7

4.2K 155 2
                                    

Kinan memasukan bukunya kedalam tas. Sama halnya dengan nindy. Mereka bangkit dan keluar kelas.

"Pulang sama siapa?" tanya kinan.

"Dijemput. Kinan gue duluan yah bokap gue udah didepan tuh. gak papa kan gue tinggal?" kinan tersenyum lalu mengangguk, nindy berlari kearah ayahnya dan masuk.

kinan berjalan sendiri,
"Cewek, kok sendirian sih. pacarnya mana?" kinan kaget kenapa juna sudah berada disampingnya.
"Juna ih! ngaggetin aja!" sewot kinan. juna hanya terkekeh pada kekasihnya. juna meraih tangan kinan lalu berjalan ke parkiran motor juna.

"Pake" tawar juna. kinan mengambil helm juna lalu memasangnya.

"Gak papa lo nganterin gue pulang? gak ada rapat?" kinan yang sibuk dengan pengait helm nya.

"Gak. Kalo sama kamu gak bakalan sibuk kok." Juna menatap kinan lekat. sedangkan kinan menatap sepatu vans nya.

"seneng yah kalo jadi sepatu bisa diliati kamu terus" juna menoel hidung kinan. Kinan yakin pasti sekarang mukanya seperti tomat.

"Apaan sih" jawab kinan.

"Udah naik. Udah sore keburu ujan" juna menaiki motor gede nya dan disusul kinan dengan bantuan juna.

Mereka menelusuri jalanan jakarta yang ramai. sesekali kinan tertawa dengan ocehan receh juna

Mereka sampai didepan rumah kinan. kinan melepas helm nya dan memberikan pada juna.
"Makasih" kinan sambil tersenyum.

"Iya. Aku pulang dulu ya." pamit juna

"Gak mampir?" tawar kinan.
"Gak. mau hujan. kapan kapan aja ya" tolak juna lalu memasang helmnya. juna mencubit pipi temben kinan lalu melaju dengan kecepatan standar.

Kinan lo kenapa? aduh jantung gue

Batin kinan memegang kedua pipinya yang merona lalu masuk.

"Ciee pulang sama pacarnya"

"Waaaa!" jerit kinan.

"Kok lo teriak sih. kuping gue budek ntar" ucapnya.
"Lagian lo. gue baru masuk tiba tiba lo udah ngomong disitu. gue kira setan" jelas kinan lalu duduk disofa dan melepas tali sepatunya.

"Yeee rese lo"

"Kok lo udah disini pit?" kinan mengambil ponselnya. Ya! Pita sahabat kinan dari kecil hingga sekarang.

"Barusan sih tapi kata mama lo belum pulang yaudah gue duduk sama yang lain"

"Mana?" tanya kinan pada pita.

"Halooo" sapa mereka keluar dari dapur dan membawa cemilan dan buah buahan. Febby, Melly, dan Olif. Mereka sahabat kinan dari mereka kecil sampai sekarang. Kinan sudah menganggap mereka seperti keluarga sendiri. Mereka sudah akrab dengan tata dan juga Nando.

"Tumben kalian kerumah gue" kinan sambil mengambil cemilan.

"Lo yang udah gak pernah kerumah nenek lo" Febby yang mengambil apel.
"Ya maaf. nanti deh gue sering sering main ke sana" Semenjak pindah mereka memang sudah jarang main. karena rumah mereka yang jauh. Dulu waktu kinan masih di semarang. mereka bahkan sering main terus menerus sekarang? rumah kinan paling jauh diantara mereka.

"Dari kapan disini?" tanya kinan pada semua.

"Barusan." jawab olif

"Naik apa? bus?" tanya kinan lagi.

"Gak,dianter papa kok" sambung pita
"Kita nginep disini yah?" pinta Melly

"Boleh. tapi kalian tidur di teras ya" tawa kinan.

"Jahat lo. Masa kita disuruh tidur diteras sih! Mending kita balik lah. Ayo balik" rajuk Febby.

"Aelah baperan amat sih. gue boongan kali" cengir kinan.

"Huu monyet" ucap melly mengambil remot tv.

"Tapi cantik kan" kinan sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Mata lo kedutan??" polos pita.

"Bego emang" cletuk febby.

Mereka berlima menikmati masa kangennya bersama menonton tv, sampai tidur bareng seperti yang dilakukan disemarang dulu.

Disisi lain juna. Sepulang mengantar kinan, juna tidak pulang. dia mampir ke warkop biasa bersama teman dan sahabatnya.

"Dari mana lo?" Tanya Damar. Juna mendudukan bokonganya.

"siapanya dora lo" jawab juna lalu mengambil gorengan. "Mang kopi satu. Biasa"

"Siap" jawab mang udin. pemilik warkop.

"gue doranya lo monyetnya" tawa damar dan faiz.

"Kampret!" sewot juna.

"Dari mana lo" tanya Faiz

"Gue habis nganter balik kin---" belum sempat bicara. tiba tiba ada yang mengaruhi.

"Woy!" panggilnya, juna dan yang lain langsung menoleh.

"widih baru nonggol lo." Damar memeluknya diikuti oleh Faiz almer dan juna.

Kelvin teman mereka namun beda sekolah.

"Haha kangen gue ya lo pada" pede kelvin lalu duduk disamping Almer.

"kangen muka lo yang kek pantat panci tau gak" Kelvin hanya memonyongkan bibirnya seperti merajuk.

"Bimoli lo" Damar melempar kulit kacang ke kelvin.

"Apaan dah"

"BIBIR MONYONG LIMA CENTI!!" Balas Damar,Juna dan Faiz bersamaan lalu tertawa kencang. Sedangkan Almer hanya Tersenyum kecil yang hampir tidak mengenali kalau dia tersenyum melihat kelakuan para sahabatnya.

"Rese lo! Bibir sexy gini dibilang bimoli."

"Gue cium baru tau rasa lo pada." kesal Kelvin.
"Mending gue cium si Dona daripada cium lo. bisa bisa gue rabies" Canda Damar. Dona itu motor kesayangan damar. Kelvin hanya terkekeh dengan teman temannya itu.

"Gue cabut" Almer bangkit sambil membayar kopi yang sudah ia pesan.

"Mau kemana lo" tanya Juna.

"Balik"

"Aelah ngapain balik? Kayak nyokap lo masih perawan aja" ucap damar sambil melihat punggung almer.
Almer hanya berjalan santai sambil mengangkat tanganya keatas dengan isyarat oke lalu melaju dengan Motor sport nya.

"Kalo masih perawan. Sikamer keluar dari mana coba?" Tanya juna polos.
"Lo goblok atau gimana sih? Kalo masih perawan ya lewat lubang satunya lah. gimana sih" jawab faiz asal.

"Dan kalian harus tau disini yang goblok itu Juna apa faiz?" suara kelvin dengan meniru gaya reporter.

"Dua duanya sama sama goblok gan" balas Damar dengan tawa keras diikuti Kelvin.

-------
Budidayakan komen dan vote setelah baca yaa! :)

.
.
romantis yaa kinan sama juna. pengen deh😂
next ya next

Happy reading😊

Kinanty [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang