🍂| Putus Asa |🍂

868 72 0
                                    

Chanhyun menyimpan surat Aziza. Ia duduk di kasur kamarnya. Tangannya meremas-remas celana dipahanya sementara kepalanya hanya tertunduk.

Chanhyun merasa sedih, dia menyalahkan dirinya atau dia membenci dirinya sendiri karena menyebabkan Aziza seperti ini.

Ia membaca cacian dan hujatan yang dikirim oleh para penggemarnya di media sosial Aziza pada postingan Aziza , foto Aziza yang tak terlihat wajahnhya. Hati Chan memanas membaca semua hujatan itu, kali ini ia membenci para fansnya yang sudah terlewat batas.

Sebuah notifikasi pesan muncul di ponsel Chanhyun. Pesan dari Hanum yang mengirim sebuah foto dimana Aziza koma.

Chanhyun sangat sedih, ia melihat alat-alat rumasahkit melilit Aziza, sementara Aziza terlihat sangat pucat dan lemah. Ia kembali meneteskan air mata. Ia benar-benar membenci dirinya. Ponselnya dilemparkan begitu saja di atas kasur. Amarahnya telah tersulut, ia tak bisa lagi menahan.

"Kenapa Aziza, kenapa?" Ucap Chanhyun. Dirinya sangat berantakan saat ini, tak serapi sebelum ia pergi.

***

"pintunya terbuka?" ucap Do joon pada Sohoon, Baekjin, dan Hunsoo. Lay tidak ikut untuk menjaga dorm. Do melirik pintu rumah Chanhyun yang terbuka lebar.

Mereka langsung masuk kedalam.
Mereka melihat rumah Chanyun yang sepi, hanya ada Boneka besar warna pink dan paperbag pink yang tergeletak di sofa ruang tamu.

"Dimana Chanhyun? Apa dikamar?" Ucap Baekjin sembari melirik lantai dua yang juga terlihat sepi.

"Entahlah!" Ucap Hunsoo merebahkan tubuhnya begitu saja di sofa.

" Aku merasa hal buruk terjadi, kenapa Chan belum memberikan hadiahnya pada Aziza. Bukankah tadi dia ke rumahnya!" ucap Do joon menatap boneka beruang.

Sohoon mengangguk-angguk setuju.Yang lain menoleh kearah Do, memang benar yang dikatakan Do. Kenapa hadiah Chan masih disini.

Pyaarrrrrr

Semuanya terkejut ketika mendengar sebuah pecahan kaca dari lantai atas.

"Hyung, suara apa itu?" ucap Sohoon spontan dan melirik lantai atas.

Hunsoo langsung bangkit, wajahnya ikut cemas sama seperti lainnya.
Mereka lalu saling tatap sebelum akhirnya bergegas ke lantai atas untuk memastikan.

Chanhyun melempar sebuah Vas bunga yang terbuat dari kaca begitu saja ke tembok kamarnya. Dirinya sangat marah, ia ingin melampiaskan semuanya. Matanya memerah karena menangis, wajahnya juga menjadi merah. Hatinya sudah bercampur aduk antara sedih, terluka, marah, dan benci.
Ia mengacak-acak rambutnya dan meraung. Kamarnya menjadi sangat berantakan. Ia tertunduk lemas dilantai dengan terisak-isak, tangannya memeluk lututnya.

Chan menaikkan kepalanya. Melirik pecahan kaca dari Vas bunga yang ia lempar.

Tangannya meraih pecahan yang tajam itu.

'Aziza, aku akan ikut denganmu!' Ucap Chan lirih, disela isakannya. Pikirannya sangat kacau saat ini. Ia tak bisa berpikir positif dan logis, dirinya benar benar sudah gila. Ia tak memikirkan keluarga, maupun temannya.

Blossom ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang