🇰🇷|Say Assalamualaikum to South Korea|🇰🇷

2.8K 171 1
                                    

Pukul 5 pagi,

Pesawat yang ditumpangi Aziza baru saja mendarat di bandar udara Internasional Incheon, Incheon, Korea Selatan.

Aziza tidak menyangka akhirnya kakinya memijak kembali di negeri gingseng ini. Aziza nyenyak dan larut dalam tidur, mungkin efek dari lelahnya menahan rasa pegal karena duduk di kursi pesawat selama 8 jam.

Semilir angin dingin pagi itu sungguh mampu merasuk ke pori pori. Bahkan, Aziza tak perlu repot-repot mencari air segar untuk menghilangkan rasa kantuknya. Namun, pagi itu Aziza tetap mencari air segar. Aziza harus shalat Subuh sebelum matahari terbit.

Ya, Shalat merupakan tiang agama. Sebagai muslimah Aziza tak pernah melupakan kewajibannya.

Kemandirian, keberanian, dan kesabaran menuntut Aziza waktu itu. Dirinya hanya seorang diri. Tidak ditemani orangtua, sanak saudara, ataupun teman dari Indonesia. Ini pertamakalinya namun bukan berarti menjadi penghalang untuk mimpi-mimpinya.
Sambil menunggu jemputan sang Nenek, Aziza berjalan menyusuri tempat di sekitar bandara yang sekiranya bisa menjadi tempat untuk ia beribadah.

Pukul 5.40 waktu korea

"Sillyehabnida,mianhada tempat ini mau saya bersihkan. Sebaiknya Noona pindah di kursi tunggu saja" ucap seorang tukang bersih-bersih bandara yang berhasil membangunkan Aziza.

"Maaf maaf, saya ketiduran di sini" balas Aziza, tersadar dirinya sempat tertidur disebuah ruangan kosong terbuka.

Sinar mentari mulai muncul, mulai mengganti kedinginan menjadika kehangatan. Aziza mengangkat tangannya, memperhatikan jam tangan merah jambunya untuk memastikan pukul berapa saat ini.

"Apa!, Nenek pasti sudah jemput... " Aziza terkejut. Jam ditangannya sudah menunjukkan pukul 6 lebih waktu Korea.

Buru-buru Aziza menarik kopernya, membawanya lari bersama menuju parkiran bandara.

Dari kejauhan terlihat seorang Nenek turun dari sebuah mobil hitam. Kebetulan Nenek Aziza baru saja tiba.

"Halmoni!!!!!" teriak Aziza dengan wajah berseri menunjukan keceriaannya sambil berlari untuk meraih sang Nenek tercinta, memeluk dan mencium.

"Aziza, Cucu Nenek..... " Nenek Mayoung (Nama nenek Aziza) membalas pelukan cucunya dengan erat.

"Maafkan Nenek ya sayang, Nenek terlambat jemput kamu." ucap nenek Mayoung

"Tidak papa nek, nggak telat kok" Balas Aziza dengan tersenyum.

waktu menunjukan semakin siang, matahari semakin naik. Dari balik kaca mobil, Aziza menikmati udara segar. Dalam hatinya ia sangat bersyukur bisa menikmati kota Soul dalam kurun waktu yang lama.

"Assalamualaikum South Korea" Ucap Aziza dengan senyuman yang terus mengambang.

Greet

suara pintu dibuka

"Assalamuaikum .... " . Ucap Nenek.

Rumah putih tua itu terlihat sepi. Pantaslah demikian, anak anak Nenek Mayoung sudah menjalani kehidupan serta kesibukan masing masing. Kini Nenek Mayoung hanya tinggal sendiri dirumah bersama satu pembantu. Sang suami telah meninggal 3 tahun yang lalu.

Aziza menjadi sedih melihat keadaan Neneknya tiga tahun terakhir ini yang pastinya merasa kesepian setelah ditinggalkan sang kakek untuk selamanya. Sebenarnya orang tua Aziza pernah mengajak Nenek Mayoung untuk tinggal bersama, namun Nenek menolak. Ia ingin menghabiskan waktunya dirumah yang dulu ia bangun dengan jeripayah bersama sang suami. Syukurlah anak anak nenek telah sukses, tak merasakan kesulitan hidup seperti yang dirasakan nenek di jaman dahulu.
Aziza juga sangat bersyukur bisa mimiliki kesempatan untuk menemani sang nenek.

"Itu Kamar kamu ya sayang, nenek tinggal dulu sebentar! " ucap nenek melepas rangkulan Aziza, lalu meninggalkannya sendiri.

"Wahhh.... " Aziza tak mengedipkan matanya, sorotnya sibuk meneliti sekeliling.

Kamar dengan warna segar bercampurkan ornamen-ornamen indah membuat Aziza tak henti mengagumi. Kamar yang akan ditempati Aziza masih sama seperti beberapa tahun lalu hanya saja kini telah diperbarui dan ditambah hiasan hiasan yang semakin mempercantik. Sepertinya Nenek Mayoung sengaja ingin membuat Aziza betah dan suka.

Dari balkon kamar, Aziza bisa melihat jalan gang kompleks. Ia juga bisa melihat rumah rumah lain, suasana tidak terlalu sesak dan panas seperti di Jakarta. Ia lebih menyukai suasana seperti ini.

Angin-angin berhembus ria, Aziza memejamkan mata, menarik napas panjang, dan membuangnya. Hal itu ia lakukan beberapa kali sehingga tercipta kedamaian. Jujur, telah timbul rasa rindu akan Indonesia, padahal ia baru akan memulai kehidupan di Korea.


***

Esok adalah tantangan baru untuknya. Esok adalah misteri, penuh teka teki dengan jawaban tak terduka. Tak seorangpun tahu apa yang akan terjadi esok.

-SA-

🇰🇷🇰🇷🇰🇷

Blossom ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang