Tiara, dengan beberapa lembar pertitur ditangannya keluyuran ke fakultas teknik, bukan buat balikan sama Valen loh ini dia lagi dimintain tolong Yoyo buat nganterin daftar lagu yang bakal ditampilin pas demo UKM buat PPLK dua bulan lagi. Dalam hati cewek itu udah mesem-mesem takut ketemu sang mantan lagi. Tahu sendiri kan gimana Tiara. Meski sok tegar hatinya mah rapuh. Iya emang dia yang mutusin waktu itu, tapi setelah pulang dia langsung nangis gak berhenti-berhenti bikin kakak-kakaknya cemas sampai akhirnya ngundang Bobby, Yoyo sama Jebi buat hibur dia. Ribet pokoknya.
"Eh Tiara."
Tiara berhenti nengok-nengok. Dia ngeliat Lucas, si cowok asal Kanada didepannya lagi senyum ganteng, hmmmm produk luar negeri emang lebih menggoda.
"Cas liat Wisnu enggak?"
"Ketua divisi drama itu yah?"
Tiara mengangguk. Wisnu, sicowok pendiam yang lebih seneng kerja dibelakang itu buat kejutan bagi anak-anak antariksa. Secara ajaib cowok yang gak suka jadi pusat perhatian itu terpilih sebagai ketua divisi drama buat periode depan.
"Lagi ikut pemira kayaknya. Dideket sekret himpunan Ra."
"Hah dimana?"
Lucas nepuk jidatnya sambil ketawa, dia lupa kalau Tiara ini selain bukan anak teknik juga buta jalan. Suka nyasar-nyasar gak tau aturan.
"Yaudah bareng gue. Gue juga mau ikut pemira."
"Yang kuning buat BEM, yang hijau muda buat MPM distrik terus yang tosca buat MPM pusat. Faham kan?"
Wisnu ngangguk, ambil 3 kertas yang udah dilipat dari Valen. Cowok kalem bergingsul itu langsung ke meja pemilihan mau nyoblos.
Disampingnya Valen yang hari ini nugas jadi pemberi kertas menghela nafas lelah. Udah dari pagi stay dideket sekret himpunan buat ngelayanin yang ikut pemilihan BEM tapi kebanyakan yang datengnya pas siang. Manusia indonesia memang suka yang mepet-mepet.
Cowok itu beresin surat suara sebelum nanti ada yang dateng lagi nyoblos.
"Wisnu."
Meski yang dipanggil Wisnu, Valen juga ikut menoleh. Cowok itu melebarkan mata melihat Tiara datang bersama Lucas. Dan yang terpenting mereka akrab.
"Bentar." Wisnu balas. Dia buru-buru masukin surat suara ke kotak suara terus jalan cepat datengin Tiara.
"Udah dikasih?" Wisnu bertanya sambil dijawab anggukan oleh Tiara.
Cewek dengan pigmen kulit super putih itu menyerahkan beberapa kertas ditangannya.
"Kata Yoyo nanti drama musikal gitu tapi yang ada komedi-komedinya biar lucu."
Wisnu ngangguk lagi denger penjelasannya Tiara. Cowok itu ngeliatin kertas lagu yang udah diaransemen sama anak-anak divisi musik.
"Eh Ra?"
"Hmmm?" Tiara beserta Wisnu noleh ke Lucas. "Ada apa Cas?"
"Pacar lo ngeliatin gue gitu amat dah."
Pacar?
Pacar yang mana?
Emang Tiara punya pacar?
Dia kan jomblo ngenes sekarang.
Cewek itu nunduk, secara dramatis keingetan lagi soal dia sama Valen yang putus seminggu lalu. Cewek itu emang nyesel, tapi yah gimana nasi udah jadi bubur juga.
"Dari kalian awal dateng sih dia kayak gitu. Cemburu kali Ra."
Tiara ngangkat muka, mandang Wisnu dengan alis bertaut bingung. "Hah?"
"Itu yang lagi bagiin surat suara."
Tiara langsung nyari-nyari orang yang dimaksud. Mata cewek itu ikut melebar, melihat Valen berdiri disana dengan mata yang gak ragu-ragu lagi ngeliatin dia. Tiara mengerjap, merasa blank gak tau mau ngapain.
"Gue mau milih dulu lah. Ngeri dipelototin pacarnya Tiara."
"Gue mau kelas aja kerjain tugas akhir semester."
Dua orang itu pergi serampak dengan arah yang berbeda ninggalin Tiara disana dengan wajah cengo.
Lah ini anak-anak gak ada yang tau gitu dia sama Valen udah putus. Valen itu cowok tenar loh, biasanya berita apapun soal cowok itu langsung nyebar, termasuk putusannya dia sama Valen seminggu lalu. Kok ini enggak ada yang tau yah?
Tiara cemberut. Membalikkan badan mau balik kegedung fakultasnya. Kalau disini kelamaan yang ada dia flashback lagi. Kan gak lucu Tiara masih ngarep tapi Valennya biasa-biasa aja.
Dilain sisi Valen ngeliat kepergian Tiara dalam diam, khusu pokoknya sampai gak denger udah dipanggil Kaisar berkali-kali.
"Kovalen Chandrawinata." Kali ini kaisar udah gemes. Ketua BEM yang kita ketahui kalem itu teriak, gak nanggung-nanggung sampai sebutin nama lengkapnya Valen.
Valen mengerjap, dia menoleh ke arah Kaisar langsung tersadar kalau dia lagi tugas jadi panitia Pemira. Dengan agak canggung kembali membagikan kertas ke anak-anak lain dalam diam.
"Balikan aja lah Len."
Valen rasanya pengen mengumpat tiba-tiba dideketin Kaisar, apalagi omongannya itu loh. Ini sejak kapan Kaisar jadi rempong begini.
"Kata siapa kita putus." Jawab Valen enteng.
"Lah? Kemarin bukannya Tiara minta putus." Kaisar dengan muka yang kelihatab banget bingung bertanya.
"Kan Tiara yang minta, gue gak iyain."
"Tapi seminggu ini?"
"Tiara emang minta putus. Tapi belum gue iyain dianya keburu kabur." Valen bertutur, teringat kembali saat Tiara meminta putus sambil menangis-nangis. Namun belum sempat Valen menjawab Tiara keburu pamit, gak memberikan waktu buat Valen menjawab.
"Artinya belum putus kan."
Itu bukan pertanyaan, tapi pernyataan mutlak bahwa dia dan Tiara memang belum berakhir.
Kaisar mengumpat dalam hati, mengutuk kelicikkan seorang Kovalen namun tetap ada rasa bangga Valen gak goyah, tetap teguh mau memperjuangkan adik kelas yang terkenal rame itu.
Kenapa gak dari dulu aja sih Len lo kayak gini. Kaisar udah bergumam dalam hatinya.
PPLK = proses pengenalan lingkungan kampus. (Anggep aja MPLS versi kuliah. Plis jgn hujat gue gak tau ospek ala kampus gmna)
Pemira = Pemilihan raya (kayak pemilu ala kampus nanti milih Bem sama Mpm buat angkatan depan. Yg ini gue dapet dri google)
KAMU SEDANG MEMBACA
Drama ; Klimaks (TAMAT)
FanfictionPada alur drama, klimaks adalah titik batas yang memisahkan komplikasi dan resolusi.