26

295 38 14
                                    


















































"Kak."

Keanu mengangkat kepala, menatap cewek yang sedang mengangsurkan map kuning ditangannya.

"Udah sampe ternyata, gue gak sadar lo udah dateng." Kata Keanu menerima map itu.

Tiara tersenyum lebar, jadi duduk disamping ditepian ranjang samping Keanu. By the way ini ranjang poliklinik kampus yah, bukan ranjang yang lain kalian jangan suudzon dulu.

"Lo serius banget baca, makannya gak sadar gue dateng." Kata cewek itu pura-pura merengut, "Itu apa sih kok kayak penting banget?" Tanya menunujuk beberapa lembar kertas ditangan Keanu.

"Oh, ini daftar judul KKN. Bentar lagi gue KKN jadi harus mulai nyari referensi buat judul."

Tiara mengangguk saja pura-pura faham, "Tapi bukannya masih semester lima yah KKN kan semester enam."

"Referensi aja. Biar pas KKN udah kestruktur mau ngapain." Jelas Keanu kini membalik dokumen yang Tiara berikan tadi.

"Rajin banget." Komentar cewek itu singkat sambil mengamati isi poliklinik.

Entah bagaimana poliklinik hari ini begitu sepi, petugas yang biasanya sampai lima orang sehari juga pada gak tau kemana, cuma ada Keanu aja. Bahkan gak ada yang dateng berobat. Mungkin efek sekarang lagi masa liburan bikin penghuni Rajawali yang datang juga berkurang. Cuma orang-orang yang punya keperluan khusus kayak panitia PPLK, anak UKM atau organisasi yang mau rapat buat penyambutan mahasiswa baru pas PPLK nanti.

"Sebenernya gue bisa ambil langsung dari lo nanti. Gak perlu lo anterin sampai sini juga sih."

"Hm?" Tiara merapatkan bibir, bergumam pelan pada Keanu yang berbicara tadi. Aduh tuh cowok ngomong apa yah Tiara gak denger.

"Ini." Cowok itu mengangkat map kuning pemberian Tiara, "Gak perlu repot-repot lo anter kesini, gue bisa ambil kerumah lo padahal."

"Oh." Tiara meringis dengan kedua mata hampir menyipit, "Gak apa-apa elah, sekalian kesini juga gue." Katanya dengan senyum lebar andalannya.

Keanu jadi terkekeh, kedua tangannya bergerak menuju puncak kepala Tiara, "Hm makasih." Katanya sambil menggerakkan telapak tangannya, menepuk pelan kepala cewek itu.

Tiara diam saja, jadi merinding sendiri menerima perlakuan Keanu barusan. Baginya, kalau Keanu mendadak manis gini tuh cobaan berat buat dia. Apalagi muka cowok itu gak bisa dikatakan standar, diatas standar malah cuma emang mukanya lurus ini yang agak nakutin. Tapi percayalah, sekali senyum Keanu ini beneran imut dan ngegemesin.

"Dikirain gak ada orang, udah ketok-ketok tadi."

Suara itu membuat Tiara tersadar, buru-buru memelingkan wajah menjauh dengan gerakan kaku. Pun dengan Keanu yang langsung menurunkan tangannya berdehem canggung.

"Aduh berduaan aja euy, awas ditemenin setan."

"Ya lo setannya."

Imani cengengesan, gak tersinggung sama sekali sama omongannya Keanu. Lagipula mereka memang sudah mengenal dekat, mungkin semenjak masuk Rajawali bersama dulu.

"Ibu sutradara dikirain belum dateng ternyata magol dulu disini." Kata Imani  kini menggoda Tiara dengan panggilan khas, "Dicariin yang lain padahal."

Semenjak drama yang sukses sewaktu festival dies natalis kampus Tiara sering sekali dijuluki 'ibu sutradara' sama anak-anak UKM seni.

"Udah mulai kak rapatnya?"

Drama ; Klimaks (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang