31

297 36 6
                                    

"AAAAAHH."

Shannon mengangkat kepalanya, agak terkejut mendengar Lola dan Keysha yang tiba-tiba berteriak begitu. Cewek itu melebarkan mata, melihat pakaian bagian belakang kedua cewek itu basah dengan cewek didepan mereka memegang selang air.

"Eh maaf yah." Kata cewek pemegang selang itu. "Tadi gue mau nyiram tanaman tapi tangan gue kepleset." Kata cewek itu menjelaskan dengan santai.

"Gue gak kenal lo yah. Lo mau cari ribut sama gue hah?" Lola meraung, hampir maju ingin menjambak cewek yang baru datang itu tapi ditahan Aurel.

"Gue juga gak kenal lo. Lagian gue emang mau nyiram tanaman, kalian berduanya aja yang terlalu dempet pohon." Cewek itu memberi alasan yang kemudian jadi melirik Shannon dengan rambut basahnya. "Rambut lo kenapa?" Tanyanya begitu saja pada Shannon.

"Eh, ini gak apa-apa kok." Kata Shannon menggelengkan kepala. Cewek pemegang selang terlihat menarik nafasnya lalu tanpa aba-aba menarik Shannon sampai berdiri dibelakangnya.

"Gue ada handuk. Kita bisa bersihin rambut lo." Katanya menarik Shannon pergi menjauhi rombongan.

Baru selangkah cewek itu melangkah iya sudah dicekal. Lola menahannya, merasa tak terima karena sudah disiram begitu saja.

"Mau kemana lo? Jangan asal pergi yah!"

Sekali lagi cewek itu mengatur nafasnya kemudian menjawab dengan santai.

"Gue Monique, kelas gue ada dikelas sastra jepang. Tanya aja siapa Icha pasti semua kenal." Cewek itu tersenyum manis. "Dan gue gak tertarik nyari ribut disini."

"Gak nyari ribut gimana?! Barusan lo siram gue." Lola semakin meraung, kini maju mencengkram lengan baju Icha, menariknya ganas hingga bahu cewek itu terlihat.

"Woy woy santai doang." Icha berusaha tak terpancing meski kini ia berusaha menepis tangan Lola dilengannya. "Gue udah bilang gue mau nyiram tanaman. Tanya ketum mapala gue hari ini emang piket gue nyiram."

"Halah alesan kan lo? Dasar cewek cabe. Murahan!"

"Sorry?" Icha mengangkat alisnya, mendengus sinis begitu saja. "Siapa yang murahan? Maaf yah sekarang cabe lagi mahal sialan." Balas Icha kini ikut terbawa emosi. "Ngaca lo harusnya. Mental lo lemah amat gangguin anak baru."

Lola semakin panas, merengsek maju ingin meraih rambut Icha namun ditahan Aurel sekuat tenaga.

"Lo ngapain tahan gue sih Rel. Dia nih cewek sialan ini udah siram kita?!." Lola menjerit, memprotes Aurel yang menahannya maju.

"Ini diliatin La. Malu." Cuma itu yang Aurel katakan.

Shannon melihat itu, jadi diam saja tak tahu harus berbuat apa. Tapi begitu Icha mulai ditarik Shannon ikutan panik. Dia refleks memegangi tangan Icha supaya tidak maju dan terprovokasi dengan Aurel yang masih sekuat tenaga menahan Lola.

Entah bagaimana akhirnya mereka berhasil pergi. Icha berjalan didepan, memimpin Shannon yang berjalan dibelakangnya menjauhi teman-teman jurusannya.

Shannon merapatkan bibir, bingung ketika ada yang membelanya begini karena setahunya semua tahu dia sering diganggu, tapi tak ada satupun yang turun tangan membantu. Dalam diamnya, Shannon tetap melirik Icha, cewek yang membantunya hari ini. Jenis cewek apa yang senekat ini maju menolongnya, padahal mereka tak pernah bertemu.

"Ngapain lo ngikutin gue?"

"Hah?"

Icha berhenti, Shannon juga ikut berhenti.

"Ck, ngapain ngikutin gue?"

Shannon memutar otak, mengernyitkan alis berfikir keras.

Tadi bukannya cewek ini mau nawarin bersihin rambutnya yang kesiram jus alpukat Lola. Ko jadi gini?

Drama ; Klimaks (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang