Shannon meniup poninya, kesal begitu cowok disampingnya tak mau beranjak malah semakin banyak memesan minuman. Cewek itu mendesah, menyesali keputusannya menemui Kovalen ditempat salah seperti ini.
"Udah sih Len. Mau minum berapa banyak lagi?" Tanya Shannon yang kelihatan susah payah harus berteriak karena musik yang terlalu kencang
"Sampai mati kali, biarin aja Shan." Bukannya Valen, yang menjawab justru Kaisar. Luar biasa kan ketua BEM juga bisa ada ditempat kayak gini.
"Valennya udah mabok."
"Itu pilihan dia. Nanti yang nyesel juga dia ujungnya."
Shannon mendesah lagi, rasanya sudah sangat emosi menghadapi dua orang ini. Padahal dulu kayaknya Kaisar itu kalem dan sopan, kenapa sekarang jadi belangsak juga omongannya.
FYI, Kaisar disini karena dimintain tolong sama Shannon yah bukan karena dia mau ajib-ajib.
Shannon akhirnya pasrah, duduk disamping Kaisar dan minuman bersodanya itu. Gak banyak yang cewek itu lakukan kecuali celingukan kanan kiri melihat pengunjung lain yang menikmati tempat gelap seperti ini. Padahal di Kalifornia sana juga banyak, Shannon juga pernah beberapa kali masuk tapi tetap saja rasanya ganjil. Club di Indonesia dan Kalifornia itu beda, gimana yah jelasinnya. Intinya kalau diIndonesia tuh kayak dianggap selalu jelek.
"Len pulang yuk."
Shannon menoleh, kini melirik Kaisar yang berusaha mengajak Valen untuk pulang.
"Ngapain sih mabok, gak jelas banget." Omel cowok itu. Valen kelihatan gak terpengaruh, dia justru meneguk gelas lain, mengabaikan Kaisar yang sedang mengomel panjang padanya.
"Gue belum selesai soal Keanu, sekarang ada lagi Jebi." Gumam cowok itu berbicara sendiri. Dia menjatuhkan kepala ke meja.
"Udah Len lo mabok."
"Gue gak_ hik mabok."
"Pulang aja Len, gue gak mau malu gara-gara lo."
Shannon mendelik, melirik Kaisar yang masih membujuk Valen untuk pulang. Cewek itu jadi mendengus saja, gak mau terlibat apa-apa lagi tapi nyatanya Shannon jadi tertarik. Diam-diam memandangi Valen yang sudah ambruk dimeja itu diiringi helaan nafas panjang. Ada cuitan kecil dihatinya yang masih terasa. Sisa-sia perasaannya dimasa lalu yang masih tumbuh sampai sekarang. Cewek itu jadi menyendu, menyandarkan punggung sambil terus memperhatikan Valen yang rapuh.
Andai Valen sadar sesakit apa Shannon sekarang, yang berusaha mendukungnya dengan hati yang masih terpecah tidak jelas. Tapi siapa yang peduli? Dia cuma pendatang, cuma masa lalu yang balik lagi dan memperburuk keadaan. Shannon masih diam, berusaha melupakan kenangan indahnya, berusaha keras merelakan perasaannya.
Meski diam-diam dia juga berharap ada kesempatan yang sama untuknya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drama ; Klimaks (TAMAT)
FanfictionPada alur drama, klimaks adalah titik batas yang memisahkan komplikasi dan resolusi.