29

279 35 6
                                    














































"Desember, Gue kangen."

Meski cengkraman Valen ditangan mengendor, Tiara tak langsung melepaskan diri, justru terpaku pada mata teduh itu. Mata yang membuatnya jatuh setahun yang lalu.

Cukup lama mereka diposisi itu sampai akhirnya Valen berinisiatif melepaskan tangannya dengan Tiara yang masih diam saja membantu. Entah bagaimana cewek itu merasa sesuatu kembali mengusiknya. Valen selalu jadi hal utama yang membuatnya merasa berbeda.

"Ra."

"Kak Alen."

Mereka terdiam kembali. Tiara menggigit bibir dan Valen yang jadi menunduk memegang tengkuknya canggung. Mereka cuma berdua di poliklinik, ruangan sepi ditambah atmosfer keduanya yang sama-sama canggung membuat tempat ini semakin sunyi.

"Lo duluan." Kata Tiara, Valen menggeleng.

"Lo duluan aja."

"Eung... Kak Alen duluan aja."

"Lo duluan Tiara."

"Dih apasih. Lo duluan kak."

"Ini kita cuma bakal debatin ini aja?" Valen bertanya mengundang kekehan keduanya. Atmosfer kecanggungan diantara mereka yanv sebelumnya ada seketika hilang digantikan suara tawa ringan keduanya.

"Makannya lo duluan elah."

"Lo duluan aja."

Valen tertawa saat Tiara melempar tatapan tajam kepadanya. Tak banyak bicara hanya merapikan anakan rambut Tiara yang berantakan.

"Lo gak kangen juga gitu sama gue?"

Tiara mengerjap, membasahi bibirnya sendiri. Pertanyaan ini sulit, sangat menjebak. Mau ia jawab iya atau tidak tetap tidak menguntungkannya.

"Kak Alen pulang yuk. Udah sore." Cewek itu jelas mengalihkan topik. Jadi merogoh tasnya mencari hape untuk menghubungi Keanu.

Valen menjulurkan tangannya menggapai lengan Tiara kemudian bergerak kearah jemari mungil itu, begitu saja mengehentikan Tiara menulis pesan.

"Kenapa gak dijawab?"

Tiara semakin mati kutu, bibirnya merapat jelas kebingungan mau menjawab apa.

"Lo gak kangen juga sama gue?" Valen bertanya lagi, kali ini semakin pelan dengan aksen berat.

Tiara sampai gelagapan sendiri Valen berubah menjadi mode serius seperti ini membuatnya harus lebih waspada lagi.

"Gue..." Omongan Tiara terpotong, begitu Valen menunduk, melihat isi hape Tiara yang menampilkan chatroomnya dengan Keanu.

"Cukup jawab iya atau enggak."

Valen menahan diri sekuat tenaga, menutupi rasa cemburu yang tiba-tiba ada. Cewek ini, Valen akui memang tidak bisa dibiarkan sendiri, bahkan saat tidak sendiri pun ada saja cowok lain yang mengantri. Valen lelah harus mencari cara bagaimana mengandangkan cewek ini biar gak nguler kesana-sini.

"Kak Alen."

"Jawab aja!"

Meski tak membentak Tiara sadar Valen berusaha mencari penegasan. Dia jadi tak bisa berkata-kata lagi, hanya mampu melihat Kovalennya dengan wajah bingung.

"Gue kangen, setelah pertemuan terakhir kita gue merasa bego. Gue bego malah gak bisa jelasin apa-apa. Bahkan pas dirumah Yoyo, gue masih gak bisa ngomong apapun."

Drama ; Klimaks (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang