13. Perubahan

982 78 17
                                        

Perubahan dapat terjadi setiap saat, bahkan pada saat yang tidak kamu kehendaki sekalipun.

***

Saat aku masih kecil, aku senang melihat tumbuhan-tumbuhan di sekitar rumah. Ada pohon yang masih kecil karena masih seumur jagung. Ada juga yang memang kecil ukurannya walaupun sudah tua umurnya. Ada pohon yang ukurannya besar. Bahkan rerumputan pun tak luput dari pandanganku.

Aku melihatnya setiap hari, hingga aku tak menyadari bahwa tumbuhan-tumbuhan itu juga turut menua. Bahkan aku juga tak menyadari pohon asam, pohon yang paling besar di belakang rumah pun mulai merapuh.

Sementara itu, aku juga memiliki banyak tumbuhan di kebun, yang jarang, bahkan nyaris tak pernah kukunjungi. Saat kecil aku pernah sesekali datang dan menyirami beberapa di antaranya, berharap mereka dapat bertumbuh dengan baik.

Saat aku datang setelah sekian tahun lamanya, aku terkejut. Tumbuhan-tumbuhan itu sudah berubah. Ada yang semakin besar dan kokoh. Ada yang semakin tua, dan siap untuk diganti dengan tunas yang baru.

Mungkin seperti itulah perasaanku sekarang saat melihatmu dan dirinya. Kamu selalu ada untukku. Hampir di setiap saat. Hingga tak pernah kusadari perubahan dari perasaanmu terhadapku, ataupun sebaliknya. Hingga aku merasa bahwa kita tidak pernah berubah.

Sedangkan dia? Setelah sekian lamanya tak pernah bertemu, ia benar-benar menunjukkan dan membuatku merasakan perubahan dari perasaannya padaku. Dia bahkan membuatku merasa bahwa perasaanku pun berubah terhadapnya.

Siapa yang berhak membenarkan dirinya saat ini?

- Fetch -

"Yang tadi itu bukan pertanyaan. Itu jawaban !"

Patra benar-benar bingung dengan perkataan Qian tersebut. Jawaban berupa pertanyaan, yang lebih tepat dikatakan sebagai teka-teki untuk Patra. Bahkan hingga ia sudah berada di tempat tidurnya pun, ia tetap masih memikirkan perkataan itu.

"Ah, tau ah," gerutu Patra sambil menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya.

Baru saja Patra berusaha untuk tidur, namun niatnya itu dibatalkan oleh getaran handphonenya. Dengan gusar ia menurunkan selimutnya sampai sebatas lengan. "Orang gila mana lagi sih, yang kurang kerjaan malem-malem begini," rutuk Patra.

Patra tersentak kaget, hingga terduduk dari tidurnya setelah membaca nama pengirim pesan yang baru saja ia rutuki itu.

Qiandra : Thanks, Patra. 😊

Ia menggosok matanya kasar, berusaha meyakinkan bahwa ia sedang tidak salah membaca pesan yang dikirim oleh Qiandra. "Ini beneran Qiandra?" Ucapnya masih tak percaya.

Ia melihat kalender yang terpajang di mejanya. "Emang kalender jaman sekarang suka khilaf juga. Harusnya ini malem jumat Kliwon, makanya Qiandra jadi horor kayak gini," ucap Patra menyalahkan kalender sambil menggelengkan kepalanya.

Sempat menatap kalender itu sesaat, ia memukuli kepalanya kuat. "Gila lo, chatnya anak orang gak dibales," rutuknya pada diri sendiri. Ia pun mulai menarikan jari-jarinya di layar handphonenya itu.

Patra : Sama-sama, Qiandra 😔 .

Qiandra merasa biasa saja membaca pesan yang dikirim Patra. Tapi ia agak bingung dengan emoticon yang dikirim Patra. "Pertama kalinya dia nge-chat pake emoticon gini?" Ucapnya sambil terkekeh.

Qiandra : Kok emotnya gini 😔 ?

Patra shock saat membaca pesan dari Qian. "Apaan coba? Ngapain juga pake emot segala sih, Pat," ucapnya sambil membanting handphonenya asal di tempat tidur.

FETCH [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang