Bel istirahat berbunyi. Semua siswa-siswi berhamburan keluar kelas ada yang menuju kantin, lapangan depan sekolah, perpustakaan, serta ke kelas teman sepergengnya buat ngegosip. Terkecuali gue yang saat ini lagi berjuang buat nyalin catetan gue.
Yedam yang baru selesai ngantin menghampiri meja gue, diletakkannya susu kotak dan roti lalu dia duduk di bangku depan meja gue. "Makanya kalo guru nerangin itu fokus jangan melamun. Mikirin apa sih lo?"
Gue ngelirik dia sebentar lalu kembali fokus nyalin catetan, "Gue gak ngelamun kok. Gue cuma gak ngerti tadi ibunya jelasin apa."
Yedam ngangguk-ngangguk paham kemudian dia ngambil ponselnya di saku celananya. "Btw, katanya nanti pensi bakalan rame dari tahun lalu deh."
Gue mendongak lalu menutup buku gue yang sudah selesai gue salin. "Lo ikut gak nanti?"
Yedam menggedikkan bahunya, "Gak tau males gue." Lalu dia berdiri dan memasukkan kedua tangannya di saku celananya. "Habisin tu roti sama susunya. Gue mau ke lapangan basket dulu."
Setelah Yedam pergi dari kelas, gue beneran sendirian. Nancy, Hwall sama Sunwoo belum balik dari kantin. Gue pun membuka bungkus plastik dari roti yang dibawa oleh Yedam tadi dan memakan rotinya.
Tangan gue meraih ponsel yang gue letakkan di laci meja dan mulai membuka aplikasi sosial media gue. Tiba-tiba ada notifikasi line yang membuat gue jadi penasaran.
Gue pun membuka aplikasi line dan bingung. Ini Xinlong siapa anjir?! Kok ngechat gue???? Lah anak SMP??
Pas gue buka roomchat nya dia bilang tungguin dia di depan gerbang sekolah. Lah kok? Sebentar kok mukanya rada mirip Seungmin sih??
"Mata lo hampir keluar tuh." Gue tersentak kaget pas Hwall tiba-tiba ada di samping gue. Dia memperhatikan hp gue lalu mengerutkan alisnya bingung.
"Siapa tuh lontong?" Tunjuknya ke layar ponsel gue.
"Xinlong, dodol!!" Gue mendengus kesal bikin Hwall nyengir. Dia ngambil susu kotak gue yang baru aja gue minum tadi, dan tanpa rasa bersalah dia minum sisanya sampai habis.
Gue cuma natep dia datar. Hwall yang kayak gini emang udah biasa ngerebut makanan atau minuman gue. Berkali-kali gue marahin dia tapi cuma dianggep angin lalu. Intinya gue udah biasa kalo tiba-tiba Hwall ngabisin makanan gue. Tapi gak tau kalo ketahuan Yedam, soalnya kan itu tadi duit dia.
Niasanya sih baik Yedam maupun Sunwoo bakal marah-marah kalau tau makanan yang dia kasih ke gue di makan cuma-cuma sama Hwall. Ah, gue jadi ingat sesuatu.
Gue menoleh ke arah Hwall yang sekarang lagi mainin game di ponselnya. "Hwall?"
"Hmm?" Hwall menoleh dan menatap gue heran.
"Gue minta tolong..."
•--•
"Ngapain sih minta gue temenin??" Hwall misuh-misuh gara-gara gue minta tolong ke dia nemenin gue buat nunggu anak yang ngechat gue tadi.
Gue yang dengerin dia ngomomong tadi langsung nyubit pinggang dia sampai anaknya meringis sakit, "Lo gak mau jagain gue?!"
"Dih galak. Iya-iya gue temenin. Mana sih pacar lo? Tumben gak muncul seharian?" Hwall nanya tapi tangannya malah sibuk ngancurin tatanan rambut gue yang gak gue ikat.
Gue menepis tangannya Hwall dan menatapnya tajam, "Gak tau. Gak ada kabar."
"Ciaaaaaa, yang gak di kabarin sama sekali!!! Yang sabar yaaaa." Hwall malah megang kedua bahu gue terus guncang-guncangin badan gue INI KENAPA TEMEN-TEMEN GUE GAK ADA YANG WARAS SIH?!
"Permisi, kak Reira kan?" Kita berdua langsung berhenti terus menatap anak SMP yang ada di hadapan kita dengan bingung.
Sedetik kemudian gue inget mukanya, "Ah iya. Xinlong kan?" Tanya gue memastikan. Sedangkan Hwall cuma natep dia tajam. Hedeh.
Anak laki-laki ini pun menganggukkan kepalanya semangat, "Gue di suruh tante Rose jemput kakak."
Gue cuma bisa memandang Xinlong dengan tatapan bingung, "Ngapain, Emang lo siapanya tante Rose?"
Xinlong menggaruk tekuknya, "Gue sepupunya Bang Seungmin, hehe."
Baik gue maupun Hwall sama-sama saling berpandangan, kaget dong. Pantesan kalo di pikit-pikir mukanya rada mirip.
Terus Hwall maju selangkah dan memperhatikan nametag Xinlong dan menunjuknya, "Kok nama lu Cina-Cina gitu sih?"
Xinlong nyengir lucu, "Emang gue orang Cina kak." Hwall ikutan nyengir sambil nganggukin kepalanya paham.
"Ayo kak, kita ke rumah sakit sekarang juga. Naik mobil gue aja."
Hwall garukin kepalanya bingung, "Lah lu udah bisa naik mobil?"
Xinlong menggelengkan kepalanya lucu, "Enggak lah kak. Kan yang bawa sopir gue."
Gue nahan ketawa pas denger jawaban Xinlong tadi sedangkan Hwall cuma garukin kepalanya paham.
"Siapa yang sakit dek?"
"Nanti juga bakal tau kok kak. Ayo keburu sore." Ajak Xinlong, gue langsung noleh ke Hwall yang kini nganggukin kepalanya.
"Hati-hati. Ntar kalo udah sampai kabarin gue." Gue senyum terus ngangkat kedua jempol gue sebagai jawabannya.
Selama jalan menuju ke mobilnya Xinlong, dia berdeham membuat atensi gue ke dia. "Jangan kaget ya kak nanti."
Ucapan dari Xinlong membuat gue penasaran. Emang siapa yang sakit? Dan kenapa dia bilang gue jangan kaget? Ini gue penasaran tapi sungkan mau nanya lagi.
Akhirnya gue cuma bisa nganggukin kepala ragu dan mulai membuat pemikiran-pemikiran positif di pikiran gue.
Tbc
Nanya dong. Pendapat kalian sejauh ini selama membaca fanfiksi ini tuh apa?
👇Jangan lupa tinggalkan jejak :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Candu | Kim Seungmin (✓)
FanfictionWhen your smile is always an opium for me. cute cover by ExacIm ©marklipss,2018