat. Wajah Rose yang awalnya kesal berubah total ketika melihat wajah putri sahabatnya itu.

"Eh Reira, ini Seungmin di suruh makan susah. Ya sudah tante tinggal dulu yaa, Xinlong tante pergi." Setelah mengusap puncak kepala Xinlong, Rose pun melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Seungmin yang tidak berani ditatap tajam oleh kekasihnya.

Reira menghela nafas, kemudian dia berjalan ke arah nakas dan mengambil nampan makanan Seungmin. Reira mendekat dan duduk di kursi di samping kasur kekasihnya itu.

Sedangkan Xinlong memilih duduk di sofa yang berada di kamar tempat Seungmin di rawat. Reira yang ingin menyuapi Seungmin menatap kekasihnya itu dengan tatapan lembut, "Kenapa gak mau makan?"

Seungmin cemberut, "Makanan rumah sakit gak enak. Rasanya aneh."

"MANJA BANGET LO ANJIR!" Seru Xinlong yang sudah gemas dengan tingkah laku abang sepupunya itu.

"Heh bocah diem aja lo!"

Xinlong memeletkan lidahnya lalu dia sibuk memainkan ponselnya.

"Pokoknya harus makan. Aku gak mau kamu tambah sakit." Reira menyuapi Seungmin dan dengan pasrah langsung diterima olehnya.

Di sisi lain, Xinlong menatap jijik ke arah dua sejoli yang tengah suap-suapan itu.

"Bucin banget astagaaaaaaaa." Ucap Xinlong.

Dia berharap semoga ketika dewasa nanti dia tidak bucin seperti Kim Seungmin.

Hmm.








Jangan lupa tinggalkan jejak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa tinggalkan jejak. Huhu sorry kalo pendek:(

Candu | Kim Seungmin (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang