✈| Back to Korea |✈

810 70 0
                                    

"Za, apa kau yakin akan melanjutkan perjodohan ini?" tanya Arini kepada Aziza

Aziza menggelengkan kepalanya. Dirinya sendiri tak mengerti yang ia lakukan ini benar atau tidak.

"Aziza! Rangga sudah datang sayang!" panggil Papa Aziza. Meminta Aziza agar segera turun ke ruang tamu menemui calon suaminya yang bernama Rangga. Laki laki tampan dan sukses diusianya yang masih muda.

Aziza dan mamanya menuju ruang tamu. Ia dapat melihat Rangga dan papanya asik mengobrol. Mereka cukup akrab.

Rangga adalah anak dari sahabat Fahri, papa Aziza. Ketika papanya meminta Aziza menerima perjodohan ini dirinya sempat ragu. Namun ia tak tahu cara apa lagi agar ia bisa melupakan Chanyun. Hingga saat ini keraguan menyelimuti Aziza, apakah yang ia lakukan ini benar atau salah.

Aziza tersenyum kepada Rangga. Begitupun Rangga yang membalas dengan senyuman manis. Rangga dan keluarga Aziza berbincang bersama. Sampai akhirnya Rangga meminta keluarga untuk membawa Aziza pergi bersamanya.

Rangga dan Aziza kini sudah berada di dalam mobil yang sama. Mereka berencana pergi ke toko kue.
Sepanjang perjalanan keadaan hening. Rangga berbicara untuk memecah keheningan. Ia menoleh le arah Aziza

"Aziza! Kau sakit?" tanya Rangga melihat Aziza yang lesu dan sedikit pucat.

"Ah tidak! Hanya sedikit lelah saja!" balas Aziza

"Oh, kau jangan kecapekan bekerja, sebentar lagi kita menikah. Besok biar aku saja yang kerja!" ucap Rangga tersenyum senang mengingat pernikahannya. Lain hal dengan Aziza. Ia melirik Rangga yang masih tersenyum.

Hati Aziza seperti teriris iris mendengar kata menikah. Dirinya benar-benar takut. Aziza tak pernah mencintai Rangga, baginya Rangga adalah teman baik yang saat ini sedang berusaha Aziza sukai.

Namun Aziza tak bisa, Ia tak akan pernah bisa mencintai Rangga.

Aziza menunduk. Ia mulai menyalahkan dirinya. Ia menyesal telah memberi Rangga harapan palsu, padahal selama ini Rangga telah baik kepadanya.

Aziza semakin sedih. Namun ia bingung harus bagaimana, dirinya sendiri yang sudah memulai semuanya dan hanya dirinya yang bisa mengakhiri semuanya.

Rangga memakirkan mobilnya. Ia lalu mengajak Aziza masuk ke toko. Rangga membiarkan Aziza yang memilih kue kali ini.
Rangga dan Aziza berjalan mengamati kue-kue berukuran besar yang terlihat sangat lezat.

Langkah Aziza terhenti ketika ia melihat kue yang dihiasi dengan banyak buak Chery diatasnya. Ia menatap kue itu. Membuatnya teringat pada seseorang yang sering memanggilnya Cheli.

"Chan!" ucap Aziza menatap kue dalam etalase kaca itu.

Rangga terkejut mendengarnya. Ia tak mengerti apa maksut ucapan Aziza.
Siapa Chan. Rangga melihat Aziza yang menatap kue berhiaskan buah cherry itu. Rangga melihat sorot kesedihan dari mata Aziza.

"Aziza, siapa Chan?" tanya Rangga. Wajahnya menatap Aziza dalam ingin tahu kenapa Aziza mengucapkan nama itu.

Aziza tersadar akan ucapannya. Saat ini ada Rangga. Aziza berusaha mengalihkan pembicaraan agar Rangga tak curiga.

"Ahhh, tidak. Bukan siapa siapa, hehe" Ucap Aziza tersenyum.

Rangga menatap Aziza ragu, membuat Aziza kebingungan.

Blossom ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang