31

3K 116 4
                                    


Kinan terus berlari,tak peduli kaki yang sudah panas.

Sedikit lagi kinan

sedikit lagi

Batin kinan. ia berhenti sejenak. nafasnya memburu.

"Lo harus cepat kinan!" teriaknya pada sendiri. kinan berlari lagi. dan hampir sampai. dikejauhan ia melihat damar almer dan lainnya sedang berada di warung sana. namun pandangan kinan terfokus pada sebuah mobil hitam dengan kaca samping terbuka mengarahkan ujung pistolnya ke ara.... ah

Almer!

"ALMER!" Teriak kinan. almer menoleh dan menatap kinan sambil tersenyum. lalu

DORR!!

Almer terpental kebelakang, seseorang telah menindihi tubuh almer.

bukan almer yang ditembak,

"Almer!" kinan berhenti didepan almer dan seseorang yang tergeletak di depannya. tak sadarkan diri

almer segera bangkit dan membawa orang itu ke pangkuannya. Karena wajah yang tertutup tudung jaket almer tidak bisa melihatnya. almer membuka tudung jaketnya dan sungguh! kinan almer damar dan lainnya terkejut bukan main!

"FAIZZZ!!" teriak semuanya. Almer dan damar langsung membopong tubuh faiz dan membawa masuk mobil. sementara mobil yang dipakai sipenembak sudah tidak ada.

"Lo lacak mobil tadi! cepet!!" suruh almer pada teman temannya.

"Oke!" jawab bryan salah satu teman almer lalu pergi dengan rombongannya dengan motor.

Sementara kinan tak habis habisnya menangis, dia duduk disamping almer yang mengemudi. Almer meraih salah satu tangan kinan dan menggenggamnya lembut. seakan menguatkan kinan. kinan masih menangis tanpa mengeluarkan suaranya.

Betapa syok nya kinan?

orang yang sudah hampir 1 bulan dikabarkan meninggalkannya??

lalu apa ini? Dia disini dan menyelamatkan almer?

oh tuhan apa permainanmu ini? apa ini ujian untukku tuhan?

Batin kinan sambil menatap faiz yang berada dibelakang bersama damar.

Faiz langsung ditangani oleh dokter. sudah 1 jam mereka menunggu.

disatu sisi.

"Aaargh!! Bodoh! gue bayar lo cuman buat tembak dia bego! tapi----isssh! tolol!" bentak anindy dengan ponsel yang sudah dibanting.

"entah siapa yang mereka tembak. gue harus cepet cepet pergi keluar negeri!" anindy segera mengambil koper dan memasukan asal baju bajunya. lalu memesan taksi.
.
.
.
kinan sedang menangis di dada almer. Ia tau kinan syok sama halnya dengan almer. Faiz tertembak di bagian tangan kanannya. Untung saja.

"Kenapa bisa jadi gini?" tanya almer sambil mengelus puncak kepala kinan. kinan mulai menjauh kan kepalanya dan duduk tegak.

"Anindy" satu kata yang kinan ucap.

"Anindy? ada apa dengannya?" tanya almer
"Dia yang sudah merencakan ini" lanjut kinan menatap lurus.

Almer sudah mengepal tangannya kuat.
"Tapi----dia sahabat mu kan?" tanya almer was was.
"Dia tak menganggapku sahabat" jawabnya.

"Aa-aku benar benar bingung. apa anindy juga yang merencanakan penembakan itu?" kinan mengangguk. Almer bangkit.

"Mau kemana?" tanya kinan.

"Aku ada urusan. Mar, kabarkan sesuatu jika faiz sadar. dan jaga kinan" damar mengangguk,

Almer berlari menuju mobil dan melaju dengan kecepatan penuh. dia tidak peduli sekitar. yang ia tuju hanya satu. rumah anindy.

Kinanty [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang