Sera mengangkat alis dengan Yuju diam saja cuek fokus melihat kebawah bersama Lisa dari atas balkon lantai dua gedung serbaguna. Entah bagaimana hari ini mereka nyasar, begitu saja magol di ruangan anak english club dengan Tiara yang gundah gulana.
"Apasih Ra muka loh merah amat kayak abis kecelup saos tomat."
"Diyaaaaam."
Sera mengatupkan bibir. Jadi tak berkomentar banyak meski rasanya masih terganggu dengan Tiara yang masih saja grasak-grusuk tak mau berhenti. Kadang memegang pipinya yang memerah, kadang menjambak rambutnya sendiri, kadang... Ck, pokoknya banyak yang cewek itu lakukan.
Tiara meringis, memanyunkan bibir masih mengingat bagaimana hari ini berjalan, apalagi setelah pengakuan Valen Tiara masih tak tenang. Cowok itu yang dengan terang-terangan mencuri arah pandang saat mereka latihan untuk demo UKM tadi beneran jelas ditangkap Tiara. Sekarang cewek itu bisa apa? Kalau diserang terus-terusan begini Tiara mana kuat.
"Eh, kak Shannon kok gue liatnya kasihan yah?"
Galaunya Tiara buyar. Kini jadi mengikuti arah pembicaraan Yuju yang tiba-tiba saja menunjuk cewek dalam rombongan anak Himpunan seni.
"Kakak tingkat lo kan Lis?" Tanya cewek elektro itu pada Lisa yang masih bingung mau memakai warna pink atau nude pada bibirnya. "Lis?"
"Eh iya kenapa?" Lalisa tersadar, agak maju ingin melihat objek yang Yuju maksud. "Oh kak Shannon? Kating gue tuh. Kenapa?"
"Mukanya kayak tekanan batin gitu." Komentar Yuju pendek.
Lisa menganguk, membenarkan ucapan Yuju. Cewek itu kemudian bertopang dagu bertumpuan pada balkon gedung.
"Kasihan sih, banyak yang gak suka sama dia. Katanya caper-caper sok kecantikan gitu." Lisa menjelaskan.
"Kan emang cantik." Ceplos Tiara begitu saja jadi ikut tertarik.
"Ya namanya juga cewek cantik. Pasti yang iri banyak, yang pengen ngejatohin juga banyak." Kini Sera jadi bergabung, entah bagaimana jadi ikut menggosipkan kakak tingkat yang akhir-akhir ini sering dijadihan bahan gibah anak-anak. "Tsania juga dulu gitu."
"Hem. Dulu Tsania sampai pengen keluar dari Rajawali gara-gara diteror banyak nomor iseng isinya cowok-cowok genit. Belum lagi sama cewek-cewek iri dan dengki." Sera mengingat-ngingat. Memang, saat semester satu Tsania pernah benar-benar down sampai depresi ringan. "Lah gue apa yah isinya grup unfaedah doang, boro-boro dichat cowok. Paling mentok anak bimbelan." Lanjutnya kemudian malah mengundang simpati yang lainnya.
"Emang gitu. Jadi cewek cantik tuh emang gak selamanya enak. Harus kuat juga biar tahan menghadapi goncangan." Lisa menyisir poninya, memastikan penampilannya tetap fresh meski sekarang sudah hampir sore. "Kayak kak Krystal tuh cantik tapi gak lemah, apalagi sekarang udah ada kak Bryan preman holkaynya kampus. Terus Tsania juga sekarang ada Jeka yang lindungin. Atau lo Ju, yang gue tahu dari awal masuk selalu nunjukkin kalau lo itu jajaran cewek cantik yang tangguh."
Yuju jadi mengerjap pelan yang berikutnya jadi menunjuk dirinya sendiri. "Gue? cantik?" Katanya masih tak percaya.
"Lo gak sadar? Sekarang tuh kalau nanya anak elektro yang disebut duluan pasti Yuju. Ckckck."
Tiara dan Sera jadi berpandangan, saling mengangkat alis menganggumi Lisa yang kalau lagi mode bijak memang sekeren ini. Perangai cewek itu memang kadang berubah-ubah, kadang polos, kadang galak, kadang kayak anak kecil, kadang genit, kadang juga dewasa seperti sekarang. Lisa tak pernah punya satu sifat permanen dalam tubuhnya, membuat cewek itu dilabeli krisis identitas begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drama ; Klimaks (TAMAT)
FanfictionPada alur drama, klimaks adalah titik batas yang memisahkan komplikasi dan resolusi.