Don't Leave Me - 16

3.1K 251 29
                                    

Beberapa hari terakhir ini Siwon berusaha mengabaikan Yoona. Yoona merasa tidak biasa pada hal yang ia inginkan sebelumnya. Yoona membawa secangkir kopi yang tadi Siwon minta dari ahjumma ke ruang kerja pria itu.

"Ahjumma dimana?" tanyanya saat Yoona membawa kopi itu masuk, Sejeong juga berada disana. Itu alasan Yoona ingin masuk kesana, ia ingin tau apa yang sedang dilakukan suaminya dengan Sejeong.

"Ahjumma sedang membersihkan dapur, jadi aku membantunya membawa kopimu" ujar Yoona berbohong. Siwon tahu itu, karena di jam begini ahjumma sudah selesai mengerjakan tugasnya.

"Oh gomawo" ujar Siwon dan ia meminum kopi yang dibawa Yoona

"Aku ingin susu" ujar Yoona

"Aku sedang membahas sesuatu, kamu mintalah pada ahjumma" ujar Siwon, Yoona menundukkan kepalanya. Biasanya tanpa diminta, Siwon akan menyiapkannya dua kali sehari. Tapi sejak ia kembali dari rumah appanya, pria itu selalu mengabaikannya.

Melihat Yoona masih berdiri di hadapannya, Siwon menatapnya,

"Kenapa?" tanya Siwon

"Gwenchana," Yoona mengangkat kepalanya dan ia tampak begitu kecewa "Malam ini kembalilah ke kamarmu, aku akan pulang" ia melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruang kerja Siwon. ia merasa posisinya sudah tergantikan oleh orang lain.

***

Siwon mengejar Yoona,

"Yoong, jika kamu tidak suka Sejeong disini. Dia tidak akan disini lagi" ujar Siwon "Aku sudah meminta Kyuhyun untuk menyiapkan tempat tinggal untuknya"

Mendengar kalimat pertama Siwon, Yoona sudah berbunga-bunga karena pria itu masih memikirkannya. Tapi di kalimat terakhir, ia kembali kesal, pria itu bukan hanya memikirkannya tapi juga pada wanita itu.

"Aku sedang membahasnya dengan Sejeong"

"Kenapa kamu tidak meminta Sehun untuk menjemputnya saja?" tanya Yoona

"Apa kamu akan senang jika Sehun menjemputnya? Bukankah kalian sudah berjanji akan kembali bersama? Lalu apakah pantas Sejeong kembali bersama Sehun dan dalam sebulan ke depan ia akan dibuang?"

"Jika kamu lebih memikirkannya, maka menikahlah dengannya" teriak Yoona

"Sepertinya kamu begitu bahagia jika aku menikahinya,"

"Tentu aku bahagia, dengan begitu aku akan bebas darimu"

"Aku tidak mengikatmu, aku sudah melepaskanmu tapi kamu kembali dan aku tidak ingin berharap lagi, aku takut terluka lebih parah lagi"

"Aku tidak memberimu harapan, oppaku yang mendorongku kembali kesini. Dia mengatakan kamu adalah pria yang pantas, tapi aku tidak melihat hal itu darimu"

"Ne, kamu benar. Aku tidak pantas untukmu, aku hanya bin****g di matamu" ujar Siwon

"Ne, kamu memang bukan manusia" Yoona berlari masuk ke kamar Siwon, tempat yang membuatnya betah beberapa hari ini.

***

CHOI SIWON POV

Melihatnya duduk di meja makan pagi ini membuatku sedikit bersyukur, setidaknya pertengkaran kita tadi malam tidak membuatnya kembali ke rumah appanya lagi. ia sedang menikmati roti panggang dengan selai stawberry, ntah mengapa dia begitu menyukai stawberry sejak hamil. Padahal itu adalah buah yang paling ia benci karena rasanya yang asam.

Aku masuk ke dapur untuk membuatkannya susu. Sesuatu yang ia minta semalam dan diakhiri dengan pertengkaran. Aku membawa segelas susu dan menghampirinya.

"Ini minumlah" ujarku

Dia tidak mengatakan apa pun, ia hanya mengambilnya dan menghabiskannya. Setelahnya ia bergegas menuju ke arah pintu karena bunyi bel,

"kamu sudah datang, tunggu sebentar. Aku ambil tasku dulu" ujarnya, aku penasaran dia bicara dengan siapa. Sampai akhirnya ia masuk ke kamar dan aku melihat ke depan, ternyata Sehun.

"Kamu akan keluar dengan Yoona?" tanyaku

"Kenapa? Kamu akan melarangku?" pertanyaanku dibalas dengan pertanyaan. Aku tau dengan menikahi Yoona, aku membuat kesalahan terbesar yang tak termaafkan untuknya. Aku kehilangan adikku, dia berubah menjadi musuhku tanpa peduli alasan mengapa aku melakukan semua ini. dia menatapku dengan sinis.

Aku mengeluarkan sebuah black card tanpa limitku untuknya.

"Yoona memiliki nafsu makan yang besar. Pakailah kartuku untuk membayarnya" ujarku

"Kamu pikir aku tidak sanggup membiayai makanan kekasihku?" sangat lucu, dia menyebut istriku sebagai kekasihnya. Aku tidak tau mengapa dia yang marah disini. Atau memang seharusnya dia yang marah karena aku menganggap kekasihnya sebagai istriku.

"Sejeong ada disini, nanti saat pulang berikanlah dia sedikit makanan. Bayinya akan senang jika mendapat makanan dari daddynya" ujarku

"Kenapa kamu tidak menjadi daddy dari babynya saja?" tanya Sehun "Jika kamu hyungku, mengapa kamu tidak menikahinya saja? Menanggung semua perbuatanku, kamu seharusnya menikahinya bukan menikahi Yoona. Itu artinya kamu tidak membantuku sama sekali"

"Mianhae" ujarku

"Aku akan mendapatkan apa yang seharusnya menjadi milikku kembali" ujarnya dan aku mengangguk

"Aku tidak akan menghalangimu" ujarku dan saat aku berbalik aku melihat Yoona berdiri di belakangku

"Gomawo atas ijinmu, aku tidak akan sungkan lagi" ujarnya dan ia meraih lengan Sehun. Mereka berpegangan tangan meninggalkanku. Ia bahkan tidak pernah memengang tanganku.

***

AUTHOR POV

Di mobil Sehun,,

"Kita akan kemana?" tanya Sehun

"Bisakah kamu tolong antarkan aku ke rumah appaku?"

"Aku akan dihajar oppamu jika kita kesana"

"Hanya aku, dan kamu pergilah kemana pun yang kamu suka"

"Yoong, apa kamu tidak akan kembali padaku lagi?"

Yoona menggeleng

"Bawalah istrimu pulang"

"Tidak, aku bahkan tidak yakin anak itu milikku" ujarnya

"Dia menikah denganmu dan mengandung anakmu, bagaimana bisa kamu mengatakan hal ini?" Yoona menatapnya tidak percaya

"Aku menikahinya karena dia hamil, dia mengatakan kalau aku menghamilinya"

"Apa?"

"Kamu tidak tau? Siwon hyung tidak memberitahumu?" tanya Sehun, saat Yoona menggeleng, ia menyesali apa yang sudah ia katakan. Itu artinya Siwon tidak pernah memberitahu Yoona apa yang sudah ia lakukan di belakang Yoona saat mereka masih terikat hubungan dan sekarang Yooan tahu hal itu dari mulutnya sendiri.

"Kamu mengkhianatiku saat aku masih tunanganmu?" tanya Yoona, Sehun tidak berani mengatakan apa pun. Ia hanya diam dan Yoona memukulnya sambil menangis. Selama ini ia terus menyalahkan dirinya dan siwon atas berakhirnya hubungan mereka. tapi hari ini ia tau yang sebenarnya. Ia menyesal. Rasa yang begitu kuat di dadanya saat ini adalah penyesalan. Ia lebih menyesal dibandingkan terluka.

Sehun berusaha menenangkannya dan meraihnya dalam pelukannya. Tapi ia terus berontak. Ia memukul Sehun dengan keras. Setelahnya, ia berlari keluar dari mobil Sehun.






TBC

Don't Leave MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang