Don't Leave Me - 14

2.8K 244 25
                                    

Siwon memutuskan untuk langsung berangkat ke kantornya setelah mengantar yoona ke rumah mertuanya. Kyuhyun yang baru selesai menggantikannya rapat pun terkejut melihat dia berada di ruangannya.

"Hyung, kenapa disini?" tanya Kyuhyun dan ia melihat hyungnya sedang menikmati alkohol.

"Mana dokumen yang harus aku tanda tangani?"

"Hyung, pulang istirahatlah. Aku akan menggantikanmu kerja hari ini"

"Berikan padaku"

Kyuhyun memutuskan untuk keluar mengambil apa yang diminta Siwon. Sebelum kembali masuk, ia menghubungi grandma pria itu. Selain Yoona, pria itu hanya mendengarkan apa yang grandmanya katakan.

"Kenapa kamu seperti ini sekarang?" ujar grandma saat masuk ke ruang kerjanya "Bukankah seharusnya kamu sudah berbahagia setelah merebut calon istri adikmu"

"grandma" ini pertama kalinya grandmanya menginjakkan kakinya di kantornya.

"Mengapa kamu seperti ini?"

Siwon memeluk grandmanya dan tangisannya pecah dalam pelukan grandmanya.

"Badanmu begitu panas, ayo pulang istirahat. Grandma akan masakin bubur untukmu" grandma menghapus air matanya yang mengalir karena cucunya itu tampak begitu menyedihkan.

"Aku harus bekerja" ujar Siwon

"Grandma akan marah jika kamu terus begini" ujar grandmanya dan itu berhasil membuat Siwon pulang.

***

Selesai memakan masakan grandma dan meminum obat, Siwon pun duduk di sebelah grandmanya dan menyandarkan kepalanya di bahu grandmanya seperti yang selalu ia lakukan dulu.

"Masih tidak mau cerita apa yang membuatmu bisa bersama Yoona?" tanya grandma sambil membelai rambut cucunya itu

Siwon hanya menggeleng

"Sehun sangat mencintainya, kamu tau kan?" tanya grandma dan Siwon mengangguk "Lalu kenapa?"

"Aku mencintainya"

"Grandma tau walaupun kamu mencintainya, kamu tidak akan berebut dengan Sehun"

"Kenapa aku harus tidak memiliki orang tua. Jika aku memiliki orang tua, aku tidak perlu selalu mengalah" ujar Siwon

"Mianhae" ujar grandma "Seharusnya grandma menahan aboejimu, sehingga kamu tidak perlu begitu tersiksa"

"Ini sudah takdirku. Aku tidak akan membiarkan anakku sepertiku"

"Apa hubunganmu dengan Yoona baik?"

Siwon menggeleng,

"Kita akan bercerai setelah ia melahirkan" ujar Siwon, air matanya menetes tanpa tahu malu di hadapan grandmanya

"Mengapa hidupmu begitu menyedihkan Siwon a," Grandma ikut dia menangis dan ia meraih cucunya dalam pelukannya.

"Asalkan grandma tidak marah padaku lagi semuanya akan kembali baik-baik saja" ujar Siwon dan Grandma menepuk pelan punggungnya

"Grandma tidak benar-benar marah padamu, hanya kamu yang terlalu mengambil hati atas omongan grandma. Grandma sangat menyayangimu"

"Maaf aku selalu membuat grandma khawatir" ujar Siwon

"Gwenchana"

***

Seulong yang baru pulang dan ia melihat adiknya duduk di meja makan bersama eomma dan aboejinya membuat tanda tanya besar di kepalanya.

"Kenapa kamu disini?" tanyanya pada adiknya "Mana Siwon?"

"Aku tidak suka oppa selalu menyebut namanya" ujar Yoona

"Mengapa? Kamu takut aku jatuh cinta pada suamimu? Kamu cemburu?"

"Jangan mengatakan hal gila seperti ini" ujar Yoona

"Sayangnya aku seorang pria jadi tidak mungkin mencintai pria bodoh seperti dia. Tapi jika aku seorang wanita dan harus memilih antara dia atau adiknya, tentu saja aku akan memilih dia" ujar Seulong dan Yoona membanting sendok yang berada dalam genggamannya

"Aku tidak ingin makan lagi"

"Yoona ya," eommanya menahannya "Jangan begitu, bukankah kamu tau oppamu suka bercanda?"

"Seulong a, jangan membuat adikmu marah. Biarkan dia menikmati makan malamnya" tegur Tuan Im

"Arraseo, aku juga tidak ingin berbicara dengannya lagi" Seulong meninggalkan meja makan

***

Beberapa hari berlalu, Sejeong tidak pulang ke mansion Choi tanpa memberikan kabar ke siapa pun. Sehun akhirnya mendatangi rumah sakit tempat ayah Sejeong menginap setelah mendengar omelan dari seluruh isi rumah.

"Dasar wanita tidak tahu diri" ujarnya saat masuk ke ruangan ayah Sejeong. Saat itu Sejeong akan keluar untuk memanggil dokter karena kondisi ayahnya yang drop tapi kedatangan Sehun membuatnya tidak bisa meninggalkan ruangan itu. Pria itu tidak membiarkannya keluar.

"Kemana saja kamu? Tidak pulang ke rumah, apa kamu pikir kamu tidak memiliki kewajiban di rumah?" ujar Sehun "Kamu pikir kamu begitu hebat? Sehingga bisa berbuat sesuka hati?"

"Kamu tidak menginginkan babyku lagi? bukankah sudah saatnya kita berpisah? Aku hanya mengingatkan diriku untuk tidak lagi berharap padamu, bukankah kamu yang memintaku untuk tidak terbawa suasana?"

Sehun tidak menjawab

"Aku ingin kita berpisah saat ini juga dan kamu bisa segera menikahi Yoona" Sejeong melepaskan tangan Sehun yang terus mengenggam erat tangannya dan ia membukakan cincinya. Ia memberikannya pada Sehun, Setelahnya ia keluar dari ruangan itu untuk memanggil dokter. Dan Sehun dengan kesal keluar mengejarnya. Ia kehilangan jejak Sejeong.

Sejeong kembali ke ruangan ayahnya bersama dokter dan saat masuk, ia mendengar bunyi mesin dan layar mesin itu menampilkan garis lurus. Ia menangis, memeluk ayahnya.

"Maafkan aku appa, aku tidak bisa menjadi putri yang bisa membahagiakanmu" Sejeong menangis sesugukan, ia kehilangan ayahnya karena terlambat meminta pertolongan dari dokter.

***

Siwon terpaksa mengunjungi rumah sakit untuk mengambil obat maag. Semalam setelah dirawat grandmanya, demamnya sudah turun tapi maagnya masih bermasalah. Setelah mengambil obat, ia melihat Sejeong berbicara dengan dokter di depan ruang perawatan.

"Kamu kenapa?" tanya siwon "Aku akan menelepon Sehun"

"Jangan, aku mohon jangan memberitahu mereka" ia menangis, "Aku mohon jangan biarkan sehun tau"

"Baik, aku akan membantumu" ujar siwon

Siwon membantunya mengurus pemakaman dan setelah selesai ia pun berniat mengantar Sejeong pulang.

"Aku tidak tinggal di mansion lagi" ujar Sejeong "Oppa, bisa berikan aku satu bantuan lagi?"

Siwon hanya mengangguk

"Bantu aku siapkan perceraian dengan Sehun"

"Mengapa? Bukankah kamu sangat mencintainya?" tanya Siwon "Sepertinya kalian butuh bicara, tidak baik terus bersembunyi"

"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi.  Bagaimana pun aku berjuang, aku tidak bisa mengubah kenyataan. Takdir dan hatinya bukan milikku. Bagaimana bisa aku memaksanya?"

"Bayi kalian,,"

"Oppa pikir dia akan menerimanya? Dia bahkan sudah membuat janji untuk kembali bersama istrimu setelah istrimu melahirkan. Sadarlah oppa, kita tidak pernah menjadi bagian dari mereka" ujar Sejeong "Oppa, kamu perlu bahagia, jangan hanya memikirkan kebahagiaan orang lain disaat mereka tidak memikirkan perasaanmu. Sudah saatnya kita bangun dan hadapi kenyataan, walaupun itu menyakitkan, semua itu akan sembuh pada waktunya" Siwon hanya bisa diam. Dia tidak menyangka wanita yang lebih muda darinya itu jauh lebih tegar darinya.



TBC

Don't Leave MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang