🚗| Kecelakaan |🚗

899 67 0
                                    

Sore itu, Aziza sibuk terduduk manis di meja belajarnya.

Kali ini bukan lagi menulis artikel lepasan, blog, atau novel. Ia sibuk menulis sebuah surat. Dengan tekun ia menuliskan apa yang ada dipikirannya pada selembar kertas. Sesekali tersenyum kecil terputar memori-memori lama.

Sebuah surat untuk Chanhyun. Surat yang ditulisnya dengan sebaik dan serapi mungkin agar bisa terbaca. Namun Aziza belum berniat memberikan surat itu pada Chanhyun jika bertemu nanti.

Tangannya berhenti menulis, wajahnya lalu menoleh kearah jendela yang ada di sampingnya. Jendela yang sengaja ia buka agar angin malam masuk, memberinya ketenangan.

Ia sedikit terkejut melihat pemandangan yang sudah lama dinanti nantinya.

"Salju pertama?" ucap Aziza lirih tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.

Senyumnya mengambang begitu saja mengingat memori lama saat ia ada di Namsan, janji untuk datang ke Namsan lagi ketika salju pertama turun. Namun senyumnya sirna, ia ingat betul jika Chanhyun masih di California, Amerika. Ia tahu betul tak akan bertemu siapapun hari ini, termasuk Chanhyun.

Namun Aziza tidak ingin mengingkari janjinya, janji untuk datang di menara Namsan saat salju pertama sudah turun. Tanda musim dingin telah tiba.

Aziza kembali fokus pada tulisan tangannya. Ia merasa sudah cukup untuk menulis. Ia lalu melipat suratnya dan menyimpan dalam sebuah kotak berisi hadiah yang dulu pernah Chanhyun berikan untuknya.

Dalam kotak itu ada sebuah Syal polos, merah hati. Di sudut Syal itu terdapat sebuah rajutan bertuliskan nama seseorang, yaitu Chanhyun meositta. Aziza baru menyadari keberadaan tulisan itu, nampaknya ini adalah tulisan hasil jahitan tangan sendiri karena sedikit tak rapi dan berantakan. Dalam pikirannya 'Sejak kapan ada tulisan seperti ini!' senyum mengambang pada Aziza, detik itu seakan akan ia melupakan segala masalah hidupnya.

Flash back

Chanhyun memohon mohon pada Do joon yang sedang sibuk memainkan ponselnya. Apalagi kalau bukan bermain game yang bisa mebuatnya 24 jam betah terjaga seandainya ia punya waktu luang sebanyak itu.

Chanhyun menggoyang-goyangkan tubuh Do joon gemas, ia memberikan wajah cemberut dan terus memohon mohon.

Do joon meraung, gara-gara Chanhyun ia kalah.

"Hyaaa!!kau ini kenapa, gara gara kau aku kalah!" Ucap Do Joon kesal pada Chanhyun yang saat ini terlihat cemberut dan memelototinya.

"Makanya buatkan aku tulisan disini!" Ucap Chanhyun memanyunkan bibirnya kedepan.
Ia menunjukkan bagian di syal dengan jari telunjuknya.

"Ak tak mau!" balas Do Joon tak acuh lalu kembali focus pada game nya.

Bagaimana mungkin Chanhyhn menyuruhnya menjahit dengan tangan sebuah tulisan 'Chanhyun meositta', membuatnya muak.

Tapi Do joon tau , setidaknya ia sedikit bisa daripada Chanhyun yang sama sekali tidak bisa. Menyentuh jarum jahit saja tidak pernah, apa lagi menjahit tangan.

Chanhyun terus merengek dan meronta seperti anak kecil. Do Joon akhirnya mengalah meski ia tak ikhlas, hingga akhirnya terbentuklah tulisan'Chanhyun tampan' pada sudut syal itu dengan berantakan.

Blossom ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang