AUTHOR POV
Sehun masih berusaha membunyikan bel, ia tau tidak mungkin di dalam penthouse itu tidak ada seorang pun. Mengingat Yoona tidak pernah keluar. Ia masih betah berdiri di depan pintu walaupun sudah ½ jam menunggu. Semuanya ia lakukan karena ia ingin menghancurkan Siwon, ia menyadari selama ini Siwon juga mencintai Yoona, jadi ia menganggap Yoona adalah kelemahan Siwon.
"Sehun a," mendengar suara itu, Sehun berbalik. Siwon telah berdiri di belakangnya. "Jangan lakukan, jangan membuat ia lebih terluka lagi"
"Kenapa aku harus mendengarkanmu?"
"Mungkin bagimu, aku bukan lagi hyungmu. Tapi bagiku, kamu tetap adikku. Percayalah apa yang terjadi saat ini aku lakukan untuk kebaikanmu" ujar Siwon
"Bullshit, kamu kira aku mempercayaimu. Merebut tunanganku itu kamu katakan demi kebaikanku? Kamu sungguh brengsek. Aku tidak akan pernah menganggapmu keluargaku lagi" ujar Sehun
"Bencilah aku sesukamu, tapi jangan memberitahu Yoona. Jangan biarkan ia lebih sedih lagi" ujar Siwon
Sehun melemparinya undangan yang tadinya akan ia berikan ke Yoona. Undangan pernikahannya dengan Sejeong.
***
Siwon masuk dan ia melihat ahjumma jung berdiri di dekat pintu dengan wajah cemasnya.
"Tuan,"
"Gwenchana ahjumma," ujar Siwon sambil melangkah menuju ke ruang kerjanya "Ahjumma, gomawo sudah menahan Sehun diluar"
"Ahjumma berjanji tidak akan membiarkannya menemui nona lagi"
Siwon hanya mengangguk, ia mengenggam erat undangan itu. Ia akan menyembunyikannya, ia tidak ingin Yoona semakin sedih jika tau Sehun akan menikah.
***
Siwon sedang membaca dokumen yang diantar oleh Kyuhyun. Ia tidak begitu konsent akhir-akhir ini. apalagi pernikahan Sehun semakin dekat.
"Hyung, apakah Yoona baik-baik saja?" Tanya Kyuhyun, mendengar nama Yoona disebut, ia mengalihkan matanya dari dokumen yang dipegangnya ini. "Aku tidak pernah bertemu dengannya sejak pernikahan kalian"
"Kamu mengira dia akan datang mengantarkan aku makan siang?" ujar Siwon, ia juga terluka karena cintanya yang terlalu besar.
"Hyung, kamu jangan menyerah mencintainya ya. Walaupun dia keras kepala, tapi ia akan bahagia bersama Hyung. Hanya saja dia butuh waktu"
"Kembalilah bekerja"
"Hyung, aku dengar Sehun akan menikah. Apakah Yoona tau?"
"Jangan biarkan dia tau" ujar Siwon dan Kyuhyun hanya mengangguk
"Hyung berubah menjadi lebih dingin dari dulu" gumamnya, ia lalu meninggalkan bosnya itu sendirian.
***
Siwon pulang ke rumah dan saat akan memasuki kamarnya, ia melihat Ahjuma Jung yang baru keluar dari kamar Yoona membawa nampan berisi nasi dan nasi itu tidak disentuh sedikit pun.
"Nona sama sekali tidak makan hari ini tuan" ujar ahjuma jung
"Ambilkan nasi yang masih hangat, aku yang akan menyuruhnya makan"
Siwon masuk ke kamar Yoona, yoona hanya duduk melamun di kursi dekat jendela kamarnya.
"Yoona ya, ahjuma bilang kamu tidak makan sama sekali," ujar Siwon sambil mendekatinya "Aku membawakanmu makanan. Kamu makan ya" Yoona sama sekali tidak peduli apa yang Siwon katakan. "Yoong," Siwon menyentuh tangan Yoona dan Yoona dengan cepat melepaskannya "Kalau kamu membenciku, kamu jangan melukai dirimu"
Siwon meletakan nampan itu di meja, ia berlutut di depan Yoona. Tangannya mengenggam tangan Yoona dan ia menyandarkan kepalanya di lutut Yoona.
"Aku mohon Yoong, kamu boleh membenciku tapi jangan membenci anak dalam kandunganmu. Aku yang salah, dia tidak tau apapun. Jangan lukai dia" Siwon meneteskan air mata
IM YOONA POV
"Aku mohon Yoong, kamu boleh membenciku tapi jangan membenci anak dalam kandunganmu. Aku yang salah, dia tidak tau apapun. Jangan lukai dia" aku masih diam, tangannya mengenggam erat tanganku, aku takut padanya setelah apa yang ia lakukan padaku. Dan aku merasakan air yang hangat menetes di tanganku, dia menangis. Aku begitu membencinya karena dia aku harus kehilangan Sehun.
Dia masih memakai pakaian kerjanya,
"Aku mohon makanlah" ujarnya, ia menyuapiku. Dia betul anak dalam kandunganku tidak bersalah, tapi ini adalah benihnya, anak dari pria yang kubenci. Aku tidak menginginkannya hadir dalam perutku. Aku membenci mereka.
CHOI SIWON POV
Saat masuk ke kamarnya tadi, aku menyadari aku tidak pernah bisa mendapatkan hatinya, apapun yang aku perbuat. Dia begitu membenciku, ia tidak pernah bicara padaku, walaupun tadi ia mengijinkan aku menyuapinya makan. Setelah makan, ia pun beristirahat. Perutnya mulai menampakan sedikit tonjolan, kira-kira sudah berjalan 3 bulan.
Selesai aku membersihkan diri, setelah itu aku melanjutkan pekerjaanku di ruang kerja. Tak terasa sudah hampir jam 12, saat memutuskan untuk kembali ke kamar, aku berhenti di depan kamarnya dan aku masuk ke dalam. ia sedang terlelap. Aku melihat perutnya yang membesar. Aku tidak pernah menyapa anakku di dalam sana. Karena ia sedang tidur, aku pun memutuskan untuk memegangnya.
"Hai baby, kamu harus kuat dan baik-baik ya di dalam. daddy mencintaimu" ujarku sambil mencium perut Yoona
***
Paginya, Siwon berangkat pagi-pagi tanpa sarapan. Hari ini peringatan kematian eommanya. Dan artinya ini juga hari ulang tahunnya, ia akan mengunjungi eommanya seperti yang selalu ia lakukan selama ini.
Siwon membawa sebuket bunga dan ia letakkan di depan makam eommanya. Ia berlutut,
"Eomma, aku datang" ujarnya, ia meneteskan air matanya. Untuk pertama kalinya ia begitu di hadapan eommanya "Eomma, mengapa eomma pergi begitu cepat. Seharusnya eomma mendengarkan mereka, seharusnya eomma tidak mengorbankan nyawa eomma untuk melahirkanku. Aku penyebab mereka kehilangan eomma, bagaimana bisa aku bertanggung jawab atas semua ini eomma"
Ia menghapus air matanya yang terus menetes
"Seandainya aku bisa memilih, aku akan memilih tidak pernah terlahir eomma" air mata sialannya terus mengalir "Hanya grandma yang menyayangiku tapi sekarang ia juga marah padaku. Grandma juga membenciku"
"Aku lupa memberitahu eomma, aku uda menikah dan sebentar lagi aku akan menjadi seorang daddy. Dia masih begitu kecil, jika ia sudah lahir nanti, aku akan membawanya menemui eomma" ujar Siwon, ia sadar seseorang berdiri di belakangnya dan itu grandmanya.
"Grandma" sapanya
Wanita tua itu tidak mau menatapnya, ia sangat kecewa pada cucunya itu. Karenanya cucunya yang lain begitu terluka.
"Eomma, aku pulang dulu. Disini ada grandma, mungkin grandma ingin berbicara dengan eomma" ujar Siwon, setelah ia memberikan penghormatan pada eomma dan grandmanya, ia pun meninggalkan tempat itu.
"Jihyo ya, eomma datang. Kamu jangan marah pada eomma karena mengabaikan anak nakal itu. Eomma kecewa padanya, dia berubah menjadi seseorang yang tidak eomma kenal. Eomma sangat menyayanginya tapi dia sudah menyakiti keluarganya sendiri. Eomma harus menghukumnya" ujar nyonya besar choi di depan makam menantu sulungnya itu. "Hari ini ulang tahunnya, ntah dia sudah makan semangkok mie dan sebutir telur belum"
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me
Fiksi Penggemar"Bisakah kamu tetap tinggal disini?" tanyanya "Setidaknya tetaplah disini sampai kita benar-benar berakhir" aku hanya diam "Sebegitu bencikah kamu padaku? Sehingga kamu begitu menderita jika bersamaku?" tanyanya lagi Aku tidak tau mengapa aku susah...