Yoona masih memeluk erat tubuh suaminya yang penuh keringat. Keduanya masih dibalut selimut tanpa ada satu pun yang berniat meninggalkan tempat tidur.
"Aku mencintaimu oppa" ujar Yoona "Aku tidak tahu itu sejak kapan dimulai tapi aku sangat mencintaimu saat ini"
"Nado"
"Oppa, apakah kita akan memiliki baby lagi?"
"Tentu, aku menginginkan banyak malaikat yang terlahir dari sini" Siwon membelai perut telanjang Yoona dalam selimut.
"Aku akan mengandung berapa banyak pun baby yang oppa inginkan. Asalkan oppa tidak mencari wanita lain diluar sana. Terutama Tifanny, arraseo?"
"Oppa cukup melihatmu saja, tidak ada orang lain lagi dalam hidup oppa" ujar Siwon sambil mempererat pelukannya pada Yoona
"Gomawo" bisik Yoona dan ia mengecup sekilas bibir suaminya. Siwon pun membalas ciuman dari istrinya itu. Keduanya pun kembali melewati malam yang panas.
***
Siwon mengantar Yoona ke rumah mertuanya lebih dulu.
"Oppa tidak langsung berangkat?"
"Oppa ingin mencium putri oppa dulu" ujar Siwon, ia ikut keluar dari mobilnya.
"Tidak mau menciumku, tapi hanya mencium putrinya saja" ujar Yoona dan Siwon tertawa
"Sepertinya ada yang sedang cemburu" goda Siwon dan yoona membuang pandangannya.
"Tidak"
"Sini oppa cium" ujar Siwon dan Yoona berlari meninggalkan Siwon.
"Ngapain kalian berdua kesini?" tanya seulong
"Tentu saja bertemu putriku, apa oppa kira aku ingin melihatmu?" ujar Yoona
"Jika ingin memamerkan kemesraan kalian, jangan kesini"
"Makanya cepat menikah"
"Yak," Seulong berteriak pada adiknya "Eh adik ipar, lehermu kenapa?" dia sengaja menggoda Siwon
Siwon pun memegang lehernya, ia tidak merasa ada apa pun tadi pagi.
"Digigit nyamuk" ujar Siwon sembarangan
"Nyamuk raksasa yang centil?" tanya Seulong dan Yoona memukulnya
"Kalian sudah melakukannya?" goda Seulong lagi
"Kamu selalu ingin tahu masalah orang" Yoona menginjak kaki oppanya sambil berjalan meninggalkan kedua pria itu.
Siwon menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali akibat tatapan kakak iparnya itu.
"Bagaimana rasanya?" tanya Seulong
"Jangan bertanya seolah ini pertama kali untukku, ingat aku sudah memiliki jinri"
"Itu kan kamu sedang mabuk, sekarang dalam keadaan sadar"
"Hyung,,"
"Kamu pasti ingin lagi"
"Pergilah kamu hyung,"
"Aku punya banyak film, jika mau ambil saja di kamarku" ujar Seulong dan siwon pun memukulnya
Keduanya itu sahabat akrab sejak dulu jadi tidak heran lagi kalau Seulong suka menggoda Siwon.
***
Yoona hanya menjemput Jinri, lalu ia meminta Siwon untuk membawanya ke kantor.
"Samunim" sapa Tifanny, ia menghampiri Yoona untuk melihat putrinya.
"Kamu tidak jadi pindah?"
Tifanny menggeleng
"Bukankah samunim meminta sajangnim menaikkan gajiku?"
"Kalau begitu bekerjalah dengan baik, jangan menggoda suamiku lagi"
"Arraseo" ujar Tifanny
***
Siwon tidak bisa berkonsentrasi seharian ini karena Yoona di dekatnya. Ia memutuskan untuk mengajak yoona pulang daripada duduk di kantor tapi pikirannya tidak disana.
"Kita mau kemana oppa?"
"Pulang"
"Bukankah ini belum jam pulang?"
"Kita pulang saja" ia membantu Yoona menggendong Jinri dan Yoona membawa perlengkapan Jinri
***
Setibanya di rumah, Siwon menidurkan Jinri di baby boxnya. Ia pun menghampiri Yoona yang sedang mencuci botol Jinri di dapur.
"Ahjumma, tolong lanjutkan cuci botol ini" ujar Siwon dan ia menarik Yoona keluar dari dapur.
"Ada apa oppa?"
Siwon menutup pintu kamar dan mencium istrinya itu.
"Aku ingin jinri memiliki adik saat ini" ujar Siwon dan Yoona memukulnya
"Mesum"
"Ayolah yoong"
"Aku sudah bilang jangan bergaul terlalu banyak dengan oppaku" ujar Yoona
"Kamu tidak mau?"
Yoona menggeleng
"Aku belum mandi, aku tidak ingin oppa menciumku dalam keadaan bau"
Siwon tidak menghiraukan omongan Yoona. Ia pun melanjutkan aksinya dan yoona tidak bisa lagi menolak.
END
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me
Fanfiction"Bisakah kamu tetap tinggal disini?" tanyanya "Setidaknya tetaplah disini sampai kita benar-benar berakhir" aku hanya diam "Sebegitu bencikah kamu padaku? Sehingga kamu begitu menderita jika bersamaku?" tanyanya lagi Aku tidak tau mengapa aku susah...