23

277 38 17
                                    





































Valen merebahkan badannya, menatap langit-langit kamar tanpa niat. Hapenya sudah berbunyi beberapa kali tapi gak ia tanggapi. Setelah Tiara gak lagi nongol di grup Valen jadi gak ada alasan buat pegang hapenya.

Iya, sedari tadi dia memang mengamati. Cuma sekedar ingin tahu bagaimana cewek itu digrupchat mereka tanpa ikut memberi komentar apa-apa. Bukan gak berani, dia cuma sadar Tiara gak akan suka kalau dia muncul.

Cowok itu kemudian mendengus kencang, menendang selimut dan bantalnya kesegala arah seperti orang gila mengamuk.

Entah pelet apa yang cewek licik itu pakai sampai membuatnya gila seperti ini.

Ting!

Suara lain muncul. Kali ini bukan lagi chat dari grup tapi personal chat dari Yoyo yang mengirimnya beberapa file dengan ekstensi doc. Sekali lagi, tanpa niat ia membuka pesan dari Yoyo, berharap cowok itu mengerjakan tugas yang dia minta.

Yoyo : Sent a file

Yoyo : Yg ini susah nyarinya

Yoyo : Dia sahabat rival gue

Valen gak membalas, hanya menunggu unduhan filenya selesai kemudian membacanya perlahan. Masa bodo sama Yoyo yang susah payah mencari tapi gak dia beri ucapan terima kasih.

Dari apa yang dia dapat, Keanu itu satu alumni sama Tiara sewaktu SMA. Gak ada informasi lebih mengenai kedekatan mereka kecuali dia yang sempet jadi partner PKM-nya Yasmin, sahabat karib Tiara di Antariksa dan Jebi, yang Valen tahu sebagai tetangganya Tiara.

Shannon : Len gue ketemu tiara tadi



























"Dadah Ariiiiiin."

Arin melambai kalem, menyaksikan Tiara perlahan meninggalkan toko mereka dengan grasak-grusuk khasnya. Cewek itu tampak kelihatan biasa saja meski tadi sempat dapat theraphy shocking, terlihat dari caranya berjalannya yang santai dengan sesekali melompat-lompat kecil sambil mengayun-ngayunkan tasnya.

Tiara memandangi WA-nya, menurunkan senyun melihat banyak sekali pesan masuk yang belum dia balas. Jangankan dibalas, dibaca aja belum. Cewek itu cuma lagi gak ada minat aja. Padahal ini Tiara yang hidupnya 24/7 nyampah dichatroom orang.

 Padahal ini Tiara yang hidupnya 24/7 nyampah dichatroom orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sambil terus berjalan Tiara terus menscroll chatroomnya, mencari saja siapa tahu ada chat penting yang harus segera dibalas tapi nyatanya gak ada. Kebanyakan grupchat rame buat bahas hal gak penting, Jebi yang bertanya ingin dijemput atau nomor baru yang masuk menanyakan dia bisa bertemu atau tidak. Gak, Tiara tahu ko ini nomor siapa.

Cewek itu mendesah, jadi merasa serba salah. Lagipula putusnya dia dan Valen bukan karena orang ketiga sepenuhnya, ini murni soal dirinya yang emang udah lelah bertahan dan merasa semakin gak pantas buat Kovalen. Dan keberadaan Shannon seolah jadi alibi yang sempurna dalam kisahnya.

Tiara : Ayo ketemu

Tiara membaca sekali lagi, meyakinkan diri kalau dia memang sudah yakin meluruskan masalah ini. Cewek itu menghela nafas, masih bimbang untuk mengirimkan pesan ini atau tidak.

"Ra."

Tiara menjauhkan hape dari wajahnya, lekas mendongak dan menemukan keberadaan sesosok lain didepannya.

"Ngapain malem-malem disini?"

Tiara menurunkan ekspresi, jadi merengut dengan garis mata hampir mewek. Dia mendekat, hanya beberapa langkah didepan cowok yang lagi memandangnya bingung.

"Kak Jebi huweeeeeee."

Jebi mundur beberapa langkah, kaget saat cewek itu tiba-tiba saja merengek keras seperti ini, apalagi teriakannya yang cukup nyaring itu membuat beberapa orang disekitar mereka jadi melirik penasaran.

Ck malu-maluin banget

Jebi mendecih, merasa salah menegur Tiara barusan. Harusnya tadi dia lewat aja gitu pura-pura gak liat cewek ini.

"Kak Jebi." Panggil Tiara lagi dengan muka sedih yang dibuat-buat imut. Dan itu gak akan mempan sama manusia kayak Jebi.

"Ap_?"

Ucapan cowok itu terpotong begitu Tiara tiba-tiba menubruknya dalam satu pelukan erat. Cowok itu gelagapan, apalagi dengan kencangnya tangan Tiara dipinggangnya membuat Jebi gak bisa berbuat banyak.

"Kak Jebi."

Cowok itu masih diam.

"Gue cape."

Jebi diam saja, menghela nafasnya berat dengan tatapan yang berubah sendu. Kemudian tangannya mulai bergerak, mengusap punggung bergetar itu tanpa suara. Karena dia faham, saat Tiara jatuh, ia tak butuh kata-kata, hanya butuh sandaran untuk tempatnya pura bahagia sampai perempuan itu lupa masalahnya.
























Valen menarik gas, tinggal dua blok lagi menuju toko bunga yang disebut Shannon. Cowok itu semakin mempercepat laju motor, hampir merasa bahagia, tapi kemudian terpaksa berhenti begitu saja. Tak jauh dari toko itu dia melihat Tiara, kali ini bukan lagi dengan Keanu, tapi dengan tetangga cewek itu yang sering mengunjungi kediaman Tiara.

Valen menipiskan bibir, turun dari motornya lalu mendekat dengan langkah pelan. Valen masih mengatupkan bibir dengan posisi kini cukup jauh dibelakang Tiara. Dia mengepalkan tangan, menyaksikan bagaimana dua orang itu berpelukan ditengah keramain begini. Apalagi wajah Jebi yang begitu jelas membuat Valen tak bisa beralibi apa-apa.

Dia laki-laki, dan dia faham ekspresi seperti apa yang kini ditampilkan Jebi.

Valen mengepalkan tangannya kuat-kuat, tanpa banyak bicara mulai menjauh. Masih dengan dentaman amarah itu Valen menaiki motornya, menyalurkan rasa kecewanya lewat kecepatan motor yang dia gas maksimal. Dia tak bisa berfikir jernih, lagi-lagi merasa hancur dalam hitungan waktu yang cepat.

Sebenarnya berapa banyak stock cowok yang cewek ular itu punya?



























Setelah lama gak kambek skarang malah updet pendek. Emang dasar aku ini wkwkwk

Drama ; Klimaks (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang